@PROYEKG03
ABSTRAK
Bahan peledak industry adalah
bahan peledak yang dirancang dan dibuatk husus untuk keperluan industri,
misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan
militer. Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada
pembelajaran 2) tetap melekat pada jenis bahanpeledak industri. Dengan
perkataan sifat dan karakter bahan peledak industry tidak jauh berbeda dengan
bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat
dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahanpeledak berkekuatan tinggi
(high explosives).
KEYWORDS: Bahan Peledak Industri,karakteristik bahan peledak
PENDAHULUAN
Sifat fisik bahan peledak merupakan
suatu kenampakan nyata dari sifat bahan peledak ketika menghadapi perubahan
kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan nyata ini harus diamati dan dikatehui
tanda-tandanya oleh juru ledak untuk menjustifikasikan suatu bahan peledak yang
rusak, rusak tapi masih bisa dipakai dan tidak rusak. Kualitas bahan peledak
umumnya akan menurun seiring dengan derajat kerusakkannya, artinya suatu bahan
peledak yang rusak, energy yang dihasilkannya akan berkurang.
Karakter Detonasi Bahan
Peledak
Karakter detonasi bahan peledak
menggambarkan perilaku suatu bahan peledak ketika meledak untuk menghancurkan
batuan.
PEMBAHASAN
Sifat Fisik Bahan Peledak
a. Densitas
Densitas adalah angka yang menyatakan
perbandingan berat per volume. Densitas bahan peledak dapat didefenisikan
dengan beberapa pengertian,
Densitas bahan peledak berkisar antara
0,6 – 1,7 gr/cc, contohnya ANFO, memiliki densitas 0,8 – 0,85 gr/cc. Bahan
peledak yang memiliki densitas tinggi akan meng hasilkan
kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi. Untuk fragmentasi hasil peledakan
berukuran kecil, digunakan bahan peledak dengan densitas tinggi, dan sebaliknya
untuk fragmentasi hasil peledakan berukuran besar digunakan bahan peledak
dengan densitas besar. Untuk meledakkan batuan massif atau keras, digunakan
bahan peledak dengan densitas tinggi dan untuk batuan yang berstruktur atau
lunak digunakan bahan peledak dengan densitas rendah
b. Sensitifitas
Sensitifitas adalah sifat yang
mnunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal booster
yang diperlukan. Sifat sensitive bahan peledak tergantung pada komposisi bahan
kimia peledak, diameter, temperature dan tekanan ambient. Untuk menguji
sensitifitas bahan peledak dapat digunakan cara yang sederhana yang disebut air
gap test.
Sebagai contoh, bahan peledak ANFO
tidak sensitive terhadap detonator No. 8, untuk meledakkan ANFO diperlukan
primer (yaitu booster yang sudah dilengkapi detonator No. 8 atau detonating cord
10 gr/m) di dalam lubang ledak. Oleh sebab itu, ANFO disebut bahan peledak peka
(sensitive) terhadap primer atau “peka primer”.
c. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)
Ketahanan bahan peledak terhadap air
adalah kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa
kehilangan sensitifitas atau efisiensi. Suatu bahan peledak dikategorikan bahan
peledak yang memiliki ketahanan terhadap air yang buruk atau “poor” apabila
dapat larut dalam air dalam waktu yang pendek. Bahan peledak yang dikategorikan
bahan peledak sangat baik atau “excellent” apabila bahan peledak tidak
larut dalam air.
Contoh bahan peledak yang memiliki
ketahanan terhadap air yang buruk adalah ANFO. Contoh bahan peledak yang
memiliki ketahanan terhadap air yang sangat baik adalah bahan peledak jenis
emulsi, watergel atau slurries, dan bahan peledak berbentuk cartridge. Apabila
dalam lubang tembak terdapat air dan bahan peledak yang digunakan adalah ANFO,
umumnya digunakan selubung plastik khusus untuk membungkus ANFO sebelum
dimasukkan ke dalam lubang ledak.
d. Kestabilan Kimia (Chemical Stability)
Kestabilan kimia bahan peledak adalah
kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan
sensitifitas selama dalam penyimpanan dalam gudang dengan kondisi tertentu.
Contoh bahan peledak yang tidak stabil adalah bahan peledak berbasis
nitrogliserin atau NG-based explosive.
Faktor – faktor yang mempercepat
ketidak-stabilan kimiawi antara lain panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan
baku, kontaminasi, pengepakan, dan fasilitas gudang bahan peledak. Tanda-tanda
kerusakan bahan peledak dapat berupa kenampakan kristalisasi, penambahan
e. Karakteristik Gas (Fumes Characteristics)
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan
fume yaitu gas-gas baik yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang
mengandung racun (toxic). Gas hasil peledakan yang tidak beracun seperti
uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan nitrogen (N2).
Gas hasil peledakan yang beracun antara lain nitrogen monoksida (NO), nitrogen
oksida (NO2), dan karbon monoksida (CO). pada tambang bawah tanah
gas-gas tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus, yaitu dengan system
ventilasi yang memadai. Pada tambang terbuka, kewaspadaan perlu ditingkatkan
apabila gerakan angin rendah.
Fumes hasil peledakan memperlihatkan warna
yang berbeda yang dapat dilihat sesaat setelah peledakan terjadi, diantaranya:
v Gas cokelat-orange adalah fume dari gas NO
hasil reaksi bahan peledak basah karena lubang ledak berair.
v Gas berwarna putih diduga kabut dari uap air
(H2O) yang juga menandakan terlalu banyak air di dalam lubang ledak.
Anas yang luar biasa merubah fase cair menjadi kabut.
Karakter Detonasi Bahan Peledak
a. Kekuatan (Strength) Bahan Peledak
Kekuatan bahan peledak berkaitan
dengan energy yang mampu dihasilkan oleh suatu bahan peledak. Kekuatan bahan
peledak tergantung pada campuran kimiawi yang menghasilkan energy panas ketika
terjadi inisiasi.
1) Kekuatan berat absolute (absolute
weight strength)
Merupakan energy panas maksimum bahan
peledak teoritis didasarkan pada campuran kimiawinya.
2) Kekuatan berat relative (relative
weight strength)
Adalah kekuatan bahan peledak (dalam
berat) dibangding dengan ANFO.
3) Kekuatan volume absolute (absolute
bulk strength)
Merupakan energy per unit volume.
4) Kekuatan volume relatif
b. Kecepatan Detonasi (Detonation Velocity)
Kecepatan detonasi disebut juga velocity
of detonation (VoD) merupakan sifat bahan peledak yang sangat penting.
Kecepatan detonasi diartikan sebagai laju rambatan gelombang detonasi sepanjang
bahan peledak dengan satuan millimeter per sekon (m/s) atau feet per
second (fps).
Kecepatan detonasi diukur dalam
kondisi:
1) Terkurung
kecepatan detnasi terkurung adalah
ukuram kecepatan gelombang detonasi (detonation wave) yang merambat
melalui kolom bahan peldak di dalam lubang ledak atau ruang terkurung lainnya.
2) Tidak Terkurung
kecepatan detonasi tidak terkurung
menunjukan kecepatan detonasi bahan peledak apabila bahan peledak tersebut
diledakkan dalam keadaan terbuka.
Nilai kecepatan detonasi tergantung
pada diameter, densitas, dan ukuran partikel bahan peledak. Bahan peledak
komposit (non-ideal) tergantung pada derajat pengurungannya (confinement
degree). Kecepatan detonasi tidak terkurung umumnya 70 – 80% kecepatan
detonasi terkurung. Kecepatan detonasi bahan peledak komersil bervariasi antara
1500 – 8500 m/s atau sekitar 5000 – 25000 fps. Kecepatan detonasi ANFO antara
2500 – 4500 m/s, tergantung pada diameter lubang ledak.
c. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
Tekanan detonasi adalah tekanan yang
terjadi di sepanjang zona reaksi peledakan sehingga terbentuk reaksi kimia
seimbang sampai ujung bahan peledak, yang disebut bidang Chapman-Jouguet
(C-J plane) dan umumnya mempunyai satuan dalam MPa. Tekanan detonasi merupakan
fungsi dari kecepatan detonasi dan densitas bahan peledak.
d. Tekanan Pada Lubang Ledak (Borehole Pressure)
Gas hasil detonasi bahan peledak akan
memberikan tekanan terhadap dinding lubang ledak dan terus berekspansi menembus
media untuk mencapai keseimbangan. Keseimbangan tekanan gas tercapai setelah
gas tersebut terbebaskan, yaitu ketika telah mencapai udara luar. Biasanya
tekanan gas pada dinding lubang ledak sekitar 50% dari tekanan detonasi.
Volume dan laju kecepatan gas yang
dihasilkan peledakan akan mengontrol tumpukan dan lemparan fragmen batuan.
Makin besar tekanan pada dinding lubang ledak akan menghasilkan jarak lemparan
tumpukan hasil peledakan semakin jauh.
KESIMPULAN
Bahan peledak
merupakan salah satu yang di butuhkan dalam industry tambang,bahan peledak bisa
berupa padat dan gas.
Sifat fisik bahan peledak yang perlu
diperhatikan oleh juru ledak yaitu densitas, sensitifitas, ketahanan terhadap
air (water resistance), kestabilan kimia (chemical stability) dan karakteristik
gas (fumes characteristic).Karakter detonasi bahan peledak yang
penting untuk diketahui meliputi: kekuatan bahan peledak, kecepatan detonasi
(detonation velocity), tekanan detonasi (detonation pressure), dan tekanan pada
lubang ledak (borehole pressure)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017). Kimia, Industri dan
Teknologi Hijau. Penerbit Pantona Media. Jakarta.
White, T. E and Robinson, P, 1988,
Modern Commercial Explosives &
Accessories, “Explosives Engineering
Handbook”, Institute of Explosives
Engineers.
Koesnaryo. (2013). Teknik Penggalian dan Penambangan Mineral dan Batubara, Bahan Kuliah. Yogyakarta: Pendidikan Profesi Guru Kolaboratif SMK Produktif Program Studi Geologi Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kolaborasi dengan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.