Kata polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia Berzelius pada tahun 1833. Sepanjang abad 19 para ilmuwan bekerja dengan makromolekul tanpa memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya, beberapa polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Polimer berasal dari bahasa Yunani yaitu poly, yang berarti banyak, dan mer, yang berarti bagian atau satuan. Ciri utama polimer yakni mempunyai rantai yang sangat panjang dan memiliki massa molekul yang besar (Stevens, 2001).
Polimer merupakan rangkaian molekul panjang yang tersusun dari pengulangan
kesatuan molekul yang kecil dan sederhana. Molekul kecil dan sederhana penyusun
polimer disebut dengan monomer. Polimer dengan massa molekul yang besar disebut
dengan polimer tinggi. Polimer tinggi terdapat di alam seperti pati, selulosa, protein,
dan kitosan serta yang dapat disintesis di laboratorium misalnya : polivinil klorida,
polivinil alkohol, poliasam laktat, polimetil metakrilat, polietilena. Plastik
merupakan salah satu contoh polimer tinggi karena memiliki massa molekul yang
besar yaitu di atas 10.000 (Oktaviana, 2002). Polimer didefinisikan
sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil
dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat polimer.
Penggolongan polimer berdasarkan asalnya, yaitu yang berasal dari alam (polimer
alam) dan polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer sintetis).
Polimer Alam
Polimer alam telah
dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah senyawa yang
dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang terbatas dan
sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena
pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas. Contoh
sederhana polimer alam seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan kentang , pati
, selulosa dalam kayu , protein terdapat dalam daging dan karet alam diperoleh
dari getah atau lateks pohon karet, protein, DNA, kitin pada kerangka luar
serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah
polimer-polimer yang disintesis secara alami. Seratserat selulosa yang kuat
menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi
seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan
kristalin yang berasa manis.
Polimer Sintetis
Polimer buatan dapat
berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah
polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang
dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari
molekul sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan
baku kimia disebut polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly
vynil chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang
digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau
mainan anak-anak.
Polimer sintetis yang
pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan
formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada
tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang
dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah
nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak
produk lain yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan sifatnya
terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplastik (tidak tahan
panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).
Klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan
polimer termoseting.
Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik
adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer
jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang
dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk
polimer yang baru. Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis
polimer plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya,
melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang.
Polimer termoplastik
memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.
a. Berat molekul kecil
b. Tidak tahan terhadap
panas.
c. Jika dipanaskan akan
melunak.
d. Jika didinginkan akan
mengeras.
e. Mudah untuk
diregangkan.
f. Fleksibel.
g. Titik leleh rendah.
h. Dapat dibentuk ulang
(daur ulang).
i. Mudah larut dalam
pelarut yang sesuai.
j. Memiliki struktur
molekul linear/bercabang.
Contoh plastik
termoplastik sebagai berikut.
1. Polietilena (PE) =
Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, isolasi kawat
dan kabel, kantong plastik dan jas hujan
2. Polivinilklorida (PVC)
= pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin plastik,
piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
3. Polipropena (PP) =
karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
4. Polistirena =
Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
Plastik Termosetting
Polimer termoseting
adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini
dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali.Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali
(pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung
atau diperbaiki lagi. Polimer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang
mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan
keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan
mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan
menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai polimer.
Sifat polimer termoseting
sebagai berikut.
a. Keras dan kaku (tidak
fleksibel)
b. Jika dipanaskan akan
mengeras.
c. Tidak dapat dibentuk
ulang (sukar didaur ulang).
d. Tidak dapat larut
dalam pelarut apapun.
e. Jika dipanaskan akan
meleleh.
f. Tahan terhadap asam basa.
g. Mempunyai ikatan
silang antarrantai molekul.
Daftar Pustaka
http://digilib.unila.ac.id/1969/7/BAB%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.