Proses Produksi Pupuk dalam Industri
Abstrak
Industri agrokimia di Indonesia
mengalami peningkatan terutama industri yang memproduksi pupuk dalam lima tahun
terakhir. Jenis pupuk yang diproduksi pabrik tersebut terdiri atas Urea, NPK,
SP-36, ZA, dan ZK. Bahan baku untuk produk pupuk yang dibuat tersebut seperti
ammonia juga mengalami peningkatan produksi sehingga membantu peningkatan
produksi dalam industry secara keseluruhan. Industri pupuk merupakan merupakan
industri yang sangat menopang pembangunan berkelanjutan di Indonesia mengingat
Indonesia masih bergantung dalam sektor pertanian dan perkebunan.
Pupuk merupakan semua bahan yang
ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan
biologis. Teknologi pembuatan pupuk sangat erat kaitannya dengan bahan baku
yang digunakan, penggunaan bahan baku sangat menentukan jenis pupuk yang
dihasilkan. metode atau cara yang digunakan selama proses pengolahan
mempengaruhi aspek ekonomi dan efisiensi. Maka dari itu, sebuah perusahaan
pupuk harus memperhatikan proses produksi pupuk secara bertahap agar
menghasilkan produk dengan efisiensi yang tinggi.
Sebagai contoh, Pt. Pusri yang
merupakan pabrik pupuk terbesar di Indonesia memiliki unit pembuatan amoniak
dan unit pembuatan pupuk dalam satu area dimana bahan baku pupuk amoniak
diproduksi sendiri oleh perusahaan tersebut. Unit proses produksi amoniak
terdiri atas Feed Treating Unit, Reforming UnitP, urification & Methanasi,
dan Compression Synloop & Refrigeration Unit. Amoniak yang sudah diproduksi
tersebut akan masuk ke unit pembuatan urea yang teriri atas unit sintesa, unit
purifikasi, unit kristaliser, unit prilling, unit recovery, dan unit proses
kondensat treatment.
Kata
Kunci : Pupuk, Ammonia, Urea
Pendahuluan
Agrokimia merupakan semua bahan-bahan
kimia yang sering digunakan untuk dalam pertanian. Bahan kimia yang digunakan
dalam pertanian ini berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman
serta melindungi tanaman dari gangguan seperti hama dan penyakit pada tumbuhan.
Penggolongan bahan yang termasuk agrokimia adalah pestisida, pupuk, dan agen
pengapuran atau pengasaman.
Pupuk adalah adalah senyawa
kimia yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk digunakan
untuk mengurangi kekurangan nutrisi di dalam tanah. Biasanya, ini diaplikasikan
ke tanah atau ke jaringan tanaman. Pupuk dapat dikategorikan menjadi dua
kategori: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik secara alami adalah zat
yang ada yang disiapkan melalui proses alami. Pupuk anorganik, yang juga
disebut pupuk sintetis diproduksi secara buatan dengan menggunakan proses kimia
dengan memanfaatkan endapan alami, yang diubah secara kimiawi.
Permasalahan
Industri pupuk dalam negeri, Indonesia, merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani, sehingga sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting di Indonesia karena mampu meningkatkan sektor ekonomi Indonesia yang masih bergantung dalam sektor agraris. Industri pupuk di Indonesia memiliki beragam teknologi dalam pengolahan pupuk sehingga menghasilkan berbagai jenis pupuk seperti Urea, NPK, SP-36, ZA, dan ZK. Pengolahan pupuk ini berdasarkan aspek ekonomi dan efisiensi produk yang dihasilkan sehingga mampu memproduksi pupuk secara massal yang mampu memenuhi permintaan pasar.
Pengolahan pupuk didasarkan pada pengolahan bahan baku yang digunakan dalam pupuk. Pemakaian pupuk bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur yang diperlukan bagi tumbuhan untuk dapat tumbuh subur. Pupuk terbagi atas dua jenis, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan. Dalam sebuah pabrik yang menggunakan bahan baku amoniak, produksi berawal ddari bahan mentah berupa gas alam. Gas alam di indonesia masih melimpah sehingga banyak digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk dalam pembuatan pupuk.
Pembahasan
Berbagai
industri pupuk dapat ditemukan di Indonesia
dengan berbagai jenis pupuk yang dihasilkan. Penjualan pupuk Indonesia
memiliki nilai ekonomis yang dapat membantu pembangunan berkelanjutan dalam
sektor agraris Indonesia. Industri pupuk Indonesia berada dalam naungan Pt. Pupuk
Indonesia termasuk salah satunya perusahaan pupuk terbesar yang berpusat di
Palembang bernama Pt. Pupuk Sriwijaya. Perusahaan ini memproduksi pupuk dengan
pabrik pengolahan bahan baku berupa ammonia dan pembuatan urea berada di satu
area industri. Ammonia ini merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pupuk
urea bersama dengan gas karbon dioksida.
Produksi diawali dengan pembuatan bahan baku utama berupa amoniak. Di dalam pabrik Pupuk Sriwijaya, pabrik amoniak
memiliki unit sebagai berikut:
(1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities),
terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan
dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di
Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas
alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming
Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan
uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil rekasi
yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirm ke Secondary Reformer
dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
- Hidrogen
- Nitrogen
- Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan
Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
(3) Purification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming
Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang
terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia
converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop &
Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan
gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai
tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan,
uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam
fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
Hasil / produk pada proses di atas adalah gas ammonia cair
serta karbon dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Urea tersebut kemudian diproses di pabrik urea. Proses pembuatan urea dibagai atas 6 proses :
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 didalam Urea Reactor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 Kg/cm2. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/cm2 dan 22,2 Kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan urea dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum, kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesa ini dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian. Selama bagian reaksi pertama berlangsung, dari amoniak dan karbon dioksida akan terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s) ΔH = -159,7 kJ
Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat endoterm.
NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = 41,43 kJ
Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
2NH3 (g) + CO2 (g) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) ΔH = -118,27 kJ
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur mulai 170-190°C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari pada reaksi bagian pertama.
Kesimpulan
Pupuk termasuk dalam bahan agrokimia yang berguna untuk meningkatkan pekembangan tanaman dengan menyediakan mineral dan nutrisi bagi tanaman. Industri pupuk di Indonesia membantu pembangunan berkelanjutan dalam sektor agraris dengan berbagai jenis pupuk untuk segala kebutuhan tanaman. Sebagai contoh dalam perusahaan Pt. Pusri yang merupakan pabrik pupuk terbesar di Indonesia mempunyai pabrik pengolahan amoniak dan urea dalam satu area. Amoniak merupakan bahan baku utama dari pupuk area dan didapatkan dari gas alam. Gas alam ini perlu dipisahkan dari zat sulfur karena sulfur merupakan zat yang berbahaya. Setelah itu amonia dan metana direaksikan dengan karbon dioksida melalui beberapa proses yang kemudian menghasilkan pupuk urea.
Daftar Pustaka
cdmione.com. (2017, 4 Agustus). Industri Pupuk di Indonesia. Diakses pada 29 Oktober 2020, dari https://www.cdmione.com/industri-pupuk-di-indonesia/
kampuscuy.blogspot.com. (2012, 6 Juni). Proses Prroduksi Pupuk di Pt. Sriwidjaja. Diakses pada 29 Oktober 2020 dari http://kampuscuy.blogspot.com/2012/06/proses-produksi-pupuk-di-pt-pupuk.html
Sulanjana, Agung dkk. 2005. Makalah Industri Pupuk dan Amonia. Bandung; Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.