Dibuat Oleh : @Donni
Abstrak
llmu arkeologi
berusaha
untuk mengetahui aspek perilaku manusia
masa lampau melalui
jejak-jejak
yang
ditinggalkan, yang berupa
benda-benda, baik yang berbentuk
alat maupun bukan alat.
Perilaku manusia yang telah
menghasilkan
tinggalan-tinggalan arkeologis mencakup
3 hal, yaitu 'buat', 'pakai', dan 'buang'
(Sharer dan Ashmore, 1977) yang merupakan
proses awal terbentuknya data arkeologi. Analisis metalurgi berusaha
menjawab atau menerangkan hal-hal yang bersangkut paut dengan proses buat dan proses pakai
terhadap
artefak. Di samping itu, analisis
metalurgi dapat pula dipakai untuk menjelaskan aspek-aspek kehidupan manusia dalam
hal sosial, ekonomi, teknologi, dan ideologi.
Kata kunci : Metalurgi
Pengantar
Metalurgi adalah ilmu yang
mempelajari sifat-sifat kimia dari logam dan cara memanfaatkan logam untuk
kegunaan sehari-hari. Kata 'Metalurgi' sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani
'Metallougos', merupakan istilah yang digunakan oleh ahli kimia untuk
mendeskripsikan ekstraksi logam dari
mineral. Di jaman modern ini selain ekstraksi logam, metalurgi juga
mempelajari produksi logam serta mikrostruktur. Metalurgi juga disebut ilmu yang
ber kaitan dengan metal
atau logam. Namun, batasan teknis tentang
apa
yang
disebut
'metal' tampaknya belum ada kesepakatan secara universal.
Seorang ahli kimia atau ahli fisika barangkali akan mempunyai pan- dangan yang berbeda. Bagi ahli metalurgi, perhatian utama terhadap
logam adalah sifat-sifat logam yang menyangkut sifat
mekanis, elektris, dan magnetis
(Brick,
dkk.
1977:1). Tugas ahli metalurgi terutama adalah menemukan bagaimana cara memodifi
kasi dan mengubah
sifat-sifat metalik melalui
kontrol
komposisi
dan
unsur logam. Perlu disebutkan
bahwa
atas dasar sifat- sifat metalik
tersebut
ada dua jenis logam yang disebut dengan istilah unalloyed metal (logam bukan paduan) dan alloyed metal (logam
paduan). Logam paduan adalah kombinasi
antara dua jenis logam atau lebih yang disatukan (dicampur)
secara
permanen dengan cara melebur bersama-sama
(Knauth, 1974:12). Morton C.
Smith (1956: 2) menyatakan
bahwa,
"It
is
customary
to
reserve
the term
'alloy' for metallic
materials to which a foreign element or elements have been intentionally added for the direct
purpose
of altering their mechanical, physical,
or chemical properties”. Jelaslah bahwa untuk dapat dinyatakan
sebagai alloy harus ada faktor kesengajaan
(intensional) karena tujuan tertentu.
Beberapa
tehnik pengerjaan yang dilakukan dalam metalurgi seperti :
1 Teknik Tempa
Pada
prinsipnya teknik pengerjaan ar tefak perunggu adalah teknik tempa dan teknik cetak. Dalam hal teknik
tempa pe- ngerjaan logam tembaga dan paduannya
adalah tempa dingin - cold working. Pengertiannya adalah penempaan dilakukan dalam
keadaan dingin tanpa dibarengi dengan proses
pembakaran seperti halnya besi.
2.Raising dan Sinking
Untuk pembuatan benda-benda wadah,
penempaan yang dilakukan ada 2 macam yang
disebut dengan istilah raising
dan
sinking, blocking atau hollowing
(Hodges, 1976:73-76). Teknik tersebut biasa diterapkan
untuk pembuatan benda-benda wadah
atau benda yang berbentuk cekung. Teknik raising adalah penempaan dari sisi
luar artefak pada sebuah landasan yang berbentuk
cembung (dome-headed anvil). Sebaliknya,
teknik sinking adalah penempaan yang dilakukan
dari sisi dalam. Selain itu, ada teknik yang disebut dengan istilah spinning
yang
pada prinsipnya sama dengan
teknik raising yang bersifat mekanik.
3.Teknik Cetak
Pembuatan
dengan teknik ini meng-
gunakan sejenis cetakan
yang dapat di-
bedakan berdasarkan tipenya menjadi: tipe cetakan
terbuka atau cetakan tunggal
(open mould), tipe cetakan
ganda (multi mould
atau
piece mould),
tipe
cetakan
setangkup (bivalve mould)
dan proses pencetakan dengan metode tersebut terdiri atas tiga tahap yang disebut tahap positif, negatif,
dan
positif.
4 Teknik Dekorasi
Pembuatan dekorasi untuk artefak tem- baga dan perunggu
dapat dilakukan de- ngan
beberapa teknik: repoussé, chasing, engraving, overlying,
flushing.
Teknik
repossé
adalah pembuatan dekorasi dengan penempaan
dari sisi belakang
sehingga
menimbulkan hiasan berbentuk relief dan teknik tersebut juga dapat dilakukan dengan penempaan bagian
permukaan yang disebut chasing.
Ilmu metalurgi juga dapat
diterapkan dalam dunia farmasi , menurut Hidayat dan Kholil dalam buku Kimia
Industri dan Teknologi Hijau (2017), Beberapa nama di bidang farmasi seperti
Paracelsus (1541 – 1493) sudah memahami pentingnya zat aktif dalam membuat
sediaan obat demikian dengan Ibu Sina (980 – 370M) menghasilkan beberapa karya –
karya kefarmasian yang sangat terkenal.
Daftar Pustaka
·
Brick, Robert M., Alan W. Pense, Robert B. Gordon.
1977. Structure and Proper- ties of Engineering Materials.
Mc Graw-Hill, Inc.
·
Haryono, Timbul. 1983. “Studi Arkeometa- lurgi dalam Disiplin Arkeologi” dalam Berkala Arkeologi IV (2). Balai Arke- ologi Yogyakarta
·
Hidayat, dan Kholil. 2017. Kimia Industri dan
Teknologi Hijau. Jakarta. Patona Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.