Abstrak
Efek rumah kaca (Green House Effect), diartikan
sebagai naiknya suhu bumi. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya
konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Selain gas CO2,
yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah , Dinitrogenoksida (N2O)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan
klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca.Yang berakibat meningkatnya suhu permukaan bumi
akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini
dapat mengakibatkan kenaikan tinggi muka air laut, perubahan pola angin, meningkatnya
badai atmosferik, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi dan lain-lain dan
akhirnya berdampak pada ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem alam lainnya.
Isi
Pemanasan
global (global warming) merupakan salah satu isu internasional yang dewasa ini
banyak mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Pemanasan global diartikan
sebagai meningkatnya suhu bumi secara keseluruhan. Pemanasan global merupakan
salah satu gejala dari pengelolaan sumber daya hutan yang tidak berkelanjutan.
Kekawatiran dunia sangat beralasan karena pengaruh global dapat berdampak
kepada kehidupan dan kondisi bentang lahan dari semua negara baik negara
penghasil Gas Rumah Kaca (GRK) maupun bukan.
Menurut Lakitan
(1994), peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca dikwatirkan akan
meningkatkan suhu lapisan bawah atmosfer yaitu lapisan troposfer karena radiasi
gelombang panjang yang dipancarkan permukaan bumi (terrestrial radiation)
sebagian akan terperangkap pada lapisan troposfer, karena tidak dapat menembus
ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Meningkatnya pemanasan global akibat GRK
akan menimbulkan masalah terhadap pola adaptasi makluk hidup pada suatu
ekosistem dan terputusnya rantai makanan antar organisme yang berakibat pada
menurunnya ketersediaan stok pangan dunia. Negara penghasil GRK adalah
negara-negara industri yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber
energinya. Indonesia juga merupakan salah satu negara emitor GRK yang terutama
berasal dari pembukaan hutan dan pengeringan gambut. Sehingga Indonesia menjadi
salah satu bagian dari solusi terhadap pengurangan pemanasan global.
Menurut Fahri
(2009), efek rumah kaca (Green House Effect) adalah suatu istilah yang
digunakan untuk meggambarkan betapa panasnya kondisi bumi dari akibat
terperangkapnya gelombang panjang sinar matahari dilapisan trofosfer bumi.
Green House Effect di adopsi dari kondisi rumah kaca yang biasa digunakan untuk
budidaya pertanian. Pada siang hari, pada cuaca yang cerah meskipun tanpa
adanya alat pemanas suhu ruangan di dalam rumah kaca akan lebih tinggi
bila dibandingkan dengan suhu diluar rumah kaca. Hal tersebut terjadi
karena sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh tanaman di
dalam rumah kaca yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat
menembus kembali keluar kaca sehingga suhu di dalam rumah kaca menjadi naik dan
panas yang dihasilkan akan terperangkap di dalam rumah kaca. Efek rumah kaca
juga dapat diilustrasikan sebagai sebuah mobil yang diletakkan di bawah terik
matahari dengan kodisi jendela mobil tertutup. Bagi masyarakat awam efek rumah
kaca diartikan sebagai adanya rumah-rumah yang banyak menggunakan
kaca.
Menggunakan rumah kaca memang sangat membantu tanaman
untuk melakukan asimilasi. Sayangnya bangunan kaca yang di fungsikan untuk
memantulkan panas ke dalam rumah membawa efek alamiah. Bahkan secara langsung
akan mempengaruhi perubahan suhu di bumi serta pemanasan yang sifatnya
mengglobal.
Global warming juga berakibat pada beberapa sektor, yakni :
1. Kenaikan permukaan air laut
Semakin tinggi kenaikan permukaan air laut, akan sangat berdampak pada
pulau yang tinggal di dataran rendah dan di kelilingi air. Dengan meningginya
permukaan air laut, maka dataran yang berada lebih rendah akan terjadi banjir
besar yang mampu menenggelamkan dataran yang lebih rendah dari permukaan laut.
Namun dari pasang surut air laut tersebut dapat memberikan manfaat pasang surut air laut bagi kehidupan manusia yang bergantung hidup di
pinggiran laut atau pantai.
2. Perubahan cuaca yang ekstrim
2. Perubahan cuaca yang ekstrim
Global warming juga mampu menjadi penyebab adanya perubahan cuaca yang
sifatnya ekstrim. Apalagi di wilayah indonesia yang memiliki iklim yangselalu
berganti yang bergantung pada pembagian musim di Indonesia. Dengan adanya iklim di Indonesia. Anda dapat merasakannya dengan panas yang begitu
terik dalam kurun waktu lebih lama dari sebelumnya. Dan ketika musim dingin,
juga merasakan dingin yang luar biasa.
3. Hasil pertanian menurun
3. Hasil pertanian menurun
Bahkan pemanasan global dapat menyebabkan hasil pertanian di tanah luas
akan menurun. Resiko gagal panen lebih tinggi kurvanya. Sedangkan di Indonesia
memiliki berbagai macam jenis hujan yang dapat mempengaruhi musim yang akan terjadi pada
wilayah indonesia, dan biasanya memberikan dampak negatif bagi para petani
ketika musim kemarau berkepanjangan yang akan menghasilkan hasil pertanian
menurun.
4. Mencairnya gletser
4. Mencairnya gletser
Beberapa gletser dan es di kutub sudah mulai mencair. Ini merupakan akibat
dari pemanasan global yang sudah memberikan dampak keseluruhan. Dengan
mencairnya es di kutub akan memperlebar luasan perairan di bumi yang semula
perbandinganya 2:1 antara lautan dan daratan. Jika sudah mencair, akan mengalir
ke laut yang berpotensi menaikkan permukaannya. Sangat berbahaya jika sampai
menenggelamkan pulau pulau penting di dunia.
5. Kepunahan beberapa jenis hewan
5. Kepunahan beberapa jenis hewan
Hewan yang hidup berada di lereng gunung berapi akan sangat terkena dampak
pemansan global. Suhu panas akan semakin menaik, cuaca yang berubah secara
ekstrim, mampu mengganggu kehidupan hewan. Jika ia tidak mampu bertahan dengan
kondisi alam yang terus memburuk, beberapa hewan akan mati kelaparan, kehausan,
atau kepanasan. Kelestariannya sudah tidak bisa di selamatkan lagi, kecuali
manusia yang bertindak untuk menyelamatkan.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia, Kholil, Muhammad. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/proses-terjadinya-efek-rumah-kaca-yang-menyebabkan-pemanasan-global
https://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca/february-24th-2014
Martono. Fenomena Gas Rumah Kaca
Widodo. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Hutan Untuk Mengurangi Emisi Gas CO2 Penyebab Efek Rumah Kaca
Hidayat, Atep Afia, Kholil, Muhammad. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/proses-terjadinya-efek-rumah-kaca-yang-menyebabkan-pemanasan-global
https://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca/february-24th-2014
Martono. Fenomena Gas Rumah Kaca
Widodo. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Hutan Untuk Mengurangi Emisi Gas CO2 Penyebab Efek Rumah Kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.