.

Sabtu, 04 Februari 2017

INDUSTRI OLEOKIMIA



INDUSTRI OLEOKIMIA
 

Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik tumbuhan maupun hewani. Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia semakin meningkat. Hal ini disebabkan produk oleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapatdiperbaharui, dan produk yang ramah lingkungan. Pada saat ini industri oleokimiamasih berbasis kepada minyak/trigliserida sebagai bahan bakunya. Hal ini terjadikarena secara umum para pengusaha masih ragu untuk terjun secara langsung ke industri oleokimia. Masih sangat jarang dijumpai sebuah industri yang mengolah bahan baku langsung menjadi bahan kimia tanpa melalui trigliserida.

Selama ini asam lemak dari kelapa sawit selalu diolah dari minyak/trigliserida. Padahal darisegi teknik dan ekonomi akan lebih efisien untuk mengolah secara langsung buahsawit menjadi asam lemak melalui pengaktifan enzim lipase yang terkandung pada buah sawit. Hal ini juga bisa ditemukan pada bahan baku nabati lainnya(Samardi 2009).Oleokimia terdiri atas asam lemak, meliester lemak, alkohol lemak, aminalemak, dan gliserol. Produk-produk turunannya berupa sabun batangan, detergen,sampo, pelembut, kosmetik, bahan tambahan untuk industri plastik, karet, dan pelumas. Dalam perdagangan dikenal dua jenis oleokimia, yaitu oleokimia alamidan oleokimia buatan. Oleokimia alami diperoleh dari minyak nabati atau minyak hewani sedangkan oleokimia dapat diperoleh dari minyak bumi (petrokimia), seperti propilena (Andreson 1999).


Tingginya minat masyarakat pedesaan di Provinsi Riau terhadap usahatani kelapa sawit telah menjadikan Provinsi Riau sebagai penghasil kelapa sawit terluas di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan data tahun 2010 telah mencapai 2.103.175 ha dan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 36.809.252 ton per tahun dengan produktivitas 22,8 ton per tahun per hektar. Berdasarkan kondisi lahan dan tingkat kesuburan tanah di Provinsi Riau produktivitas CPO sebesar 3,9 ton per tahun per hektar. Sementara itu jumlah pabrik kelapa sawit di Riau sebanyak 146 buah dengan kapasitas produksi sebesar 6.254 ton per jam. Kapasitas olah PKS yang terpasang di Riau sebesar 6.254 ton per jam.
Produksi CPO di Provinsi Riau tidak sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan lokal. CPO (HS 1511100000) juga diekspor dan menghasilkan devisa negara yang sangat menguntungkan. Provinsi Riau mengekspor CPO sebesar 2,57 juta ton. Dengan produksiCPO yang meningkat dan ekspor yang menurun menandakan bahwa konsumsi CPO dalam negerimeningkat. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa program hilirisasi dari CPO telah berjalan dan memiliki peluang yang besar untuk berkembang.
  

Bahan Baku Utama
Oleokimia adalah penggunaan CPO untuk produk kimia. Kapasitas produksi industri oleokimia dasar di Indonesia masih relatif kecil, padahal mempunyai nilai tambah yang cukup besar. Oleokimia semula merupakan produk alternatif terhadap petrokimia, namun dalam perjalanannya oleokimia semakin mendominasi pasokan industri kimia lanjut tertentu khususnya industri toiletries dan personal care (hair care 
 
 
 
seperti shampoo, bahan pembersih seperti sabun dan deterjen).Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan CPO menjadi oleo kimiadasar (Fatty Acids, Fatty Alcohol, Gliserol) terbagi menjadi dua, yaitu bahan baku utama, bahan baku penolong dan penunjang.
Bahan baku proses pengolahan oleokimia adalah Crude Palm Oil (CPO) yang diekstrak dari daging buah (mesocarp). Bahan ini diperoleh dari pabrik kelapa sawit (PKS) milik perusahaan tersebut. Didalam CPO terdapat zat yaitu minyak, gum-gum, uap air, warna, kandungan logam, asam lemak bebas, dan  kotoran lainnya.Sebelum CPO disimpan ditanki-tanki penampungan (tanki timbun), terlebih dahulu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui berapa kandungan FFA didalam CPO tersebut. Selain itu dilakukan juga analisa untuk mengetahui kandungan air dan kadar minyak didalamnya. Dengan demikian akan diketahui keadaan bahan baku tersebut sebelum diolah.

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang ikut dalam proses produksi, serta berfungsi untuk memperbaiki proses produksi.  Bahan pendukung dalam proses produksi oleokimia dasardi Provinsi Riauyaitu terdiri darimethanol, KOH, H2SO4, H3PO4, dan bleaching earth
 
 
 
Skema Bahan Baku Oleokimia dan Turunannya.


DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perindustrian. 2009. Gambaran Sekilas Industri Minyak Sawit. Departemen Perindustrian, Jakarta. Departemen Perindustrian. 2009. Peta Komoditi Utama Sektor Primer dan Pengkajian Peluang Pasar serta peluang Investasinya di Indonesia. Departemen Perindustrian Jakarta.

Referensi

 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.