Struktur kinerja
industry besi dan baja
Oleh: Aryaduta
sulthan syafiq
Abstrak
Keberadaan industri besi dan baja menempati peran vital
dalam proses pembangunan dan menjadi
strategis bagi
kemajuan suatu bangsa, karena hampir semua peralatan logam digunakan oleh
masyarakat terbuat dari baja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
struktur dan kinerja serta daya saing perusahaan Industri besi dan baja nasional Indonesia yang
berada di bawah catatan dan tidak sekokoh namanya. Pelajaran ini ditempuh dengan cara studi kepustakaan
berdasarkan data primer BPS selama lima tahun terakhir yaitu sejak tahun 2004 sampai awal tahun 2010.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa menyimpulkan bahwa struktur dan kinerja
industri besi dan baja Indonesia masih lemah kontradiktif. Alasan utama yang dihadapi industri ini
adalah ketergantungan impor bahan baku yang tinggi material, terutama pada
industri baja kepala. Rendahnya tingkat
konsumsi per kapita yang sebesar 33 kg per kapita tidak dapat dipenuhi oleh
tingkat produksi nasional yang selalu di bawah tingkat konsumsi, sehingga lag
tersebut harus dipenuhi dengan impor.
Konsekuensi selanjutnya, nasional besi dan industri tidak berdiri
sendiri dan berdaya saing rendah, sehingga Masalah konsumsi yang selalu lebih
besar dari produksi menjadi semakin tergantung pada
kondisi pasar besi
dan baja dunia.
Abstract
The existence of iron and steel industry occupy vital role
in the development process and become
strategically for the progress of a nation, because almost
all metal equipment that are used by people
made of steel. This research is aim to study structure and
performance also competitive power of
Indonesian national iron and steel industry that is below
the note and not as firm as the name. This study endured by the way of
literature research based from the primary data of BPS during the last five
years that was since years 2004 until the beginning of year 2010. Based on the
result of the research it is
concluded that structure and performance of Indonesian iron
and steel industry are still weak
contradictive. The main reason that faced by this industry
is the high import dependencies of raw
material, especially at head steel industry. The low level
of consumption per capita that at 33 kg per
capita cannot be fulfilled by the level of national
production that always under the level of the
consumption, with the result that this lag must be fulfilled
with import. The next consequence, national
iron and industry are not become standalone and low at
competition power, with the result that the
problem of consumption that always be bigger than the
production become more dependent at the condition of world iron and steel
market.
Pendahuluan
Salah satu indikator kuat dan tidaknya perekonomian suatu
negara di dunia pada saat ini dan ke depan dapat dilihat dari kekuatan dan
kekokohan dari struktur dan kinerja industri besi dan baja yang dimiliki oleh
suatu negara yang bersangkutan. Sebagai salah satu contohnya adalah China, pada
awal abad ke-21 saat ini China adalah produsen terbesar industri besi dan baja
dunia, sehingga pantas jika kondisi kekuatan dan kemampuan pergerakan
perekonomian China pada saat ini dan ke depan tak dapat diragukan. Jika sebelum
abad ke-18 raksasa ekonomi dunia ada di negara-negara Eropa, dan abad 20 di
Amerika, maka nampaknya China adalah calon raksasa baru yang akan menguasai
dunia di abad ke 21 ini. Dalam proses pembangunan, keberadaan industri besi dan
baja memegang peranan vital. Karena besi dan baja merupakan material logam yang
memegang peranan sangat penting dalam peradaban atau kehidupan manusia.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian kimia industri
2.
Apa peranan kimia dalam bidang indusstri
besi dan baja?
3.
Apa peran indusstri besi dan baja?
Tujuan
1.
Mengerti pengertian kimia indutri.
2.
Mengetahui peran kimia dalam bidang industry
dan baja.
3.
Mengetahui peran industri dan baja.
Pembahasan
A.
Pengertian kimia industry
Kimia industri adalah cabang
ilmu kimia yang menerapkan pengetahuan kimiawi terhadap produksi material dan
zat kimia khusus dengan sedikit dampak buruk pada lingkungan.
B.
Peran kimia dalam bidang industry besi
dan baja
Biji besi dan baja merupakan
material logam yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia di
dunia ini, sehingga semakin maju tingkat pembangunan berarti semakin banyak
dibutuhkan sumber daya besi dan baja dalam proses pembangunan tersebut. Dengan
kata lain, semakin maju pembangunan suatu negara semakin banyak dibutuhkan
produk besi dan baja sebagai sumber daya pembangunannya.
Dengan demikian, untuk menjadikan
industri baja nasional mampu berperan dalam memajukan dan mensejahterakan
bangsa Indonesia, maka diperlukan adanya industri besi dan baja yang lebih
mandiri dan kompetitif serta memiliki daya saing yang tangguh. Karena daya
saing industri besi baja yang buruk menyebabkan sebuah perekonomian sangat
rentan terhadap gejolak eksternal dan mudah didera krisis yang berkepanjangan.
Sebaliknya, fundamental perekonomian suatu negara yang baik yang bertumpu pada
kemadirian dan kemampuan daya saing industri besi baja, akan lebih mampu segera
pulih dari krisis bahkan bangkit kembali untuk menjadi perekonomian yang
tangguh dan terhormat. Sebagai contoh, jika konsumsi besi dan baja di suatu
negara dapat mencapai 100kg per kapita, maka tingkat pertumbuhan ekonominya
bisa mencapai 7% per tahun dengan lebih mudah. Artinya, tingginya pertumbuhan
ekonomi tersebut dapat dicapai dengan lebih mudah karena didorong oleh kegiatan
investasi dan pembangunan infrastuktur di negara tersebut, di mana komponen
besi dan baja berperan menjadi penompang utamanya yang sangat fundamental dan
substansioanal dalam proses pembangunan tersebut. Persoalanya adalah apakah
Indonesia sudah mencapai tingkat konsumsi besi dan baja sebesar itu? Hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan ini telah dilakukan
oleh IISI (2005). Hasil riset terakhir dari International Iron and Steet
Institute (IISI) atau Institute Besi dan Baja Internasional (IBBI) dan laporan
Steel Statistical Yearbook, 2004 and KS analysis menyebutkan bahwa tingkat
konsumsi baja nasional Indonesia pada tahun 2004 baru mencapai 24,4 kg per
kapita. Pada tahun berikutnya (2005) tingkat konsumsi baja nasional hanya naik
tipis menjadi 26,2 kg per kapita. Selanjutnya, pada tahun 2006 tingkat konsumsi
besi baja nasional Indonesia hanya sebesar 33 kg per kapita, (lihat tabel-1).
Angka tersebut masih jauh di bawah konsumsi negara pesaing terdekat di Asean
yakni seperti; Singapura (691 kg per kapita), Malaysia (279 kg per kapita),
Thailand (204 kg per Tabel 1. Konsumsi Baja Per Kapita (2006) No. Negara
Konsumsi Kg per Kapita 1 Indonesia 32,9 2 Philipina 35,8 3 Vietnam 65,9 4
Thailan 204 5 Malaysia 278,9 6 Singapura 691
C.
Peran industri besi dan baja
Industri besi dan baja merupakan
salah satu industri prioritas yang memegang peranan penting. Industri ini
merupakan salah satu sektor pemasok bahan baku bagi industri galangan kapal,
industri oil dan gas, industri alat berat, otomotif, serta eletronika. Selain
itu, industri besi baja merupakan pendukung utama pembangunan infrastruktur di
Indonesia.
Demikian dikatakan Menteri
Perindustrian, Saleh Husin, pada acara kunjungan pabrik ke PT Krakatau Steel
Tbk di Cilegon, Rabu (26/11). Saat ini, menurut Saleh, industri besi dan baja
nasional mengalami kendala seperti ketergantungan bahan baku dan komponen impor
yang masih tinggi, belum optimalnya pemanfaatan pasar nasional, dan penerapan
dan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang belum membaik.
"Kami akan memfasilitasi dan
mendorong penguatan iklim usaha yang kondusif khususnya di sektor baja
nasional. Hal ini harus dilakukan untuk menghadapi ASEAN Economic Community
(AEC) 2015,"
Dalam rangka peningkatan industri
besi dan baja nasional, lanjut Saleh, penguatan nilai tambah dalam negeri
melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam harus dilakukan.
Kesimpulan
Masalah masih ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap bahan baku impor besi-baja dan masalah infrastruktur
yang belum memadahi serta masih lemahnya kompetensi sumber daya manusia merupakan
kendala utama lemahnya kinerja daya saing dan pertumbuhan industri besi baja
dan industri nasional Indonesia lainnya. Sementara itu, mesin-mesin produksi
yang sudah tua, terbatasnya pasokan energi gas dan listrik serta terbatasnya
kemampuan teknologi untuk mengelola bahan baku lokal yang tidak berkualitas
juga merupakan permasalahan yang semakin melemahkan daya saing industri besi
baja di Indonesia. Karena itu, diperlukan pembangunan infrastruktur di segala
bidang khususnya infrastruktur pendidikan dan jalan dengan asumsi regulasi
kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah harus tetap sejalan baik yang
bersifat teknis maupun non teknis.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia
dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Dasar-dasar Ilmu Kimia (Modul 1).
Universitas Mercu Buana.
journal.unnes.ac.id
https://journal.unnes.ac.id Struktur
dan Kinerja Industri Besi dan Baja Indonesia
kemenperin.go.id
https://kemenperin.go.id › artikelIndustri
Baja Jadi Prioritas - Kemenperin