Oleh : Muhamad Irfan (@G20-Muhamad)
Abstrak : Laporan
penderita Tuberkolosis (TB) didunia tahun 2006 yang dibuat oleh World Health
Organization (WHO) menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3
di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan
jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun (18,7%). Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar
setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan
nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Dari data South East Asia
Medical Center (SEAMIC) Health Statistic 2001 influenza dan pneumonia merupakan
penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan
memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, padahal pneumonia
dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati. Tingginya resiko kematian
penderita penyakit paru-paru (18,7%) menunjukkan bahwa jenis penyakit ini perlu
diperhatikan secara serius. Hal ini terkait dengan kurangnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan paru-paru. Apalagi saat ini polusi udara semakin
meningkat yang disebabkan asap dari para perokok aktif, asap industri pabrik,
asap kendaraan bermotor dan berbagai polusi lainnya. Udara yang tercemar bila
dihirup dapat menyebabkan kondisi kesehatan paru-paru terganggu, salah satunya
batuk
.
.
Kata Kunci :
Kanker dan Paru-paru
Isi : Menurut
Hidayat Atep Afia dan Kholil Muhamad (2017) Pencemaran lingkungan oleh industri
kimia atau industri lainnya terjadi di semua sentra industri, kawasan industri
atau kota industri. Dampaknya yang terpenting ialah menurunkan kualitas hidup
manusia di sekitarnya, bahkan dapat menimbulkan penyakit kronis. Seperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh Universitas California dan Universitas Michigan
di wilayah Alberta, Kanada yang menunjukkan bahawa makin tinggi tingkat
kontaminasi akibat polusi udara, maka menyebabkan makin tinggi pula jumlah
penderita kanker. Sebagai catatan di wilayah Alberta terdapat lebih dari 40
industri yang menebaremisi berbagai zat polutan ( ENN, 2013 ).
Tingginya resiko kematian penderita penyakit paru-paru
(18,7%) menunjukkan bahwa jenis penyakit ini perlu diperhatikan secara serius.
Hal ini terkait dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan paru-paru.
Apalagi saat ini polusi udara semakin meningkat yang disebabkan asap dari para
perokok aktif, asap industri pabrik, asap kendaraan bermotor dan berbagai
polusi lainnya. Udara yang tercemar bila dihirup dapat menyebabkan kondisi
kesehatan paru-paru terganggu, salah satunya batuk.
Paru dan Penyakit
Paru-paru
Paru (paru-paru) adalah salah satu alat tubuh yang vital
untuk kehidupan manusia. Tanpa paru, seseorang tidak akan mungkin hidup di muka
bumi ini. Fungsi utama paru adalah sebagai alat pernapasan. Pada waktu menarik
napas, kita akan memasukkan oksigen (O2 = zat asam) ke dalam paru kita, dan
pada waktu mengeluarkan napas kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2 = zat
asam arang) dari paru. Tingkat polusi udara yang semakin tinggi memicu
timbulnya berbagai macam penyakit paru. Asap industri pabrik dan berbagai asap
lainnya, apabila banyak terhirup oleh manusia dapat mengganggu fungsi paru dan
menyebabkan munculnya penyakit paru seperti Tuberkolosis. Kebiasaan merokok
juga dapat memicu timbulnya penyakit kanker paru. Para buruh pabrik yang
bekerja bertahun-tahun di pabrik yang mengandung zat karsinogenik (zat yang
dapat memicu kanker) juga rawan terjangkit penyakit paru. Berikut ini akan
dibahas beberapa penyakit paru yang paling sering muncul diantaranya tuberkolosis (TBC), radang paru-paru, asma, kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronik.
a.
Tuberkolosis (TBC) Penyakit
tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
b.
Radang Paru-paru (Pneumoni) Radang
paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paruparu di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang Jurnal Teknologi Informasi Vol
2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 97 paru-paru dapat
disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus,
jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh
kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani.
c.
Asma adalah suatu kelainan berupa
peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang
berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan
atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
pengobatan. Asma bersifat fluktuatif artinya dapat tenang tanpa gejala tidak
mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat
bahkan dapat menimbulkan kematian.
d.
Kanker Paru pada dasarnya adalah
tumor ganas dari epitel bronkus. Proses keganasan pada epitel bronkus ini akan
didahului oleh apa yang disebut masa prakanker. Perubahan pertama yang Jurnal
Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 98
terjadi pada masa prakanker ini disebut sebagai metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. Metaplasia
skuamosa ini dapat timbul akibat berbagai macam pengaruh dari luar tubuh,
seperti penghisapan gas-gas dan asap seperti yang terdapat di asap rokok dan
beberapa zat kimia hasil industri.
e.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran
napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. • Bronkitis
kronik, kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal
3 bulan dalam setahun.
• Emfisema, suatu kelainan ana
tomis paru
yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli.
Faktor
Resiko :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara di lingkungan dan tempat
kerja
3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah
berulang.
Daftar Pustaka :
-
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil.
2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media
-
Yunus, Mahmud dan Setyowibowo, Sigit. Jurnal
Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 http://ejurnal.stimata.ac.id/index.php/TI/article/view/130/170
-
Yulita, Eli 2012. Jurnal Riset Industri Vol.VI
No.1Hal.13-22 http://ejournal.kemenperin.go.id/jri/article/view/3291/pdf_45
-
Jamilatun, Siti dan Setyawan, Martomo http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum/article/viewFile/1651/1149
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.