.

Rabu, 11 Oktober 2017

Pencemaran Di Kalimantan Timur


@D03-almira; @ProyekB06;

Oleh: Almira Septemi Yuna

Pencemaran Udara

Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara,
yaitu masuknya zat pencemar kedalam udara.
Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut, juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia misalnya akibat transportasi, industri, pembuangan sampah,baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.

Di Samarinda sendiri pembangunan fisik kota berdirinya pusat industri serta melonjatknya penggunaan kendaraan bermotor yang dapat kita amati dengan semakin padatnya jalan-jalan di Ibu kota Kalimantan Timur ini, pertumbuhan pesat dunia industri membawa dampak positif antara lain mendatangkan devisa bagi negara, transfer teknologi dan membuka lapangan kerja. Namun sektor industri juga mengusung dalam berdirinya damak negatif yang patut diwaspadai, berupa limbah dan pencemaran udara yang bila tidak dikelola dengan baik akan mengganggu keseimbangan lingkungan.


Peningkatan jumlah Kendaraan di Kota Samarinda

Mengutip dari Harian Tribunkaltim (2013/03/17) - Berdasarkan catatan Kantor Samsat Samarinda, rata - rata penambahan jumlah kendaraan baru di Samarinda tidak kurang dari 4000 unit perbulan. Jumlah itu dengan perbandingan 60 : 40 (60 persen roda 2 dan 40 persen roda 4). Tingginya petumbuhan itu berimbas pada tingginya tingkat kemacetan di Samarinda. Padahal, bila dikelola dengan baik sedikitnya ada 67 titik potensial parkir yang ada di Samarinda dengan potensi mencapai Rp 10 miliar pertahunnya. Hal itu terungkap dalam diskusi Tematik dengan tema "Rekayasa Penataan Parkir Dalam Rangka Mengurai Kemacetan dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda" di Rosty Bakery & Resto, Jl Juanda, Samarinda, Jumat (15/3/2013) lalu.
Pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Samarinda pada tahun 2010 sebesar 54.573 unit (46.129 unit roda 2 dan 8.444 roda 4). Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding tahun 2009 yang jumlahnya hanya mencapai 48.668 unit. Sementara pada kurun waktu Januari hingga April 2011, jumlah kendaraan baru sudah mencapai 13.196 unit, terdiri dari 10.686 unit kendaraan roda 2 dan 2.483 unit roda 4.
Masalah ini sebenarnya bila dilihat dari sisi lingkungan tidak hanya menyebabkan kemacetan lalulintas namun juga penurunan kualitas udara khususnya di daerah padat kendaran.

Kebakaran yang Terjadi di Indonesia

Kebakaran di Indonesia terus menghasilkan asap dan kabut di seluruh wilayah, dengan polusi udara mencapai level yang sangat berbahaya dalam semalam di Singapura. Sejak pukul 5 pagi pada tanggal 25 September, level polutan negara tersebut merupakan yang tertinggi dari yang pernah diukur hingga tahun 2015. Pada level ini, seluruh masyarakat cenderung terkena dampak negatif, dan para pihak yang berwenang telah menutup semua sekolah dasar dan menengah hingga situasi menjadi lebih baik.

Polusi Udara di Balikpapan

Berbicara tentang pulusi udara,tentu bukan hal yang asing lagi bagi kita khususnya di indonesia. Beberapa tempat di Indonesia mengalami masalah polusi udara yang sangat memprihatingkan. Kita bisa melihat contoh di kota balikpapan,kalimantan timur. Setiap hari mengalami kabut asap yang kemudian menutupi langit yang biru. Hal seperti ini tentu menimbulkan dampak negatif yang sangat besar bagi kesehatan manusia. Belum lagi asap kendaraan,asap rokok,dan asap pabrik-pabrik industri yang kesemuanya dapat mencemari udara.
Dimana ada manusia maka disitu akan terjadi polusi udara karena manusia adalah faktor utama yang mengakibatkan terjadinya polusi udara. Polusi udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan berupa penurunan kualitas udara karena masuknya polutan atau unsur yang berbahaya kedalam lapisan udara (atmosfer). Masuknya polutan kedalam atmosfer yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan faktormanusia.
Pencemaran udara berdasarkan faktor alam adalah aktivitas alam yang tidak terduga sebelumnya. Seperti aktivitas gunung berapi yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik. Polutan yang dihasilkan berupa asap,debu,dan gas. Penyebab pencemaran udara yang kedua adalah faktor manusia,hal ini dikarenakan adanya aktivitas manusia yang dapat mengubah atau menurungkan kualitas lingkungan khususnya udara. Beberapa aktivitas manusia yang dapat mencemari udara seperti penggunaan teknologi secara berlebihan,pembakaran,proses peleburan seperti baja,pertambangan dan penggalian,proses pengolahan dan pemanasan,pembuangan sampah yang menimbulkan bau busuk,proses kimia seperti pemurnian minyak bumi,dan lain sebagainya.
Seperti yang saya katakan diawal bahwa manusia adalah faktor utama terjadinya pencemaran udara. Sehingga cukup sulit untuk mengatasi masalah ini karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengalam peningkatan. Dibalikpapan sendiri tercatat bahwa ditahun 2003 jumlah penduduk di balikpapan mencapai 450.000 jiwa dan sekarang penduduk balikpapan sudah mencapai 706.414 jiwa. Jumlah penduduk yang sangat banyak ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan. Jumlah pengguna kendaraan akan semakin meningkat dikarenakan jumlah penduduk juga meningkat. Hal ini tentu akan memadati lalu lintas hingga akhirnya Balikpapan terasa panas karena asap yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut.
Balikpapan pada awalnya adalah sebagian besar hutan tapi karena adanya pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di setiap tahunnya maka tidak herang jika sedikit demi sedikit balikpapan yang awalnya adalah hutan beralih menjadi kota kecil dan tidak menutup kemungkinan kalau beberapa tahun kemudian Balikpapan akan menjadi kota yang besar dan padat akan jumlah penduduknya. Dalam proses pembangunan tentu orang-orang dibalikpapan mesti melakukan penebanan pohon dan tidak sedikit diantara mereka yang melakukan pembakaran sehingga balikpapan mengalami kabut asap. Kabut asap ini tentu mencemari udara dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Belum lagi di Balikpapan terdapat banyak pabrik-pabrik yang kesemuanya melepas asap kelapisan udara. Hal semacam inilah yang kemudian membuat kota balikpapan menjadi terasa sangat panas. Adapun bahan yang dapat mencemari udara seperti karbon monoksida(CO), nitrogen dioksida(NO2),sulfur diosida(SO2),cfc,karbon dioksida(CO2) dan lain sebagainya. Apabila ini dihisap oleh manusia secara terus menerus maka tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Dampak yang disebabkan oleh pencemaran udara antara lain penipisan ozon,pemanasan global,timbulnya penyakit pernapasan,terganggunya fungsi reproduksi,stress dan penurunan tingkat produktivitas,kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak dan penurunan tingkat kecerdasan (iq) anak-anak.
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah pencemaran udara seperti clean air arc yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara,mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya fuel cell dan solar cell,menghemat energy yang digunakan dan Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Melihat kenyataan yang kita alami sekarang, polusi udara dibalikpapan menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang sangat serius. Pencemaran udara selain disebabkan oleh faktor alam juga disebabkan oleh manusia seperti asap kendaraan,asap rokok,asap pabrik-pabrik industri,pembakaran hutang dan lain sebagainya. Asap ini kemudian masuk kelapisan udara dan terjadilah yang namanya polusi udara. Selain berdampak buruk pada lingkungan,pencemaran udara juga berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Dampak pencemaran udara

Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, aerosol, timah hitam) dan gas (CO, NOx, Sox, H2S, Hidro karbon). Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingakatan dan jenisnya, tergantung  dari macam, ukuran dan komposisi kimiawintya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.
Pencemaran udara karena partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis khronis, emfiesma paru, asma bronchial bahkan kanker paru.
Sedangkan bahan pencemar gas terlarut dalam udara dapat langsung masuk kedalam tubuh sampai ke paru-paru yang pada akhirnya diserap oleh sistem pembuluh darah.
Kadar timah (Pb) yang tinggi di udara dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala dini mulai ditunjukan dengan terganggunya fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti anemia, kerusakan ginja dan lain lain. Sedangkan keracunan Pb bersifat akumulatif.
Keracunan Gas CO timbul sebagai akibat terbentuknya karboksihemoglobin (COHb) dalam darah. Afnitas CO yang lebih besar dibandingkan Oksigen (O2) terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya penyediaan oksigen keseluruh tubuh ini akan membuat sesak nafas dan dapat menyebabkan kematian, apabila tidak segera mendapatkan udara segar kembali. Sedangkan bahan pencemar udara seperti SOx, Nox, H2S dapat merangsang saluran pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.

Dampak pencemaran udara, khusunya yang berhubungan dengan dampak-dampak sosial dan ketidak nyamanan terhadap penuduk, sebelumya telah banyak diamati diberbagai kota besar lainnya di Indonesia, namun demikian dampak tersebut belum di kuantifikasikan secara ilmiah dalam hal besaran tingkat pencemaran yang terjadi. Kurangnya informasi dan fasilitias penghitungan merupakan salah satu sebab terjadinya hal tersebut. Dampak-dampak terhadap kesehatan dan material akibat pencemaran udara juga masih dirasakan sangat sediti informasinya, sehingga sukar untuk dijadikan sebagai indikator pencemaran udara yang baik.
Studi-studi yang lebih mendalam sangat diperlukan, sehingga dengan menggunakan data yang lebih baik tepat mengenai tingkat pencemaran udara yang ada di kota Samarinda.
Pencemaran yang diemisikan dari setiap sumber yang ada akan tersebar di dalam atmosfer, melalio suatu proses dispersi , difusi, transformasi kimiawi dan pencenceran yang kompleks. Di samping itu, akibat pergerakan dan dinamika atmosfer sendiri, pencemaran yang masuk kedalam atmosfer dan elah mengalami proses-proses tadi akan dapat berpindah dari titik asal sumbernya ke arah atau kawasan lain di sebelah hilir, sesuai dengan arah dan kecepatan angin dominan yang berlaku.
Dalam konteks pembahasan yang umum, pergerakan (transport) pencemar udara di dalam amosfer akan terjadi dalam tiga dimensi, baik horizontal maupun transversal, sesuai dengan arah angin (adveksi), maupun vertikal, ke lapisan atas atmosfer bumi,
Adalah suatu kenyataan, bahwa fenomena-fenomena pencemar udara yang telah kita kenal, pada dasarnya disebabkan oleh akivitas antropogenik, khusunya di daerah-daerah perkotaan  yang telah berkembang dan bukan oleh sumber dan aktivitas alami.
Kronologis fenomena pencemaran udara yang ada, menunjujan adanya kaitan yang erat antara aktivitas manusia (antropogenik) yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Kandungan Logam Berat Dalam Tanah dan Di Udara

Gambaran kronologis seperti yang diuraikan berikut ini, setidak tidaknya memberikan kesan adanya keterkaitan yang erat tesebut, Kabut London, teramati setelah Revolusi Industri pada abad ke-18 setelah diperkenalkannya bahan bakar fosil (batu bara) penggerak mesin uap yang ekstensif. Fenomena ini memuncak pada akhir abad ke-19. Smog Fotokimia Los Angeles, yang semula diperkirakan sama dengan kabut london, pada dasarnya adalah suatu pencemaran udara dalam bentuk dan skala yang lain, yang lain, yang merupakan manifestasi proses dinamika dan kinetika atmosfer yang lebih kompleks akibat unsur-unsur pencemar udara yang terkandung dalam gas buang kendaraan bermotor, pengaruh pencemaran jenis ini mulai dirasakan pada tahun 1942, bersamaan dengan meluasnya penggunaan dan jumlah kendaraan bermotor.
Pengenalannya terhadap fenomena yang sebenarnya berlangsung, baru dapat diungkapkan pada tahun 1950-an oleh Hagen Smitt dan Leighton (1951), Hujan Asam, yang terjadi secara luas di daratan Amerika Uatara dan Eropa Barat, adlaah merupakan fenomena pencemar udara yang berskala spasial dan temporal.
Akumulasi gas rumah kaca, juga masih disebabkan oleh pmbakaran bahan bakar fosil, namun dalam skala spasial dan temporal yang lebih besar (Skala Global) dari tiga fenomena yang terdahulu. Fenomena ini sebenarnya merupakan suatu fenomena yang erat hubungannya dengan pembentukan kehidupan biologis di bumi, ribuan tahun yang lalu. Kontribusi yang diberikan oleh aktivitas antropogenik dalam fenomena ini baru dapat diungkap pada tahun 1980-an, dengan perkembangan ilmu kimia atmosfer dan semakin luasnya penelitian ekobiologi. Pengaruh yang ditimbulan jenis pencemaran udara ini jelas akan berskala global, terutama bila dikatikan dengan pemanasan bumi (global warmiing)

Aktivitas kota Besar di Indonesia, khusunya Samarinda, memiliki potensi yang sangat besar dalam penurunan kualitas udara. Hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas transportasi dan aktivitas industri meski sebagian hanya memberikan kasus pencemaran lokal di beberapa wilayah  sesuai dengan peruntukan daerahnya. Pemukiman dan pengelolaan sampah padat hanya memberi kontribysi pencemaran yang relatif rendah.
Sektor transportasi merupakan sumber dominan bagi seluruh jenis pencemar udara, baik gas maupun partikulat. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa tingkat pencemaran tertinggi di kota Samarinda terletak pada daerah- daerah pusat kota terutama wilayah yang padat kendaraaan.

Polusi udara ini disebabkan meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan lebar dan panjang jalan. Karenanya, uji emisi ini dapat mendukung pengurangan polusi. Misalnya dengan mengukur gas buang kendaraan roda empat, mendeteksi kinerja mesin kendaraan berbahan bakar solar dan bensin sebagai upaya mengetahui potensi pencemaran udara.




Daftra Pustaka:

ansorbudiman.blogspot.co.id/2013/12/pencemaran-udara-di-tepian-city_19.html?m=1
www.wri.
org/blog/2015/09/kebakaran-di-indonesia-menghasilkan-polusi-udara-dengan-level-“sangat-berbahaya”-di
sabran11.blogspot.co.id/2016/05/polusi-udara-di-kota-balikpapan.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/m.tribunnews.com/amp/regional/2014/10/15/pencemaran-udara-di-samarinda-berpotensi-akibatkan-ispa
m.kaltim.prokal.co/read/news/244054-alat-rusak-indeks-pencemaran-udara-tak-bisa-diketahui.html

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.