Oleh : Dhico Imtinan Setyowati
Cat adalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air). Secara umum cat tersusun dari 5 bahan dasar, yakni:
·
Binder (resin, sebagai pelekat/lem)
Resin atau binder merupakan komponen utama dan yang paling
penting dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan
melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film).
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro
Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone,
Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dan lain-lain.
·
Pigment (pewarna)
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant(pewarna).
Dyestuff bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak. Pigment merupakan
padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat.
Secara umum pigment dibagi menjadi dua kategori besar, yakni
pigment organik dan pigment anorganik. Pigment organik adalah pigment yang
terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon), seperti Fast Red 2R - Pigment
Red 21, Phthalocyanine Blue, Phthalocyanine Green G - Pigment Green 7(74260)
dan lain-lain. Sedangkan contoh pigment anorganik adalah Zinc Oxide, Zinc
Chromate, dan lain-lain.
·
Solvent
( Pelarut )
Solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran
mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan
lain-lain. Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau
karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah
sebagai berikut:
·
Hidrokarbon
Dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur
dasarnya. Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari
hasil distilasi minyak bumi
·
Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah
solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam
kategori ini adalah golongan ester, ether, ketone dan alkohol.
·
Filler/Extender (bahan pengisi)
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan
untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk
memberbaiki sifat cat. Contoh dari filler/extender adalah Calcium
Carbonat, Kaolin Clay, dan Talc Powder.
·
Additive (bahan tambahan)
Komponen-komponen ini, sekalipun
ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar
terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti
harapan
1. Proses
penimbangan dan pencampuran (Weighing and Mixing)
2. Proses
penghalusan (Grinding)
3. Proses
penambahan (Make up)
4. Proses
pengecekan dan pengaturan kualitas (Quality Control)
5. Proses
pengisian ke dalam kemasan (Filling)
1.
Penimbangan dan Pencampuran (Weighing and Mixing).
Proses pembuatan
cat dimulai dari pembuatan formula. Di dalam formula itu terdapat persentase
perbandingan antara pigmen, binder, aditif dan thinner. Pada proses penimbangan
semua material yang ingin dipakai ditimbang terlebih dahulu dengan ketelitian
yang tinggi. Pigmen dan sebagian binder dituang ke dalam suatu tempat pengaduk
(mixing pot) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi (High Speed Dispersion).
Bila dirasa masih terlalu kental, sebagian thinner dapat ditambahkan. Tujuan
pengadukan dengan kecepatan tinggi adalah untuk proses pencampuran yang merata.
Untuk produk yang tidak memerlukan ukuran partikel akhir yang sangat halus
seperti cat tembok, proses ini juga berlaku sebagai proses penghalusan
(Grinding). Besar partikel yang didapatkan dari proses ini adalah sekitar 300
mikron.
2.
Penghalusan (Grinding)
Proses penghalusan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Untuk
mendapatkan ukuran partikel yang cukup halus, sehingga dalam proses aplikasi
didapatkan hasil permukaan yang halus.
b. Untuk
mendapatkan kestabilan pengendapan, sehingga mudah untuk mendapatkan warna yang
homogen.
c. Untuk
memudahkan reaksi-reaksi dari binder dan aditif agar didapatkan sifat yang baik
(daya tutup, tingkat kilap, dsb).
Dalam
proses ini, sebagian bahan yang telah melewati tahap mixing dimasukkan ke dalam
mesin grinding yang memuat bola-bola besi atau keramik dengan ukuran tertentu
yang diputar dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh bahan akan tergiling
dengan tingkat kehalusan tertentu. Dengan ukuran partikel yang hampir seragam,
ikatan antar partikel akan jauh lebih mudah terjadi.
3.
Proses Penambahan (Make-up).
Setelah seluruh partikel padatan
mencapai ukuran tertentu, bahan tersebut dikeluarkan dari mesin dan dimasukkan
ke dalam suatu tempat yang lebih besar untuk ditambahkan bahan pengikat dan
bahan tambahan lain. Pada proses ini juga dilakukan proses penyesuaian warna
(color matching).
4.
Proses Quality Control
Bila seluruh bahan
sudah dimasukkan dan warna yang diinginkan juga sudah sesuai, dilakukan
pengecekan akhir pada proses ini. Karakteristik dan sifat yang diharapkan dari
produk tersebut diuji sampai dinyatakan layak untuk dijual.
Untuk
pengecekan jangka panjang dilakukan proses weathering test yang meliputi
ketahanan warna setelah disinari oleh cahaya UV dalam jangka waktu tertentu.
Juga dapat dilakukan (untuk substrat logam) tes daya lekat dengan menggunakan
salt spay test.
5.
Proses Pengisian dan Pengepakan
Pada proses ini produk disiapkan untuk dikirim kepada
pelanggan.
Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembuatan cat:
1.
Pigmen dan binder
Penggunaan binder
dan pigmen yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kerusakan cat yang dibuat
seperti terjadi koagulasi. Koagulasi akan menyebabkan pigmen tidak dapat
terdispersi dengan sempurna sehingga menyebabkan kerataan warna yang buruk dan
cat yang nantinya dihasilkan daya rekatnya menjadi tidak sempurna.
2.
Penggunaan aditif yang tidak sesuai
Kerusakan akibat
penggunaan aditif yang salah cukup besar. Untuk aditif berbahan dasar silikon,
kerusakan yand dapat terjadi adalah cat dengan kerataan permukaan yang sangat
jelek sehingga dapat menimbulkan ‘kawah’ pada permukaan.
3.
Penggunaan thinner yang tidak sesuai
Penggunaan thinner
yang tidak sesuai berakibat berkurangnya daya larut dari cat tersebut,
kesulitan dalam aplikasi, sampai dengan mengelupas. Thinner yang sesuai dengan
standar menghindarkan kerusakan akibat hal yang sepele ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Pratama, Angga. 2015. Mengenal Bahan Baku Pembuatan Cat Tembok. http://minelpaint.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-bahan-baku-pembuatan-cat-tembok.html
( Anonym ). 2010.
Pengenalan Proses Pembuatan Cat. https://paintsconsulting.wordpress.com/2010/12/22/pengenalan-proses-pembuatan-cat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.