INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Kertas adalah bahan yang tipis dan
rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas
pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru
dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah
lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria,
prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun
lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa
abad lampau.
Industri kertas merupakan salah satu
jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278
juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya
dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga
membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai
2 juta hektar setiap tahun.
Dalam proses produksinya industri
pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat
mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat
ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis maupun
kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses
kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida
digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk
menghasilkan kertas yang putih.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan
tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban
bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang,
sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara
beberapa abad lampau.
1.
Bahan-Bahan Pembuatan Kertas
- Jenis-Jenis
Bahan Mentah
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen
yaitu bahan baku, bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan
utama pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi barang baru yang
mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan asalnya. Bahan pembantu adalah
bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas. Bahan
pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar
memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak
mengandung cacat dan tidak sempurna.
1.1 Bahan
Baku
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat
seperti : jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella,
murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak
tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir
semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan
bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45
%) (JF Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah komponen
utama pembuatan kertas.
1.1.1 Pemilihan
Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas
adalah:
a.
Kayu lunak (softwood), adalah kayu
dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.
b.
Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang
menggugurkan daunnya setiap tahun.
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung
beberapa komponen antara lain:
a.
Selulosa, tersusun atas molekul
glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen yang paling disukai
dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.
b.
Hemiselulosa, tersusun atas glukosa
rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan
biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
c.
Lignin, adalah jaringan polimer
fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi
kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa
mengurangi serat selusosa secara signifikan
d.
Ekstraktif, meliputi hormon
tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi
kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industri
kertas.
1.1.2.Persiapan
Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu,
serat kapas, bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu
dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu,
kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan
kayu yang mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses
ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan
kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena
bahan jenis ini mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan
selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan sebagai kertas tulis, kertas
penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain yang memerlukan
kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica, 1970).
1.2
Bahan Pembantu
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang
pertama adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang
berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan
sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi (Monareh, 1982).
Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :
a.
Air, diperlukan sebagi pelarut dan
pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan kertas.
b.
Bahan pemutih, diperukan untuk
membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan baku kertas tidak berwarna.
Bahan pemutih tersebut yaitu :
c.
Hidrogen Peroksid
d.
Natrium Peroksid
e.
Natrium Bisufat
f.
Kalium Bisulfat
g.
Bahan penghancur kayu, diperlukan
untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara mekanis tetapi bahan reaksi kimia.
Bahan penghancur tersebut adalah :
Asam > Asam sulfat
Alkali > Sodium Hidroksid
h.
Bahan pewarna , diperlukan apabila
hendak membuat kertas-kertas berwarna.
1.3
Bahan Pelengkap
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam
industri kertas. Bahan-bahan tersebut adalah :
a.
Bahan Pengisi, bahan untuk menutup
lubang-lubnag halus pada permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rata
dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah:
b.
Kaolin
c.
Tanah Diatomea
d.
Gips
e.
Kapur Magnesit
f.
Bahan perekat, bahan untuk mengikat
serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan kokoh diantaranya :
g.
Perekat arpus
h.
Perekat hewani
i.
Perekat tepung kanji
2. Proses Pembuatan Kertas
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap
pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran
kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi
yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua
tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
2.1
Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp)
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini
digunakan alat yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana
kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini
dinamakan hydra pulper.
Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan
menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah.
Kapasitas pulper mencapai 22 ton.
Proses
Pembuatan Pulp
a.
Proses Mekanik
Di sini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup
dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis
ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak dipakai
pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan
dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada
kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit
kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.
b.
Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara
langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga
fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat
keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang
dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses Sulfat ( proses
kraft )
2. Proses Soda
3. Proses Sulfit
- Proses Sulfat ( proses kraft )
Cara pembuatan:
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga
ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus
dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak).
Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam digester, kemudian
dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan di
aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2.
Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci
sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam
tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium
hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan
CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
- Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena
hanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu.
Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain.
Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu
memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F).
Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung
untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum
filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga
hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan
dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
- Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,
kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk
mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam
ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3
tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas
oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari
atas ke bawah dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke
menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas
lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester
sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira
4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus
dan asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan
3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan
steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang
dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak,
pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit
ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter
untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian
pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan
penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan
dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.
c.
Proses Semikimia
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali
ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah
menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat
kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1. Menggunakan
larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang biasa
digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar
hemiselulosa harus sudah tercerna.
2. Menghancurkan
bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia
adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu
merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur
sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan
larutan kimia.
Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain
:
- Dyestuff berfugsi sebagai bahan
kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses pembentukan kertas paper
machine.
- Fluorescent Agent disebut juga
Optical Brigthening Agent (OBH) yang dapat memberikan efek pemutihan.
2.2
Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat
yang telah dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat
penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses
pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam
proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang
lebih besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses
untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping
berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan
proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur
kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan
tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang
bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti
kawat pengikat pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat
magnet. HCC (High Consistency Cleaner)
bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama
dengan serat berdasarkan berat jenisnya.
2.3.
Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut
untuk menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut
diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah
pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
2.4.
Oksigen Delignification
Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen
diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap
prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih
putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor
pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan
ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang
dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).
2.5.
Bleaching
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan
menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat
beberapa tahap dalam proses pemutihan.
Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :
a. Tahap
klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
b. Extraksi
Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap
sebelumnya dengan larutan NaOH.
c. Klorin
dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
d. Oksigen,
digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
e. Hipoklorit,
mereaksikan NaClO dalam media basa
f. Peroksida,
reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa
g. Ozon,
menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.
h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.
Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau
bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas
budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang
akan dibuat.
2.6.
Mixing
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif.
Bahan penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk
mengikat ion – ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.
2.7.
Blending
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang
akan dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur
serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence Recording
Controller).
2.8.
Paper Making
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat
kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari
lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian
penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan
digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.
Diagram Alir
Pembuatan Pulp dan Kertas
Skema diagram prosesnya terlihat
pada gambar 1, dibawah ini. Proses yang
membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan
pulp dan proses
pengeringan kertas.
sebagai
berikut :
1.
Proses pembuatan pulp dimulai dari
penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian
disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang
siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat
yang berbentuk drum disebut Drum barker.
2.
Pembuatan
pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp
dicampur dengan air
menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan
lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin
kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization
dan
mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan
pemekaran serat.
3.
Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam
beberapa menara
dimana
pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali
dan pulp dicuci.
4.
Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian
bentuk disk. Padaproses mekanis ini terjadi penguraian serat pada
dinding selnya, sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada
proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
5.
Pembentukan:
Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk
menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan
kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan
bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang
dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan
berjalan.
6.
Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres
lembaran
diantara silinder pada calendar stack.
7.
Pengeringan:
Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada
silinder yang berpemanas uap air.
8.
Calender
Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan
kertas dilakukan pada calendar Stack, yang terdiri dari beberapa
pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan
hasil akhir kertas.
9.
Pope Reel: Bagian
ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas
dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam
gulungan
besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran,
dirapikan kemudian dikemas.
2.9 Pembuatan
Barang Jadi
Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih
kemudian dimasukkan ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan
bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini
adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan,
pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan
perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran
kertas. Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa
saringan kasa tembaga (fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak
putus karena terus berputar. Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga
membentuk lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan
terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air. Lembaran
yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar
dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin
press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi
lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air
sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk membuang air
dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian
pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua
roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar
dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu
berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga
kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk
gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong
sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
3.
Jenis-Jenis Kertas
a.
Kertas bungkus : untuk semen, kertas
lilin
b.
Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu
muka
c.
Kertas cetak : untuk buku cetak
d.
Kertas tulis : HVS
e.
Kertas Koran
f.
Kertas karton
g.
Kertas hard Board
Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat
dikembangkan sehingga menghasilkan karya –karya yang menarik. Beberapa teknik
dasar dikombinasikan sehingga menghasilkan benda yang lebih bervariasi.
TEknik-teknik dasar tersebut sebagai berikut :
·
Teknik Dasar Memotong (cutting)
Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan
menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola
asimetri maupun pola bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus melakukan
beberapa cara yaitu :
a.
Menentukan bentuk dasar yang akan
dikerjakan misalnya : persegi panjang, persegi, segitiga, lingkaran, ellips,
atau yang lainnya.
b.
Kemudian bentuk dasar terpilih
(misal persegi) diletakkan di atas kertas lain sebagai alas dengan warna yang
berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan terlihat jelas.
Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat
adanya pemisahan menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil
yang sangat beragam dalam jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan
garis lurus atau garis lengkung sehingga membentuk kreasi baik dalam pola
simetri atau lainnya.
·
Teknik Dasar Melipat (folding)
Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif
(origami). Benda bidang dan benda tiga dimensional.
·
Teknik Dasar Menoreh (scoring)
Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief).
Torehan-torehan yang dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya
lipatan sehingga memunculkan gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan
sehingga memunculkan gambar tersebut sebagai relief.
·
Teknik Dasar Menyambung (bending)
Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas
bidang atau memperpanjang kertas.
·
Teknik Dasar Menggulung (curling)
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung
yang tidak dapat dicapai dengan teknik lain.
·
Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong
·
Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong
4. Limbah Hasil Produksi
Kertas Dan Pengolaannya
4.1. Limbah
Hasil Produksi Kertas
Beberapa limbah yang dihasilkan dari
proses pembuatan kertas antara lain:
1.
Efluen limbah cair
2.
Padatan tersuspensi yang terdiri
dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya
3.
Senyawa organik koloid terlarut
serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin, zat pengurai serat,
perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
4.
Limbah cair berwarna pekat yang
berasal dari lignin dan pewarna kertas
5.
Bahan anorganik terlarut seperti
NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain
6.
Limbah panas
7.
Mikroorganisme seperti golongan
bakteri coliform
8.
Partikulat
9.
Abu dari pembakaran kayu bakar dan
sumber energi lain
10.
Partikulat zat kimia terutama yang
mengandung Na dan Ca
11.
Gas
12.
Gas sulfur yang berbau busuk seperti
merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft
pulping dan proses pemulihan bahan kimia
13.
Oksida sulfur dari pembakaran bahan
bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln
14.
Uap yang akan membahayakan karena
mengganggu jarak pandangan
15.
Solid Wastes
16.
Sludge dari pengolahan limbah primer
dan sekunder
17.
Limbah padat seperti potongan kayu
dan limbah pabrik lainnya
18.
Proses dan Bahan yang digunakan
serta jenis limbah yang dihasilkan :
19.
Chemical Pulping Asam/basa, lime,
asm sulfat, sodium hydroksida, sodium sulfide. Limbah asam basa.
20.
Bleaching Pemutih klorin, sulfat,
kloroform, pelarut Air limbah beracun, limbah sludge, dan limbah asam/basa.
21.
Papermaking Pigmen Sludge pengolahan
limbah Sizing and Starching Wax, lem, resins sintesis, hidrokarbon Limbah
beracun termasuk air limbah dan sludge.
22.
Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat,
pelarut, karet dan zat pewarna Sisa pelarut,tinta cat dan limbah beracun lain.
23.
Pembersihan Tetrakloroetilen,
Trikloroetilen, methilen klorida, trikloroethan, karbon tetraklorida
DAFTAR
PUSTAKA
Diposkan oleh Tri Anggraini
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,oli industri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA=081310849918