.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Methanol dari Batubara


Abstrak

Methanol bahan bakunya adalah gas alam dan Batubara. Tetapi di Indonesia masih menggunakan gas alam untuk memproduksi Methanol. Padahal stok gas alam di Indonesia sangat kecil dan terus berkurang apabila dibandingkan dengan stok batubara di Indonesia. Oleh karena itu pabrik Methanol di Indonesia selalu Impor batubara. Hal ini sangatlah disayangkan. Industri di Indonesia akan sangat lama majunya apabila bahan baku masih Impor dari Negara lain. Perlu diadakan pabrik Methanol dengan bahan baku Batubara agar stok Batubara di Indonesia terpakai dan tidak terjual dengan harga yang rendah.


Kata Kunci: Methanol, Batubara, Gas alam.

Pendahuluan

Selama ini, bahan baku industri petrokimia di Indonesia mayoritas masih menggunakan nafta (hasil  olahan minyak mentah) dan gas alam.  Untuk memenuhi kebutuhan nafta, industri petrokimia masih mengimpor 80%-100%. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan saat ini penemuan cadangan migas baru masih belum menunjukkan kemajuan, malah jumlahnya semakin menurun dan akan habis cadangan gas alam di Indonesia dalam 12 tahun. 
Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian menjelaskan, bahan baku batubara digunakan supaya industri tidak lagi tergantung  impor. "Indonesia tidak akan pernah jadi negara industri kalau bahan bakunya masih impor," ujar Khayam.
Melihat kasus seperti itu, pemerintah membatasi kegiatan exploitasi dan penggunaan gas alam, supaya tidak cepat habis.
Di Indonesia, perkembangan industri kimia berkembang cukup pesat. Seiring perkembangan industri kimia di Indonesia, mengakibatkan kebutuhan metanol (CH3) yang merupakan bahan baku serta bahan penunjang industri kimia mengalami peningkatan. Namun Indonesia masih mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari negara lain. Kebutuhan Methanol di Indonesia pada tahun 2016 saja bisa mencapai 1.5 juta ton per tahun. Kebutuhan Methanol setiap tahun selalu bertambah tetapi cadangan gas alam selalu berkurang, oleh karena itu dibutuhkan industri penghasil Methanol dengan bahan baku selain gas alam. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan saat ini Indonesia baru memiliki satu pabrik methanol yakni PT Kaltim Methanol Indonesia. Usia perusahaan ini pun sudah 20 tahun dan belum ada pabrik serupa sejauh ini.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat saat ini cadangan batu bara Indonesia mencapai 26,2 miliar ton. Dengan produksi batu bara tahun lalu sebesar 461 juta ton dan asumsi tidak ada cadangan baru, maka umur cadangan batu bara di Indonesia masih 56 tahun. Dari jumlah sumber daya batubara tersebut, sebanyak 1% adalah batubara yang memiliki kalori yang sangat tinggi, 10% batubara yang berjenis kalori tinggi, 67% batubara berjenis kalori sedang, 22% batubara berjenis kalori rendah (Sukandarrumidi, 2005). Batubara yang ada di Indonesia dikatakan termasuk golongan bersih karena memiliki kandungan sulfur yang rendah (<1%) dan kandungan abu <5% (prokum.esdm.go.ig), sehingga tidak terlalu mencemari lingkungan.Pemanfaatan batubara secara umum saat ini cenderung kurang maksimal, karena batubara hanya digunakan sebagai sumber energi pembakaran. Dan dilihat dari harga batubara jenis kualitas rendah tersendiri cenderung murah, USD 0.015 pada bulan Agustus 2016 (www.tambang.com), dan harga metanol USD 0,40 pada bulan Agustus 2016 (www.methanex.com). 

Isi

Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung sangat lama. Sehingga batubara dapat dikatakan sebagai bahan bakar fosil. Unsur utama yang terkandung dalam batubara adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara umum, batubara digolongkan menjadi 5 tingkatan (berdasarkan urutan kualitasnya) yaitu antrasit, bituminus, subbituminus, lignit, peat (gambut). 
Beberapa proses pembuatan metanol : 

  1. Proses Pembuatan metanol dengan penyulingan kayu: Dalam pembuatan metanol adalah menggunakan penyulingan kayu (wood distillation), dimana proses ini menggunakan panas untuk memproduksi arang dan metanol dari kayu, setelah kayu dipanaskan, perlahan kayu tersebut terbakar dan melepaskan gas metanol. Gas tersebut lalu dikondensasikan untuk didapatkan metanol cair (Mc Ketta, 1983). 
  2. Oksidasi Hidrokarbon: Proses ini menggunakan senyawa hidrokarbon sebagai bahan baku utama. Dalam proses oksidari parsiil hidrokarbon, didapatkan produk yang mengandung gas parafin adalah metanol, formaldehyde, aseton, asetaldehid, aldehid, keton, alkohol tingkat tinggi. Proses ini berjalan pada tekanan 20,27–30,4 bar dengan suhu 8000C, dengan menggunakan katalis nikel, paladium, tembaga, dan oksidari dari logam – logam tersebut (Mc Ketta, 1983). 
  3. Proses Pembuatan Metanol dari Gasifikasi Batubara: Gas sintesis dapat diperoleh dari berbagai bahan baku, seperti batubara, limbah biomassa, limbah perkotaan. Pada pembuatan metanol, terdapat 2 langkah, yaitu :
  • Langkah pertama Mengkonversi bahan baku menjadi gas sintesis yang terdiri atas CO, CO2, H2O, H2 . Biasanya dicapai oleh katalitik reforming gas umpan dan uap. 
  • Langkah ke dua Sintesis katalitik metanol dari gas sintesis. Keuntungan dari proses ini adalah bahan baku mudah didapat, dan pemanfaatan batubara jenis kualitas rendah lebih optimal (www.metanol.org).
Dari beberapa proses yang tersedia, maka pemilihan proses yang dipandang cocok dari segi ketersediaan bahan baku dalam mencukupi proses jangka panjang adalah proses gasifikasi.

Metanol dapat disebut sebagai metil alkohol, wood alkohol, atau spirtus. Metanol adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia CH3OH yang merupakan alkohol yang paling sederhana. Berikut adalah beberapa bidang yang memanfaatkan metanol :
  1. Bahan baku pembuatan formalin dan metil ester serta pelarut bahan kimia. 
  2. Campuran bahan anti beku pada air pendingin dan pembutan cairan pembersih.
  3. Bahan baku pembuatan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether), yaitu bahan adiktif bahan bakar untuk memperbaiki proses pembakaran.
  4. Metanol adalah bahan baku pembuatan dimetil eter, sebagai cairan aerosol dan dijadikan bahan campuran untuk pembuatan LPG.
  5. Metanol kini sedang dikembangkan sebagai fuel cell untuk laptop, bahkan kendaraan.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Bandung.

Mc Ketta, J.J., and Cunningham, W.A., 1983, Encyclopedia of Chemical Processing and Design, Marcel Dekker, Inc., New York.

Rachman, Fadly Fauzi "Berapa Cadangan MIGAS RI? ini penjelasan ESDM" 11 Agustus 2018. https://finance.detik.com/energi/d-3806664/berapa-cadangan-migas-ri-ini-penjelasan-esdm

Kontan Harian. "Petrokimia akan memakai bahan baku Batubara". http://www.kemenperin.go.id/artikel/10930/Petrokimia-Akan-Memakai-Bahan-Baku-Batubara

Primadhyta, Safhyra. "Indonesia Punya Cadangan Batubara 26.2 miliar Ton.". 11 Agustus 2018. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180321191053-85-284837/indonesia-punya-cadangan-batu-bara-262-miliar-ton

Http:// www.datacon.co.id/ diakses pukul 09.30 wib pada Sabtu, 11 Agustus 2018.

Http:// www.esdm.go.id/ diakses pukul 09.40 wib pada Sabtu, 11 Agustus 2018.  

Http://www.metanol.org/ diakses pukul 09.35 wib pada Sabtu, 11 Agustus 2018. 

Http:// prokum.esdm.go.id/ diakses pukul 10.10 wib pada Sabtu, 11 Agustus 2018. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.