@F18-Jessica
ABSTRAK
Industri tahu di Indoesia
saat ini telah berkembang pesat sehingga menyebabkan peningkatan jumlah limbah
tahu. Limbah cair tahu yang dihasilkan langsung dibuang ke badan air, hal ini
mengakibatkan menurunnya kualitas badan air tersebut. Cairan limbah tahu
merupakan komponen yang berbahaya jika dibuang begitu saja ke lingkungan karena
dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan mencemari air, juga pemicu gas rumah
kaca. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, limbah cair ini dapat diolah
lebih lanjut untuk menghasilkan produk samping berupa biogas yang mengandung
gas methan sebagai substitusi energi pada industri yang bersangkutan. Pengolahan
diperlukan untuk parameter pencemar dalam air limbah tersebut agar memenuhi
baku mutu air limbah sehingga tidak mencemari lingkungan.
Kata Kunci : Limbah Tahu
PENDAHULUAN
Sebagian besar industri
tahu tempe masih merupakan industri kecil skala rumah tangga yang tidak
dilengkapi dengan unit pengolah air limbah, sedangkan industri tahu dan tempe
yang dikelola koperasi beberapa diantaranya telah memiliki unit pengolah
limbah. Dengan sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke
peraian kadar zat organiknya (BOD) masih cukup tinggi yaitu sekitar 400 – 1 400
mg/l (Damayanti,2004). Untuk itu perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar
kandungan zat organik di dalan air limbah memenuhi standar air buangan yang
boleh dibuang ke saluran umum.
Menurut Rahayu (2009), proses
produksi tahu menghasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada
umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair
dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan
senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu
menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak
sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan
sekitar.
Industri pengolahan tahu
tersebut selain menghasilkan produk utama berupa tahu dalam berbagai bentuk
(tahu putih, tahu goreng, tahu pong, dan kerupuk tahu), juga menghasilkan limbah
padat maupun limbah cair. Limbah padat sudah banyak dimanfaatkan seperti pakan
ternak dan tempe gembus. Namun limbah cair belum dimanfaatkan sama sekali atau
langsung dibuang begitu saja ke perairan. Akibatnya perairan menjadi tercemar,
begitu pula dengan simpanan air tanah yang ditandai oleh kotornya wilayah
perairan dan timbulnya bau menyengat.
BATASAN
MASALAH
Bagaimana proses
pemanfaatan limbah cair tahu pada industry?
PEMBAHASAN
Mekanisasi produksi perlu
dilaksanakan disuatu industri kecil sekalipun, hal ini penting karena
mekanisasi produksi tentunya akan memberikan keuntungan disegi efisiensi kerja
yaitu efisien waktu, biaya dan tenaga kerja yang nantinya juga dapat
meningkatkan jumlah produksi dibandingkan dengan kerja produksi manual.
Mekanisasi produksi termasuk pada pengolahan limbah produksi yang dihasilkan
karena jumlah limbah cair dari ampas tahu ini terbilang besar per harinya agar
dari sisa hasil produksi tetap bisa dimanfaatkan kembali untuk hal yang berguna
dengan meneliti kandungan yang terdapat dalam limbah tahu. Karena ampas dari
pengolahan tahu tersebut mencemari lingkungan dan menghasilkan bau yang
menyengat. Dengan melihat kandungan limbah tahu yaitu metana maka ampas tahu
bisa dimanfaatkan agar bisa menjadi biogas, biogas tersebut bermanfaat sebagai
pengganti bahan bakar pengganti gas LPG, minyak tanah, ataupun kayu bakar untuk
memasak memasak pada rumah tangga karena setelah didiamkan selama beberapa hari
akan menghasilkan gas metana.
Limbah cair yang
dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari
gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang
tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari
sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian
peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman
kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu
kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai. Sebagian besar limbah cair yang
dihasilkan berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, alat
produksi dan lantai.
Limbah yang dihasilkan
dari proses pembuatan tahu dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak. Hal
tersebut dilakukan karena dalam ampas tahu terdapat kandungan gizi. Yaitu,
protein (23,55 persen), lemak (5,54 persen), karbohidrat (26,92 persen), abu
(17,03 persen), serat kasar (16,53 persen), dan air (10,43 persen). Salah satu
alasannya, selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
KESIMPULAN
Dengan melihat kandungan
limbah tahu yaitu metana maka ampas tahu bisa dimanfaatkan agar bisa menjadi
biogas, biogas tersebut bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar pengganti gas
LPG, minyak tanah, ataupun kayu bakar untuk memasak memasak pada rumah tangga
karena setelah didiamkan selama beberapa hari akan menghasilkan gas metana.
Limbah yang dihasilkan
dari proses pembuatan tahu dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak.
Selain itu, larutan bekas pemasakan dan perendaman tahu dapat didaur ulang
kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan hati-hati
juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien mungkin
untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Penerbit
Pantona Media. Jakarta.
Indriyati.
2012. Unjuk Kerja Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Biologi. http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo/article/download/81/67
(diunduh tanggal 10 Februari 2018)
Ridhuan,
Kemas. 2012. Pengolahan Limbah Cair Tahu Sebagai Energi Alternatif Biogas Yang
Ramah Lingkungan. http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo/article/download/81/67
(diunduh tanggal 10 Februari 2018)
Satanfield,
Sardi. 2015. Pemanfaatn Limbah Cair Tahu Industri. https://www.kompasiana.com/satanfield/pemanfaatan-limbah-cair-industri-tahu_5500b9d7a333115373511b53
(diunduh tanggal 10 Februari 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.