Partikulat debu melayang (Suspended Particulate
Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan
diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron.
Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan.
Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan.
Particulate matter (PM) adalah istilah untuk partikel
padat atau cair yang ditemukan di udara. Partikel dengan ukuran besar atau
cukup gelap dapat dilihat sebagai jelaga atau asap. Sedangkan partikel yang
sangat kecil dapat dilihat dengan mikroskop electron.
Secara alamiah, partikulat dapat dihasilkan dari
debu tanah kering yang terbawa oleh angin, proses vulkanis yang berasal dari
letusan gunung berapi, uap air laut. Partikulat juga dihasilkan dari pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon murni
atau bercampur dengan gas-gas organik, seperti halnya penggunaan mesin diesel
yang tidak terpelihara dengan baik dan pembakaran batu bara yang tidak sempurna
sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Jika dibandingkan
dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya
menghasilkan partikulat dalam jumlah yang lebih sedikit. Emisi partikulat
tergantung pada aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil,
seperti transportasi kendaraan bermotor, industri berupa proses (penggilingan
dan penyemprotan) dan bahan bakar industri, dan sumber-sumber non industri,
misalnya pembakaran sampah baik domestik ataupun komersial. (Yusra, 2010)
Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan
umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran
partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung
masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti
bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena
partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi
reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga. PM-10 Standar merupakan partikel kecil yang
bertanggung jawab untuk efek kesehatan yang merugikan karena kemampuannya
untuk mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan. PM-10 termasuk
partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang.
Efek utama bagi kesehatan manusia dari paparan
PM-10 meliputi: efek pada pernapasan dan sistem pernapasan, kerusakan jaringan
paru-paru, kanker, dan kematian dini. Orang tua, anak-anak, dan orang-orang
dengan penyakit paru-paru kronis, influenza, atau asma, sangat sensitif
terhadap efek partikel. PM-10 yang asam juga dapat merusak bahan buatan manusia
dan merupakan penyebab utama berkurangnya jarak pandang. Selain itu partikulat
debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada
mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata (Visibility). Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam
partikulat debu di udara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada
umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0,01%
sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi logam tersebut
dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi
sinergistik pada jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang
terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan dosis sama yang berasal dari makanan atau air minum. Oleh
karena itu kadar logam di udara yang terikat pada partikulat patut mendapat
perhatian .
Pada lingkungan, keberadaan partikulat di
udara dapat mereduksi radiasi matahari dan meningkatkan kemungkinan
presipitasi. Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah
dan jenis radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi sehingga menyebabkan penurunan visibilitas. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai
permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengganggu keseimbangan panas
pada atmosfer bumi. Peningkatan refleksi
radiasi solar oleh partikulat mungkin berperan dalam penurunan suhu atmosfer
tersebut. (BPLHD Jabar, 2009)
DAFTAR
PUSTAKA
Blog
Kimia Lingkungan. 2015. Particulate Matter (PM 10). dalam https://environmentalchemistry.wordpress.com/2013/01/18/particulate-matter-pm-10/
Blog air environment. 2015. Karakteristik dan Dampak
TSP, PM 2.5, dan PM10. Dalam http://airveronmental.blogspot.co.id/2015/02/karakteristik-dan-dampak-tsp-pm-25-dan.html
USU. Pengertian Lingkungan dan Pencemaran.
Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26530/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.