Industri
Petrokimia Indonesia
Muhammad Rizqi Fadilah
(@R07-Rizqi)
Abstrak :
Petrokimia
yaitu produk-produk atau bahan-bahan yang di produksi dari gas bumi dan minyak.
Industri Petrokimia terdiridari 2 bagia yaitu Industri Petrokimia hilir dan
Industri Petrokimia hulu. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui
perusahaan industry petrokimia di Indonesia, bagaimana proses produksi produk
petrokimia dan bagaimana penanganan limbah yang dihasilkan dari industry ini.
Bahan dasar yang digunakan yaitu oelofin, Aromatik, dan Gas Sintesis. Manfaat
dari produk Industry Petrokimia diantaranya adalah dalam pembuatan peptisida,
solvent, methanol, petroleum cokes, pilytam PP, dan lilin. Adapun dampak dari
industry petrokimia adalah dapat mengurangi daya dukung alam dan dampak yang
berhubungan dengan masalah social masyarakat.
Kata kunci : Hulu,
Hilir, Oelofin, Aromatik, Gas Sintesis
1. Pendahuluan
Industry
petrokimia merupakan industry yang bergerak dibidang pengolahan minyak bumi dan
gas alam dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia akan bahan-bahan kimia yang
dihasilakn dan pemanfaatannya dalm menunjang kegiatan manusia [1]. Na2SO4
merupakan salah satu zat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kalium sulfat
yang kemudian direaksikan dengan kalium klorida yang nantinya berguna dalam
pembuatan pupuk kalium sulfat[2]. Di Indonesia perusahaan Petrokimia yang
paling besar adalah Pertamina. Petrokimia Pertamina mempunyaibahan baku gas
bumi dan minyak seperti Kilang Methanol yang terletak di Kalimantan Timur,
tepatnya di Pulau Banyu[3]. Industry Petrokimia dapat dibagi atas menjadi 2
bagian besar yaitu:
1.1 Industri Petrokimia Hulu
Industri petrokimia hulu akan mengolah bahan
dasar yang digunakan menjadi produk setengah jadi ( produk antara) contohnya
Methanol, Ethylena, Benzena, Butadiena dan Propilena. Pada industri petrokimia hulu bahan setengah jadi tersebut
akan dikirim ke industri
petrokimia hilir untuk diolah menjadi produk siap pakai[4].
1.2 Industri Petrokimia Hilir
Industri Petrokimia hilir adalah pengolahan
produk setengah jadi dijadikan produk siap untuk dipakai dan digunakan. Contoh
seperti nilon, plastik, karet sintesis dan zat peledak. Pada industri petrokimia hilir bahan yang siap pakai
siap untuk di distribusikan ke distributor untuk memenuhi kebutuhan
konsumen[5].
2. Permasalahan
Di
industri petrokimia gresik contohnya, limbah memerlukan penanganan serius dan
khusus adalah limbah cair yang penyebabnya berupa bocoran dari suatu peralatan
industry, bocoran dari tumpahan saat pengisian, serta pencucian atau perbaikan
dari suatu peralatan[14]. Sebagai industry yang bergerak dibidang lingkungan PT
Petrokimia Gresik terus berupaya dalam meminimumkan efek dan dampak dari limbah
industry petrokimia merupakan akibat dari produksi bahan atau alat-alat yang
dihasilkan, sehingga tidak membahayakan bagi kawasan sekitar industry dan
lingkungan sekitarnya. Industry petrokimia pada umumnya melakukan pengelolaan
limbah dengan digunakan system recycle,resovery dan reuse (3R) melalui dukungan
fasilitas pengendali emisi gas seperti cyclonic separator, dust scrubber, EP,
dll [15]. Dalam pengolahan limbah yang dihasilkan dari industry ini yaitu
dengan cara melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan limbah dalam
“sumber-sumber pencemar” yang ada di sekitar indusrti tersebut yaitu :
2.1 Melakukan
upaya penyempurnaan dalam proses pengerjaan, produksi dan juga peralatan yang
digunakan.
2.2
Selalu menjaga kebersihan dalam industri baik itu dari tumpahan zat–zat kimia
maupun dari zat-zat lainnya serta meminimalisir dampak tercemarnya lingkungan
akibat penggunaan bahan kimia tersebut.
2.3 Menambah
pemanfaatan dari sisa-sisa industry yang dihasilkan.
2.4 Menggunakan
kembali sisa-sisa air buangan dari proses industry dan juga meakukan usaha yang
tidak mengganggu baik terhadap peralatan maupun karyawan dan juga lingkungan
sekitar industry tersebut
2.5 Menganalisis
limbah sebelum dibuang ke perairan sekitar pabrik diantaranya menganalisa
berapa kadungan zat kimia berbahaya seperti merkuri, raksa dan timbal agar
tidak mengganggu keseimbangan ekosistem[16].
Selanjutnya
pada penanggulangan pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah gas dapat diatasi
dengan salah satu cara yaitu absorbsi dimana dengan menggunakan garam sitrat
yang berfungsi sebagai penyerap atau absorbennya. Selanjutnya cara yang dapat
dilakukan dalam menangani pencemaran limbah zat cair dilakukan beberapa cara
sebagai berikut:
a. Secara Fisika, yaitu
dilakukan dengan cara sedimentasi, dimana cara ini berupa pemisahan secara
gravimetri, flotasi, penguraian (stripping), absorpsi, ekstrasi, dan lain
sebagainya.
b. Secara Kimia, dimana
cara ini yang umum digunakan dalam pengolahan air dari hasil buangan industry.
Cara yang dapat diterapkan adalah dengan oksidasi, resipitasi,koagulasi dan
netralisasi.
c. Secara Biologis,
dimana cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan bakteri pengurai pada
pengolahan air hasil industri [17].
Pada
penanggulangan pencemaran yang diperoleh dari limbah zat padat yaitu dengan
dilakukan melalui proses penanggulangan/pengendalian zat padat melalui:
1. Proses reclyin,
dimana proses ini dapat dilakukan pada botol-botol yang berbahan plastik
diantaranya PET dan PVC dimana dalam proses ini, dilakukan pemammfaatan kembali
bahan bekas seperti botol bekas menjadi botol yang dapat digunakan lagi, yang
dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia yang menghasilkan produk
petrokimia dan juga dapat mengatasi pencemaran yang merusak lingkungan.
2. Proses pirolisa
dimana proses ini dilakukan pada limbah polimer bekas dimana dengan mengolahnya
menjadi fueloil dan juga dapat menanggulangi pencemaran yang merusak lingkingan
sekitar yang disebabkan oleh limbah buangan ini.
3. Pembahasan
3.1
Jalur Pembuatan
3.1.1 Jalur Gas Sintetik
Untuk
menghasilkan ammonia, metanol dan karbon dalam pembentukkan gas hidrogen dan
karbon dapat dihasilkan dengan melalui 3 cara yaitu dengan reaksoi steam
reforming pada pembentukkan amonia menggunakan bantuan katalis dengan tekanan
psi. Dalam pembentukan reforming digunakan tekanan rendah dan tekanan tinggi
dalam pembentukan methanol.dalam pembentukan gas sintesik ini dapat dilakukan
melalui reaksi oksidasi parsial dan di lanjutkan dengan reaksi pirolisis[6].
Dalam indutri petrokimia ini biasanya digunakan reformer dimana reformer ini
berfungsi dalam pemecahan gas alam seperti pada metana dengan steam sehingga
dapat menghasilkan ammonia, hidrogen dan yang zat kimia lainnya[7]. Pada
industry petrokimia ini juga dilakukan dalam reactor gasifikasi pada proses
oksidasi dimana panas sebagai[8].
3.1.2
Jalur Olefin
Gas
olefin diperoleh melalui jalur olefin dimana menghasilkan
butena/butadiena,propilena dan gas etilena. Gas ini termasuk kedalam
hidrokarbon tak jenuh, yang mempunyai ikatan rangkap terbuka, sihingga ia mudah
berpolimerisasi dengan yang lainnya yang dapat menghasilkan suatu produk yaitu
produk primer. Produk utama yang dihasilkan dari jalur olefin ini adalah
ethilena dan propilena. Dimana kedua produk ini adalah bahan baku dalam
industry Petrokimia[9]. Bahan baku etana dan naftamerupakan bahan baku yang
digunakan dalam jalur olefin ini. Salah satu contoh dari jalur olefin ini
adalah pada pengembangan industry petrokimia di KEK Bojonegara sangat terbuka
disebabkan karena pada umumnya industry petrokimia yang ada di Indonesia masih
mengalami defisit [10].
3.1.3
Jalur Aromatik
Jalur
aromatik adalah jalur yang didasarkan pada pembentuk fraksi-fraksi aromatic
diantaranya xilena, toluena dan benzena. Senyawa yang bersifat hidrokarbon
tidak jenuh yang iktan atom C siklis disebut senyawa aromatis contohnya ikatan
C6-C8 dimana ia muda ia mudah bereaksi dan bersifat reakstif. Contoh produk
dari jalur ini seperti senyawa nitrobenzene yang memiliki atom C6 dimana
senyawa ini merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil nitrasi antara benzena
dengan asam penitrasinnya baik itu asam campuran maupun asam nitratnya
saja[11].
3.2
Penggunaan
3.2.1
Aspal
Aspal
merupakan salah satu produk petrokimia. Dalam kehidupan sehari- hari digunakan
untuk membuat tanggul, bahan pembuatan jalan, pelapis tahan sebagai bahan
isolasi kepada air, serta pada bahan pengurang korosi yang digunakan sebagai
pelapis serta sebagai bahan briket aspal. Aspal merupakan salah satu produk
dari industry petrokimia yang banyak digunakan pada bidang sipil dan lain-
lainnya[12].
3.2.2 Lilin
Lilin
sanagan bermamfaat dalam kehidupan manusia diantaranya dapat digunakan untuk
mengkilapkan lantai, bahn baku semir, dan masih bnyak mamfaat lainnya. Lilin
merupakan produk industry petrokimia yang umum digunakan oleh masyarakat. Lilin
kedelai merupakan salah satu lilin ramah lingkungan yang ramai digunakan dan
mudah dibersihkan setelah digunakan .
3.2.3
Polytam PP
Polytam
PP merupakan bahan yang menghasilkan kantong plastic, karung plastic, dan tali
raffia. Polytam PP merupakan produk dari industry petrokimia yang banyak
dihasilkan banyak digunakan dalam bidang pertanian, perdagangan dan dalam
kehidupan sehari- hari.
3.2.4 Metanol
Zat
ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bahan-bahan yang digunakan dalam industri
dalam pembuatan metil klorida, metil amina dan dimethyl-tereplate. Selain itu
methanol juga bayak digunakan dalam laboratorium kimia, Bahan bakar kendaraan,
dan juga digunakan sebagai bahan bakar pesawat dan sebagai bahan baku untuk
industry protein sintesis. Selain itu metanol juga dimanfaatkan sebagai bahan
kimia yang banyak digunakan dalam proses analisa kualitatif dan
kuantitatif[13].
3.2.5 Pemanfaatan dalam industry Pupuk dan Pestisida
Ammonia/urea
pada umumnya produk yang dihasilkan digunakan dalam pembuatan pupu, dalam
industry peptisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia.
Pupuk merupakan salah satu produk industry petrokimia yang paling banyak
dihasilkan. Dalam industry petrokimia pupuk dan peptisida merupakan produk yang
paling banyak dihasilkan dan diperhitungkan, mengingat ini berhubungan dengan
produksi nasional akan kebutuhan pupuk dan peptisida dalam negeri.
4. Kesimpulan
Industri
petrokimia merupakan suatu industi yang bergerak dibidang pengolahan minyak
bumi dan gas alam. Dimana jalur pembuatannya dalam perusahaan terdri atas jalur
gas sintetik, jalur olefin, dan jalun aromatik. Industri petrokimia ini
memiliki banyak manfaatnya dan produk yang dihasilkan seperti aspal, lilin, polytam
PP, metano dan lain sebagainya. Dan juga produk yang dikenal dari industri
petrokimia ini seperti plastik dan bahan bakar pesawat terbang.
Daftar pustaka:
[1]
File://stroge/emulated/0/documents/ROMBONGAN%20MAKALAH%20MAKALAH%20-
%20INDUSTRI%20PETROKIMIA.htm
[2] Zainul,R.2015.
Modifikasi Dan Karakteristik I-V Sel Fotovoltaik Cu 2 O/Cu - Gel Na2so4 Melalui
Iluminasi Lampu Neon.
[3] Syarifudin, Asep.
Penentuan Kandungan Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (Pah) Dalam Produk
Petroleum
[4] Nur, H. I., &
Hadi, F. 2013. Model Optimasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering Dengan
Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik.
Jurnal Teknik ITS. 2(1), E11-E16.
[5] Murbuni,S.2001.
Pemberdayaan Potensi Daerah Dalam Kegiatan Operasi Industry Hulu Migas
Nasional. Proceeding Simpossium Nasional Atmi. Yogyakarta: 3-5
[6] Nugroho, H.2004.
Pengembangan Industry Gas Bumi Indonesia: Tantangan Dan Gagasan .Perencanan
Pembangunan No IX/September
[7] Lolong, N., Latif,
N.,Noerochim, L. N., & Kurniawan, B. A. 2016. Studi Mekanisme Kerusakan
Tube Reformer Pada Industri Petrokimia. Jurnal Teknik ITS, 5(2), B365-B373
[8] Harahap, M.E
&Tjahyoni, E.W .2016. Kajian Teknologi Proses Pembuatan Gas Sintetik Dari
Batubara Dan Prospek Pemanfaatan Pada Industry Hilirnya Technology Review
Process Of Synthetic Gas From Coal Utilization And Prospect In Downstream
Industries. Majalah Ilmiah Pengkajian Industry.10(1): 61-70
[9] Hermawan, A.,
Ekawati, R., & Ferdinant, P.F. 2017. Usulan Inplementasi Pilar Focus
Improvement Untuk Mengurangi Loss Potential Value Pygas Product Dengan
Penerapan Siklus Pdca. Jurnal Teknik Industri Untirta
[10] Alkadri, A. 2013.
Kebijakan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Kek) Di Provinsi Banten. Jurnal
Sains Dan Teknologi Indonesia, 13 (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.