.

Kamis, 10 November 2022

PRINSIP DAN MANFAAT KIMIA HIJAU SERTA PENERAPANNYA

 

Oleh: Yuda Saputra (@X10-Yuda)

Abstrak

     Kimia Hijau atau juga disebut dengan “Green Chemistry” adalah bidang kimia yang berfokus dalam pencegahan polusi. Kimia Hijau mulai dikenal secara global pada awal 1990-an setelah EPA (Environmental Protection Agency) mengeluarkan kebijakan nasional untuk mencegah dan mengurangi polusi atau disebut dengan Pollution Prevention Act. Kimia Hijau adalah sebuah pendekatan dalam mengatasi isu lingkungan baik dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses atau juga tahapan reaksi yang dipakai. Pada Konsep ini memastikan mengenai sebuah metode yang dilandaskan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya dari sisi perancangan ataupun prosesnya. Bahaya dari bahan kimia yang di maksud oleh konsep green chemistry ini meliputi tentang macam-macam ancaman pada kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan juga penipisan sumber daya alam.

Kata Kunci: Kimia Hijau, Lingkungan, Prinsip Kimia Hijau

 

Abstract

     Green Chemistry or also known as "Green Chemistry" is a field of chemistry that focuses on pollution prevention. Green Chemistry became known globally in the early 1990s after the EPA (Environmental Protection Agency) issued a national policy to prevent and reduce pollution or the so-called Pollution Prevention Act. Green Chemistry is an approach in overcoming environmental issues, both in terms of the chemicals produced, the process or the reaction steps used. This concept ensures a method based on reducing the use and manufacture of hazardous chemicals from the design or process side. The dangers of chemicals referred to by the concept of green chemistry include various threats to human health and the environment, including toxicity, physical hazards, global climate change, and the depletion of natural resources.

Keywords: Green Chemistry, Environment, Green Chemistry Principles

 

Pendahuluan

     Green Chemistry adalah pendekatan yang efektif dalam mencegah terjadinya polusi karna bisa digunakan dengan langsung oleh para ilmuan pada situasi sekarang, Konsep ini memfokuskan bagaimana cara pandang seorang peneliti dalam menempatkan aspek lingkungan pada prioritas utama. Area penelitian pada bidang green chemistry ini meliputi pengembangan metode sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan baku terbarukan, merancang bahan kimia yang hijau, dan juga penggunaan bioteknologi untuk alternatif pada industri.

     Pada istilah kimia yang digunakan dalam “Green Chemistry” dimaksudkan dikarenakan menyertakan struktur dan perubahan sebuah materi. Perubahan itu pasti menyertakan energi untuk sumbernya. Konsep green chemistry juga memiliki kaitan dengan energi dan penggunaannya secara langsung ataupun tidak langsung misalnya pada penggunaan sebuah material pada hal pembuatan, penyimpanan, dan juga proses penyalurannya.

 

Permasalahan

1. Apa itu kimia hijau?

2. Apa saja prinsip dalam kimia hijau?

3. Apa manfaat dari kimia hijau?

4. bagaimana cara penerapan kimia hijau?

 

Tujuan

1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kimia hijau.

2. Mengetahui apa saja prinsip dalam kimia hijau.

3. Mengetahui apa manfaat dari kimia hijau.

4. mengetahui bagaimana cara penerapan kimia hijau.

 

Pembahasan

A. Definisi Kimia Hijau


Sumber gambar https://www.discovermagazine.com/the-sciences/scientist-you-should-know-paul-anastas-is-the-father-of-green-chemistry

      Kimia Hijau merupakan sebuah pendekatan pada perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk kimia dengan sedemikian rupa yang kemudian bisa mengurangi atau menghilangkan bahaya dari dampak buruk zat kimia pada lingkungan dan juga manusia.

      Istilah kimia hijau pertama kali digunakan oleh Paul T. Anastas pada sebuah program khusus yang diperkenalkan organisasi EPA (Environmental Protection Agency) di Amerika Serikat tahun 1991. Program ini dimaksudkan untuk menerapkan pengembangan berkelanjutan di bidang kimia dan teknologi kimia oleh dunia industri, akademi, dan pemerintahan. Konsep kimia hijau mengintegrasikan pendekatan baru untuk proses sintesa, pengolahan, dan aplikasi zat-zat kimia sedemikian rupa sehingga dapat menurunkan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan ( Mustafa, 2016).

     Kimia hijau dapat didefinisikan sebagai praktik ilmu kimia dan manufaktur dengan cara yang berkelanjutan, aman, dan tidak berpolusi dan yang mengkonsumsi jumlah minimum bahan energi dan energi sambil menghasilkan sedikit atau tidak ada bahan limbah. Praktek kimia hijau dimulai dengan pengakuan bahwa produksi, pengolahan, penggunaan, dan akhirnya pembuangan produk kimia dapat menyebabkan kerusakan bila dilakukan secara tidak benar. Dalam mencapai tujuannya, kimia hijau dan teknik kimia hijau dapat memodifikasi atau sepenuhnya mendesain ulang produk dan proses kimia dengan tujuan meminimalkan limbah dan penggunaan atau pembuatan bahan yang sangat berbahaya. Mereka yang berlatih kimia hijau mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas efek apa pun di dunia yang mungkin dimiliki oleh bahan kimia atau proses kimia mereka. Jauh dari regresif secara ekonomi dan hambatan pada keuntungan, kimia hijau adalah tentang meningkatkan keuntungan dan mempromosikan inovasi sambil melindungi kesehatan manusia dan lingkungan (Manahan, 2015).

     Tuntutan sebagian besar umat manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih sejahtera makin memacu pengembangan teknologi dan industri lebih mumpuni. Namun di sisi lainnya ternyata beragam kegiatan teknologi dan industri menyisakan material buangan, yang sebagian diantaranya membahayakan keberlangsungan kehidupan umat manusia (Hidayat, 2022).

      Tujuan utama pendekatan kimia hijau adalah untuk menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan secara bersamaan dapat memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk mensintesa zat-zat tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan. (Mustafa, 2016).

 

B. Prinsip Kimia Hijau


Sumber gambar https://www.researchgate.net/figure/The-12-principles-of-green-chemistry-from-5_fig1_351060324

     Dalam prinsip kimia hijau bisa diaplikasikan dengan penggunaan bahan baku yang bisa diperbaharui, pemanfaatan limbah, menghindari penggunaan reagen dan pelarut beracun dalam pembuatan dan aplikasi kimia. Menurut (Fajaroh, 2018) yang mengutip pendapat (Anastas & Warner, 1998) tentang kimia hijau berpedoman pada 12 prinsip yang diusulkan oleh Anastas dan Warner diantaranya yaitu:

1.      Pencegahan

Mencegah lebih diutamakan dari pada meremediasi limbah;

2.      Atom ekonomi

Metode sintesis hendaknya dirancang stoikiometris, menjamin semua bahan baku menjadi produk;

3.      Minimalkan zat kimia berbahaya

Sintesis zat kimia diupayakan menggunakan dan menghasilkan zat-zat dengan toksisitas serendah mungkin;

4.      Merancang zat kimia fungsional yang aman

Proses sintesis didesain sedemikian rupa hingga diperoleh hasil yang sesuai yang diinginkan namun dengan seminimal mungkin menghasilkan bahan toksik;

5.      Penggunaan pelarut dan zat pelengkap yang aman

Menghindari penggunaan zat tambahan berbahaya (misalnya pelarut, agen pemisahan agen);

6.      Efisiensi energy

Meminimalkan kebutuhan energi dari proses kimia, jika memungkinkan, proses sintesis dilakukan pada suhu dan tekanan ambien;

7.      Penggunaan bahan mentah Terbarukan

Pengembangan SDA terbarukan lebih diutamakan;

8.      Kurangi pemanfaatan zat derivatif

Menghindari penggunaan bahan-bahan tambahan yang hanya akan menambah jumlah limbah;

9.      Katalis

Menggunakan katalis yang selektif;

10.  Rancang degradasinya

Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diuraikan di akhir fungsinya;

11.  pemantauan keamanan secara real-time

Harus dilakukan pemantauan dan pencegahan terbentuknya zat berbahaya secara langsung pada setiap tahap dari proses sintesis.

12.  Penerapan kimia aman

Meminimalkan potensi kecelakaan, seperti timbulnya emisi zat berbahaya, ledakan, dan kebakaran.

     Menurut (Putri) Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa prinsip green chemistry bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan prosesnya, dengan demikian penerapan 12 prinsip inilah yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran kimia yang berwawasan lingkungan, baik dalam bentuk teori maupun pada kegiatan praktikum di laboratorium.

 

C. Manfaat Kimia Hijau


Sumber gambar https://www.uoguelph.ca/ceps/news/2020/04/green-science

     Kimia Hijau memiliki peran dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada berbagai macam lini kehidupan. Kimia hijau juga memiliki beberapa manfaat diantaranya:

·         Mengurangi dalam penggunaan energi

·         Mengurangi limbah hasil produksi

·         Mengurangi tingkat kecelakaan

·         Produk yang lebih safety (Aman)

·         Menyediakan tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat

·         Melindungi kesehatan manusia dan juga lingkungan

·         Memperoleh keunggulan yang lebih kompetitif dalam produk yang dihasilkan

     Dengan memperhatikan dan juga menerapkan pendekatan atau teknologi hijau, resiko yang ditimbulkan bisa jauh lebih sedikit bagi komunitas pada sekitar lingkungan pabrik serta produk yang lebih aman lagi untuk para pengguna ataupun pembeli.

     Sedangkan menurut (Mustafa, 2016) Manfaat kimia hijau adalah mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah, efisien dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan. Dengan memperhatikan dan menerapkan pendekatan atau teknologi kimia hijau akan menghasilkan tempat kerja yang lebih aman bagi para pekerja industri, risiko-risiko yang jauh lebih sedikit bagi komunitas di sekitar lingkungan pabrik dan produk yang lebih aman bagi pengguna/pembeli.

 

D. Penerapan Kimia Hijau


Sumber gambar https://www.themanufacturer.com/articles/ten-green-chemicals-create-growth-jobs-trade-uk/

     Penerapan kimia hijau pada penemuan atau inovasi akan membawa pada proses produk yang aman dalam ekosistem alami, dan juga mudah terurai, maka dari itu jadi zat gizi bagi alam atau bisa di daur ulang. Misalnya seperti:

a.      Cat ramah lingkungan

Senyawa yang terdapat pada cat atau volatile organic compunds (VOC) umumnya mudah untuk menguap yang dapat bersifat berbahaya untuk kesehatan dan lingkungan. Dengan kimia hijau, perusahaan cat seperti di inggris membuat cat yang memiliki kandungan VOC yang sedikit atau bahkan tidak ada. Tetapi lebih menarik lagi seperti cat yang berbasis pelarut yang berasal dari tanaman yang tidak memiliki bau, gampang untuk dibersihkan, dan juga berdaya tutup yang cukup baik.

b.      Plastik ramah lingkungan

Seperti yang kita ketahui bahwa plastik merupakan bahan kimia yang sangat sulit untuk terurai. Tetapi untuk saat ini sudah banyak produk plastik yang berbahan dari tanaman hasil pertanian seperti dari jagung, kentang, dan juga gula dari buah bit yang lebih mudah terurai ketika berada di tanah.

     Penerapan lain yang bisa dilakukan supaya kimia hijau bisa menjadi sebuah manfaat pada masa depan yaitu berlandaskan pada paparan mengenai prinsip kimia hijau. Seperti menurut (Hidayat, 2022) Produk kimia yang dianggap ideal ialah memiliki sifat: Dapat terurai oleh mikroorganisme (biodegradable); mampu beradaptasi dan sejalan dengan siklus 3R (reuse, recycle, and reduse); serta Produk dan proses produksinya tidak menimbulkan bahaya.

     

Kesimpulan

     Kimia hijau adalah merancang kembali produk kimia dan juga prosesnya yang bertujuan untuk mereduksi atau membuang berbagai pengaruh negatif pada lingkungan dan juga manusia. Pendekatan kimia hijau berupaya dalam mengurangi zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang lebih aman untuk reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak memiliki racun, menggunakan sumber daya yang bisa diperbaharui, meningkatkan efisiensi dalam tingkat atom, dan juga penggunaan pelarut yang ramah lingkungan.

     Kualitas lingkungan harus dijaga dengan baik supaya terhindar dari kerusakan yang berakibat buruk pada kehidupan dalam sebuah lingkungan. Kimia hijau menjadi sebuah solusi dalam mengurangi potensi kerusakan lingkungan yang semakin parah. Maka dari itu, dengan adanya penerapan kimia hijau dalam kegiatan industri ataupun masyarakat bisa membuat sebuah lingkungan yang tetap terjaga.

 

Daftar Pustaka

Mustafa, Dina. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Dalam http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf (Diunduh 10 November 2022)

Manahan, Stanley E. 2006. Green Chemistry and The Ten Commandmens Of Sustainability. International Standard Book 2nd edition. ChemChar Research, Inc Publishers Columbia, Missouri U.S.A. Dalam https://www.asdlib.org/onlineArticles/ecourseware/Manahan/GreenChem-2.pdf (Diakses 10 November 2022)

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Modul 11 KPLI: Kimia Hijau. Universitas Mercu Buana, Jakarta. (Dibuka 10 November 2022)

Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Malang : Universitas Negeri malang. Dalam http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf (Diunduh 10 November 2022)

Putri, Andhina Choiri. Pengaplikasian Prinsip-prinsip Green Chemistry dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kimia sebagai Pendekatan untuk Pencegahan Pencemaran Akibat Bahan-bahan Kimia dalam Kegiatan Praktikum di Laboratorium. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Dalam https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jcs/article/downloadSuppFile/14585/2460 (Diunduh 10 November 2022)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.