INDUSTRI MINYAK BUMI
Oleh :
Hafizzul Fatah(@x41-Fatah)
a. Abstrak
Industri minyak bumi, Minyak bumi merupakan campuran
kompleks senyawa organik yang terdiri atas senyawa hidrokarbon dan
nonhidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa mikroorganisme, tumbuhan, dan
binatang yang tertimbun selama berjuta-juta tahun. Industri minyak
bumi merupakan industri yang kompleks dan padat modal serta
membutuhkan teknologi tinggi dan peralatan modern. Industri minyak bumi meliputi
kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi, Industri pengolahan,
transportasi dan distribusi, penyimpanan serta pemasaran produk minyak.
Kata Kunci :Minyak bumi,Eksplorasi,Eksploitasi dan, Produksi
b. Abstract
Petroleum industry,
Petroleum is a complex mixture of organic compounds consisting of hydrocarbon
and non-hydrocarbon compounds derived from the remains of microorganisms,
plants and animals that have been buried for millions of years. The petroleum
industry is a complex and capital-intensive industry and requires high
technology and modern equipment. The petroleum industry includes exploration,
exploitation and production, processing, transportation and distribution, storage
and marketing of oil products.
Keywords: Petroleum,
Exploration, Exploitation and, Production
c. Pendahuluan
Industri perminyakan mencakup
pemrosesan global minyak bumi,
mulai dari eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, transportasi
(biasanya melalui tanker minyak dan transportasi jalur pipa), serta pemasaran produk minyak bumi.
Volume produk terbesar dari industri ini adalah bahan
bakar minyak dan bensin. Minyak bumi juga
menjadi bahan mentah banyak produk kimia seperti
obat, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya dibedakan
menjadi 3 komponen utama: hulu, menengah, dan hilir. Operasi menengah
biasanya dimasukkan dalam kategori hilir.Minyak bumi sangat vital bagi
banyak industri dan penting
bagi kelangsungan peradaban industri,
maka menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi menyumbang besar
persentase konsumsi energi dunia, bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan
Eropa) sampai tinggi (53% di Timur Tengah.Persentase konsumsi di kawasan lainnya
adalah Amerika Selatan dan Amerika Tengah 44%, Afrika 41%, Amerika Utara 40%. Dunia mengkonsumsi 30 miliar barel (4.8 km³) minyak per tahunnya,
dengan negara-negara maju menjadi konsumen terbesar. Amerika Serikat sendiri
mengkonsumsi 25% minyak produksi dunia tahun 2007.[1] Produksi, distribusi, pengilangan, dan
penjualan minyak bumi adalah industri terbesar dunia jika dilihat dari total
pendapatannya.
d. Rumusan Masalah
· Bagaimana perkembangan Industri minyak bumi di
Indonesia?
· Faktor apa saja proses Industri minyak bumi
· Tantangan Industri minyak bumi di era 4.0
e. Tujuan
· Dapat mengetahui perkembangan Industri minyak
bumi di Indonesia
· Mengetahui factor proses apa saja yang terjadi
di Industri minyak bumi
· Mengetahui yang menjadi tantangan Industri
minyak bumi di era 4.0
f. Pembahasan
A. Perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia
Di Indonesia, energi migas masih menjadi
andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun
pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang
sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi
rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi,
melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera
menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar
negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas
bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan
cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi. Potensi sumber daya minyak dan
gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan terutama di daerah-daerah
terpencil, laut dalam, sumursumur tua dan kawasan Indonesia Timur yang relatif
belum dieksplorasi secara intensif. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dengan
tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi
dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sangat jelas bahwa
mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa
signifikan. Akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan
teknologi yang mahal, modal yang besar, faktor waktu yang memadai dan
memerlukan efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumberdaya manusia
terbaik. Peraturan Pemerintah yang mengatur usaha minyak dan gas bumi di Hulu
dan Hilir belum dapat menjamin investasi di sektor minyak dan gas bumi akan
masuk, karena masih banyak masalah lain yang menjadi hambatan bagi
terealisasinya investasi. Masalah tersebut antara lain peraturan perpajakan dan
lingkungan hidup serta otonomi daerah yang menyulitkan bagi perusahaan minyak
asing beroperasi karena berhadapan dengan raja-raja kecil di daerah. Sementara
itu, konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri sudah melebihi kapasitas
produksi. Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak
dapat seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan
minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor
minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri
yang diharapkan semakin membaik ditahun-tahun mendatang.
B. Faktor dalam proses Industri minyak bumi
Ketersedian minyak bumi saat ini diperkirakan
hanya mencukupi beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi.
Seberapa lamakah minyak bumi yang selama ini dikonsumsi terbentuk di perut
bumi?.Para ahli geologi umumnya sepakat bahwa proses terbentuknya lapisan
minyak bumi dalam hitungan jutaan tahun. Batuan yang mengandung minyak bumi
tertua diketahui berumur 600 juta tahun dan yang termuda berumur 1 juta tahun.
Rata-rata batuan yang mengandung minyak bumi berumur antara 10 juta hingga 270
juta tahun. Tiga faktor utama dalam pembentukan Minyak dan gas bumi yaitu,
bebatuan asal (source rock), perpindahan hidrocarbon dari bebatuan
asal menuju bebatuan reservoir dan ketiga adanya jebakan (entrapment)
geologis.Komponen pendukung terbentuknya minyak bumi berasal dari organisme
tumbuhan dan hewan berukuran sangat kecil yang hidup dilautan purba yang mati
dan terkubur, kemudian tertimbun pasir dan lumpur didasar laut selama jutaan
tahun membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan membentuk
batuan endapan (sedimentary rock), proses ini akan terus berulang
dimana satu lapisan akan menutupi lapisan sebelumnya selama jutaan tahun.
Kemudian lapisan lautan tersebut ada yang menyusut dan berpindah tempat akibat
pergeseran bumi.Deposit yang membentuk endapan tersebut umumnya tidak
mengandung cukup oksigen untuk mendekomposisi material organik secara komplit.
Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul menjadi menjadi material yang
kaya dengan kandungan hidrogen dan karbon. Dengan tekanan temperatur yang
tinggi lapisan bebatuan diatasnya akan mendestilasi sisa bahan organik sedikit
demi sedikit dan mengubahnya menjadi minyak dan gas bumi. Berdasarkan umur dan
letak kedalamannya, minyak bumi digolongkan menjadi 4 jenis, pertama young-shallow,
old-shallow, young-deep dan old-deep. Dari empat jenis minyak
tersebut, Minyak jenis old-deep merupakan yang paling banyak
dicari (sweet) karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) lebih banyak
dibandingkan dengan jenis lainnya.Memperhatikan proses terbentuknya minyak dan
gas bumi yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama, maka sudah seharusnya
didalam mengkonsumisi energi dapat lebih bijak, efisien dan tepat guna,
sehingga penggunaan energi fosil dapat ditekan.
C. Tantangan Industri Minyak bumi di era 4.0
Berbicara mengenai masa depan minyak dan gas bumi
bukanlah masalah yang sederhana. Beberapa faktor telah mengakibatkan timbulnya
ketidakpastian dalam industri migas. Kepala BP Migas, R. Priyono dalam
sambutannya pada acara peluncuran buku " Memahami Masa Depan Minyak dan
Gas Bumi" menguraikan faktor-faktor yang menibulkan ketidakpastian dalam
industri migas. Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpastian tersebut antara
lain harga minyak dunia, kestabilan politik negara produsen, kegagalan industri
migas selama ini dalam merealisasikan target produksi seperti yang diharapkan
pasar sehingga mengakibatkan proyeksi investasi untuk peningkatan produksi
menjadi tidak pasti.Semakin kuatnya Isu-isu lingkungan juga merupakan faktor
ketidakpastian, kecemasan masyarakat dunia terhadap perubahan iklim hidup sudah
menjelma menjadi gerakan sosial politik yang mempengaruhi aktifitas berbagai
macam industri termasuk industri migas. Menurut Kepala BP Migas, "situasi
dilematis tersebut publik dihadapkan pada dua pilihan yang dikotomis dimana
hasilnya sama-sama buruk yakni dibatasinya pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan
atau rusaknya lingkungan hidup". Ditengah situasi ketidakpastian tersebut
lanjut R. Priyon justru permintaan pemenuhan kebutuhan energi dunia justru
mengalami peningkatan khususnya di negara-negara yang perekonomianya sedang
tumbuh seperti China dan India dimana kedua negara tersebut mengkonsumsi 86%
permintaan energi dunia.Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)
memprediksikan bahwa permintaan minyak dunia hingga 2030 akan meningkat
rata-rata 1.4% per tahun, dimana minyak bumi menyumbang 36,5% dari bauran
energi dunia atau 120 juta barel per hari, yang terjadi pada produksi migas
justru sebaliknya karena peak oil production di beberapa
negara sudah berlalu. Selanjutnya Kepala BP Migas berkesimpulan bahwa industri
migas adalah industri yang dibangun diatas kemampuan teknologi dan dukungan
sumber daya manusia yang kompeten, kemampuan teknologi ini harus dibayar dengan
mahal dan untuk menjamin pasokan minyak dan gas bumi di masa mendatang akan
sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi yang tepat. (SF)
D. Kesimpulan
Di Indonesia, energi migas
masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil
devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan
industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan
konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang
sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan
Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun
ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting,
sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia
dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk
menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi.
Daftar Pustaka
Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_perminyakan
Kementrian sumber daya :https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/minyak-dan-gas-bumi-terbentuk-jutaan-tahun
Kementrian sumber daya : https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/faktor-faktor-yang-menimbulkan-ketidakpastian-industri-migas
https://lmfeui.com/data/Analisis%20Industri%20Minyak.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.