.

Jumat, 09 Februari 2018

PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DAN MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

Oleh : Priyo Dwi Wijaksono (F10-Priyo)










ABSTRAK
Dengan berkembangnya jaman, di bumi ini terdapat ribuan pembangkit listrik batu bara, dan nuklir. Keduanya menimbulkan pencemaran udara, solusi teknologinya ialah dengan menggunakan sumber energi angin dan matahari. Energi listrik yang diupayakan yaitu dengan memanfaatkan energi angin yang memutar kubah putar masjid dengan porosnya yang dihubungkan dengan transmisi sabuk ke dinamo, sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Selain itu, juga digunakan solar cell untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi listrik dari dinamo dan solar cell kemudian disimpan di dalam battery dengan bantuan alat regulator. Untuk menyalakan lampu dengan mempergunakan arus listrik battery diperlukan inverter yang berfungsi sebagai alat pengubah arus listrik.

Kata kunci: Energi,Solusi Teknologi, Teknologi Bersih .

ISI :

        Untuk alat penerangan, masyarakat di pedesaan biasa mempergunakan lampu berbahan bakar minyak tanah. Dalam kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak tanah, maka dicoba untuk pemanfaatan energi angin pada penelitian ini dengan menggunakan kubah-putar masjid sebagi pengganti turbin angin. Sedangkan pemanfaatan energi matahari menggunakan solar cell, dari dua sumber energi tersebut kemudian disimpan dalam suatu baterai.

      Untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik diperlukan alat pengubah yaitu turbin angin atau dalam hal ini digunakan kubah-putar masjid, dimana energi kinetik angin diubah menjadi energi mekanik. Angin yang mendorong sudu kubah meghasilkan gaya yang menimbulkan momen puntir sehingga dapat memutar kubah tersebut. 

Penggunaan sel surya (photovoltaic) sebagai pengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Beberapa hal yang mempengaruhi daya sel surya diantaranya: pengaruh penyinaran, pengaruh temperatur, pengaruh luas sel surya, pengaruh kepekaan spektrum, dan pengaruh umur sel surya. Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi efisiensi konversi energi sel surya. Widodo (2002) menyatakan, secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika diterpa sinar matahari maka akan terjadi aliran elektron, aliran elektron inilah yang diindikasikan sebagai tanda adanya aliran arus listrik.

Menurut hasil penelitian Tjahjono (2011), Kecepatan angin yang meningkat menyebabkan kecepatan keliling kubah-putar semakin tinggi. Melalui transmisi sabuk, poros dinamo ikut berputar yang sebanding dengan putaran pulley pada poros kubah-putar. Semakin tinggi perputaran poros dinamo menyebabkan garis-garis medan magnit memotong kumparan dynamo meningkat, sehingga arus listrik yang dihasilkan semakin besar pula, berikut tegangan juga meningkat sesuai peningkatan arus.

Dengan daya yang masuk baterai selama 9 jam yaitu 287,28 Watt, maka setelah diubah menjadi listrik AC dengan menggunakan inventer, daya listrik tersebut dapat menghidupkan lampu Phillips 45 Watt dengan menggunakan panjang kabel 15 meter dan diameter kawat dari kabel 1 mm selama 2 jam. Setelah lebih dari 2 jam maka tegangan pada inventer yang tadinya 220 volt mengalami penurunan sehingga lampu tidak menyala. Hal ini disebabkan suplai arus dan daya yang masuk baterai sangat kecil.

1.  Semakin besar kecepatan angin akan meningkatkan putaran kubah masjid yang menyebabkan garis gaya magnet yang memotong lilitan dynamo semakin banyak sehingga Gaya Gerak Listrik (GGL) yang dihasilkan semakin besar,

2.  Semakin besar intensitas cahaya matahari yang mengenai solar cell menyebabkan loncatan elektron yang melewati sambungan p-n sel surya semakin besar, sehingga energi listrik yang dihasilkan juga semakin membesar.

3.     Dimensi luas solar cell yang kecil menyebabkan jumlah elektron yang dihasilkan sel surya menjadi sedikit, sehingga energi listrik yang diperoleh menjadi kecil.

4.     Dari hasil percobaan selama 9 jam, menghasilkan energi listrik yang dapat menghidupkan lampu Phillips 45 Watt selama 2 jam. Untuk memperpanjang penyalaan lampu perlu ukuran kubah-putar dan sel surya diperbesar.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta: Pantona Media

Tjahjono, Tri Dan Widodo, Erwan. 2011. PENGGUNAAN ENERGI ANGIN DAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM HYBRID (Dalam http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=133935) Diakses tanggal 8 Februari 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.