Oleh : Shazfa Zakirah Yasmeenah (@S11-Shazfa)
Abstrak :
Industri Petrokimia merupakan produk yang di hasilkan dari
gas alam dan minyak bumi. Industri Petrokimia dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
Industri Petrokimia hilir dan Industri Petrokimia hulu. Jalur-jalur yang
digunakan dalam pembuatan industri petrokimia adalah jalur Gas Sintesis, Jalur Oelofin,
dan Jalur Aromatik. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perusahaan
industri petrokimia yang berkembang di Indonesia. Manfaat dari produk Industri
Petrokimia diantaranya adalah dalam pembuatan peptisida, solvent, methanol,
petroleum cokes, pilytam PP, dan lilin. Industri petrokimia banyak tersebar
diseluruh Indonesia seperti Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan sampai
Pulau Papua. Adapun dampak dari industri petrokimia adalah dapat mengurangi
daya dukung alam dan dampak yang berhubungan dengan masalah sosial masyarakat.
Kata Kunci : Gas Alam, Hilir, Hulu, Minyak Bumi
Pendahuluan
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil, plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
Di Indonesia perusahaan Petrokimia yang paling besar adalah Pertamina. Petrokimia Pertamina mempunyaibahan baku gas bumi dan minyak seperti Kilang Methanol yang terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di Pulau Banyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah. Industry Petrokimia dapat dibagi atas menjadi 2 bagian besar yaitu :
· Industry Petrokimia Hulu
1.
Komponen apa saja yang
diperlukan dalam pembuatan produk petrokimia?
2.
Bagaimana proses dalam
pembuatan produk petrokimia?
3.
Apa saja produk yang
dihasilkan dari industri petrokimia?
4. Dimana saja penyebaan Industri petrokimia di Indonesia?
5. Apa dampak yang diberikan dalam industri petrokimia?
Pembahasan
1. Bahan Baku Industri Petrokimia
1.1 Minyak Bumi
Minyak bumi
adalah senyawa kimia yang kompleks berupa cairan berwarna coklat kehitaman
dengan komposisi terbesar senyawa hidrokarbon dan senyawa lain dalam jumlah
relatif kecil seperti sulfur, logam-logam nikel, vanadium, arsenit, serta
impuritis lainnya.
1.2 Gas Alam
Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh (CnH2n+2) yang ditemukan
dibawah permukaan bumi. Gas alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak
bumi (non associated gas).
1.3 Senyawa-senyawa
Pengotor
Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa yang tidak diinginkan ada dalam
minyak dan gas bumi adalah senyawa-senyawa sulfur atau belerang yang terkandung
di dalam minyak mentah maupun di dalam produk akhir dan fraksi-fraksinya. Tipe
senyawa-senyawa sulfur yang sering dijumpai dalam minyak bumi adalah hydrogen
sulfida (H2S), mercaptans yang terdiri dari metil dan benzil mercaptans, metil
sulfida, normal butil sulfida, metil disulfida, sulfida-sulfida siklis, alkil
sulfat, asam sulfonat, sulfoksida, sulfon dan tiofena.
2. Jalur-Jalur Dalam Pembuatan Produk Pertokimia
2.1 Jalur Gas Sintetik
Dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan baku gas bumi (CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon black yang melalui 3 cara, yaitu:
A. Reaksi steam
reforming untuk membentuk
amonia yang berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu
1.400–1.600ᴼF,
pada tekanan 400-500 psi.
B. Reaksi stream reforming pada pembentukan methanol yang menggunakan 2 macam proses yaitu pada tekanan tinggi dan tekanan rendah.
C. Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang dilanjutkan dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500ᴼC dan tekanan 100-150 atm
2.2
Jalur
Olefi
Gas
olefin diperoleh melalui jalur olefin dimana menghasilkan
butena/butadiena,propilena dan gas etilena. Gas ini termasuk kedalam
hidrokarbon tak jenuh, yang mempunyai ikatan rangkap terbuka, sihingga ia mudah
berpolimerisasi dengan yang lainnya yang dapat menghasilkan suatu produk yaitu
produk primer. Produk utama yang dihasilkan dari jalur olefin ini adalah
ethilena dan propilena. Dimana kedua produk ini adalah bahan baku dalam
industry Petrokimia, Anjar Hermawan,
Ratna Ekawati & Putro Ferro Ferdinant (2017).
2.3 Jalur
Aromatik
Jalur
aromatik adalah jalur yang didasarkan pada pembentuk fraksi-fraksi aromatic
diantaranya xilena, toluena dan benzena. Senyawa yang bersifat hidrokarbon tidak
jenuh yang iktan atom C siklis disebut senyawa aromatis contohnya ikatan C6-C8
dimana ia muda ia mudah bereaksi dan bersifat reakstif. Contoh produk dari
jalur ini seperti senyawa nitrobenzene yang memiliki atom C6 dimana senyawa ini
merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil nitrasi antara benzena dengan asam
penitrasinnya baik itu asam campuran maupun asam nitratnya saja, Ari Sumirat
(2010)
3. Penggunaan Dan Pemanfaatan
Produk-produk Petrokimia
3.1 Aspal
Aspal
merupakan salah satu produk petrokimia. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan
untuk membuat tanggul, bahan pembuatan jalan, pelapis tahan sebagai bahan
isolasi kepada air, serta pada bahan pengurang korosi yang digunakan sebagai
pelapis serta sebagai bahan briket aspal. Aspal merupakan salah satu produk
dari industry petrokimia yang banyak digunakan pada bidang sipil dan
lain-lainnya, Hendarsi (2000)
3.2 Lilin
Lilin sanagan bermamfaat dalam kehidupan manusia diantaranya dapat digunakan
untuk mengkilapkan lantai, bahn baku semir, dan masih bnyak mamfaat lainnya.
Lilin merupakan produk industry petrokimia yang umum digunakan oleh masyarakat.
Lilin kedelai merupakan salah satu lilin ramah lingkungan yang ramai digunakan
dan mudah dibersihkan setelah digunakan.
3.3 Polytam PP
Polytam PP merupakan bahan yang menghasilkan kantong plastic, karung plastic,
dan tali raffia. Polytam PP merupakan produk dari industry petrokimia yang
banyak dihasilkan banyak digunakan dalam bidang pertanian, perdagangan dan
dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Metanol
Zat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bahan-bahan yang digunakan dalam
industri dalam pembuatan metil klorida, metil amina dan dimethyl-tereplate.
Selain itu methanol juga bayak digunakan dalam laboratorium kimia, Bahan bakar
kendaraan, dan juga digunakan sebagai bahan bakar pesawat dan sebagai bahan
baku untuk industry protein sintesis. Selain itu metanol juga dimanfaatkan
sebagai bahan kimia yang banyak digunakan dalam proses analisa kualitatif dan
kuantitatif, Zainul (2018)
3.5 Pemanfaatan dalam industri Pupuk dan Pestisida
Ammonia/urea pada umumnya produk yang dihasilkan digunakan dalam pembuatan
pupu, dalam industry peptisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir
petrokimia. Pupuk merupakan salah satu produk industry petrokimia yang paling
banyak dihasilkan. Dalam industry petrokimia pupuk dan peptisida merupakan
produk yang paling banyak dihasilkan dan diperhitungkan, mengingat ini
berhubungan dengan produksi nasional akan kebutuhan pupuk dan peptisida dalam
negeri.
4. Penyebaran Industri Petrokimia di
Indonesia
4.1 Pulau
Sumatra
· Asean
Aceh fertilizer, PT (Aceh)
Perusahaan
Asean Aceh adalah suatu perusahaan yang bergerak penghasil pupuk dari hasil
kerjasama antara industri pada negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.
Perusahaan ini terletak di sekitar industri pengolahan migas di aceh.
· Justus
Sakti PT. (Riau)
PT JUSTUS, berdiri sejak 1977, adalah perusahann
Indonesian yang terdistribusi dalam bidang kimia. Perusahaan ini adalah
perusahaan yang memimpin dalam bidang kimia khusus maupun kimia umum seperti:
coatings, aditif makanan, dan fiberglass, dan lain sebagainya. Perusahaan
mempunyai tekad untuk melayani dan menyediakan produk-produk petrokimia yang
berkualitas, Hestiawan & Jamasri (2017)
· Pupuk
Sriwidjaya PT. (Sumatera Selatan)
PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) merupakan industri yang
berdiri untuk pendukung produksi pupuk urea di Indonesia pada 24 Desember 1959
di Sumatera Selatan tepatnya di Palembang, yang dinamai PT Pupuk Sriwidjaja.
Industri ini mulai beroperasi dengan tujuan untuk menunjang dan mewujudkan
wewenang pemerintah dalam peningkatan perekonomian nasional, Heryati (2016)
4.2 Pulau
Jawa
· Dover
chemical, PT. (banten)
PT
Dover Chemical didirikan pada 1960 yang terletak di Asia Pasifik,khususnya di
Banten. Dimana perusahaan ini merupakan PT yang berjalan di bidang petrokimia, Fauzi
Muhammad (2016)
Perusahanan ini bergerak dalam bidang produksi formalin, Resin Formalin (UF,
MF, PF, PUF) dan paraform, dimana prodak industri ini digunakan dalam industri
papan, kayu dan juga perlengkapan rumah tangga. Perusahaan ini terus mengalami
peningkatan terutama dalam bidang manufaktur yang sesuai dengan tujuannya
dimana tujuan dari perusahaan ini salah satunya adalah untuk meningkatkan hasil
produk yang lebih baik.
· Henkel
Indonesia, PT. (jawa barat)
Perusahaan
ini merupakan suatu industri petrokimia yang berkaitan denga portofolio yang
seimbang dan bervariasi. Perusahaann ini di indonesia menempati kedudukan yang
tinggi dalam bidang bisnis. Ini disebabkan karena merk henkel yang kuat
dibidang industri yang ada di indonesia yang selalu memiliki ide yang kreatif.
Perusahaan ini dapat dikatakan sebagai pemimpin dari beberapa pasar yang ada di
dunia. Perusahaan henkel ini didirikan sejak 1876 dimana perusahaan ini dapat
dapat mencapai keberhasilan kurang lebih dalam 140 tahun. Perusahaaan ini
sekarang ini telah mempunyai puluhan ribu karyawan yang mempunyai semangat yang
tinggi dan juga sesuai dengan tujuan utama dari perusahaan ini dimana perusahaan
ini memiliki tujuan untuk menciptakan nilai kerja sama yang
tinggi. perusahaan henkel ini juga merupakan perusahaan yang berkembang dimana
menempati posisi tertinggi dari berbagai indeks ini dibuktikan dengan
perusahaan ini terdaftar dalam stock indeks jerman, Kusumasari (2014).
· Indo
Acidatama Chem. Ind, PT. (Jawa Tengah)
PT
Indo Acidatama merupakan suatu industri petrokima yang bergerak dalam bidang
agro kimia. Dimana perusahaan ini didirikan pada 1983 yang awalnya diberi nama
PT INDO ALKOHOL UTAMA. Lalu pada tahun 1986 nya perusahaan ini beganti nama
menjadi PT INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY. Perusahaan ini memproduksi alat–alat
dan bahan–bahan petrokimia dengan produk utama yang diproduksi adalah etanol.
4.3 Pulau
Kalimantan
· Intan
Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)
Perusahaan
ini merupakan salah satu perusahaan petrokimia yang memproduksi bahan – bahan
kimia seperti formalin dan resin formaldehid. Perusahaan ini didirikan sejak
tahun 1982. Kemudian pada tahun 1990 perusahaan ini berubah menjadi perusahaan
publik dengan bukti perusahaan ini mencantumkan sahamnya di bursa efek yang
terletak di jakarta. Dimana kantor pusat dari perusahaan ini bertempat di Wisma
IWI Lantai 5, Jl. Arjuna Selatan Kav. 75
· Korindo
Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)
Perusahaan ini bergerak dibidang playwood (kayu lapis) terbesar di Kalimantan
Tengah yang mengalami kesulitan finansial yang disebabkan oleh ekonomi yang
terus memburuk selama 3 tahun terakhir. Perusahaan ini telah berjalan selama
kurang lebih 38 tahun. PT Korindo Ariabima Sari berdiri pada 1980 dan harus
menanggung imbas ekonomi Indonesia yang terus memburuk dalam tiga tahun
terakhir.
4.4 Pulau
Papua
· Kayu
Lapis Indonesia, PT.
PT
Kayu Lapis Indonesia adalah salah satu perusahaan swasta yang mengolah dengan
bahan dasar adalah kayu. Sumber bahan baku dari perusahaan ini diproduksi dari
hutan yang memili kualitas kayu yang baik lalu dikelola dengan menggunakan
teknologi yang baik.
5. Dampak dari Indusrti Petrokimia
Dari banyaknya
manfaat yang diberikan dalam industri petrokimia adakalanya kehadiran suatu industri
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak
negatif tersebut akan terasa lebih parah lagi apabila suatu industri mengeluarkan bahan-bahan buangan pencemar atau
limbah pencemar tanpa melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu. Industri
petrokimia di Indonesia yang kini telah mulai berkembang merupakan salah satu
tulang punggung dalam mengisi dan menunjang pertumbuhan industri-industri
lainnya, juga perlu memperhatikan masalah-masalah dampak negatif lingkungan
yang ditimbulkannya. Beberapa dampaknya seperti :
5.1 Dampak
terhadap lingkungan :
·
Kualitas Udara
Pencemaran udara adalah suatu keadaan udara yang mengandung senyawa kimia dalam
konsentrasi yang cukup .tinggi (di atas normal/ambient) sehingga berpengaruh
terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya.
·
Kualitas Air Permukaan/Air Laut
Terjadinya pencemaran air permukaanlair laut sebagai akibat pembuangan limbah
cair dan panas yang dapat mencemari dan menaikkan suhu air permukaan dan air
laut sehingga mengganggu kehidupan beberapa jenis flora dan fauna perairan yang
tidak tahan terhadap suhu tinggi maupun polutan.
·
Air Tanah
Apabila proyek menggunakan air
tanah sebagai sumber air kebutuhan proyek, maka dalam penggunaan air tanah
harus diperhitungkan kemampuan alam dalam penyediaan air tanah untuk proyek
industri petrokimia tersebut.
5.2 Dampak terhadap sosial :
·
Kebisingan
Kebisingan ini timbul sebagai akibat bunyi mesin-mesin pembangkit listrik,
pompa-pompa, kompressor, dan sebagainya.
·
Kecemburuan sosial
Hal ini dapat timbul apabila penduduk setempat tidak ikut menggunakan/merasakan
manfaat adanya proyek.
·
Perbedaan sifat dan
kebudayaan
Dengan adanya pendatang baru yang mempunyai keanekaragaman sifat dan adat
istiadat dapat mengakibatkan kemungkinan timbulnya perkelahian,
pencurian/kejahatan yang menyebabkan keamanan penduduk terusik.
Kesimpulan
1. Industri petrokimia merupakan suatu industi
yang bergerak dibidang pengolahan minyak bumi dan gas alam. Dimana jalur pembuatannya
dalam perusahaan terdri atas jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalun
aromatik.
2. Industri petrokimia memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan industry petrokimia yaitu menghasilkan produk berupa aspal, lilin, polytam PP, metano dan lain
sebagainya. Serta memiliki kekurangan seperti dampak lingkungan dan dampak
sosial.
3. Industri petrokimia di Indonesia sudah menyebar luas
karena Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk mengembangkan industri
tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan.
Daftar
pustaka
1. https://resourcesasia.id/industri-petrokimia-menggiurkan-kenapa-belum-disentuh/
2. Hendarsin,S.L.2000.
Perencanaan Teknik Jalan Raya.
Bandung: Politeknik Negeri Bandung
3.
Heryati, A. 2016. Pengaruh Kompensasi dan Beban Kerja Terhadap
Loyalitas Karyawan di Departemen Operasi Pt. Pupuk Sriwijaya Palembang. Jurnal Ecoment Global: Kajian Bisnis dan
Manajemen, 1(2).
4. Hestiawan, H., & Jamasri, K. (2017). PENGARUH PENAMBAHAN
KATALIS TERHADAP SIFAT MEKANIS RESIN POLIESTER TAK JENUH. Teknosia, 3(1), 1-7.
5. Hermawan,
A., Ekawati, R., & Ferdinant, P.F. 2017. Usulan Inplementasi Pilar Focus
Improvement Untuk Mengurangi Loss Potential Value Pygas Product Dengan
Penerapan Siklus Pdca. Jurnal Teknik Industri
Untirta
6. Kusumasari,
W. H. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis Terhadap
Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidamata, Universitas Muhammadiyah.
7.
Muhammad, Fauzi. 2016. Ekologi dan Biologi Ikan Lelan di Sungai
Kampar dan Waduk PLTA Koto Panjang (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
8. Nur,
H. I., & Hadi, F. 2013. Model
Optimasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering Dengan Pendekatan Simulasi Diskrit:
Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik. Jurnal Teknik ITS. 2(1),
E11-E16.
9. Sumirat,
A. 2010. Prarancangan Pabrik Nitrobenzen Dari Benzen Dana Sam Campuran Dengan
Proses Kontinyu Kapasitas 100.000 Ton/Tahun . Doctoral Dissertation Universitas
Muhammadiyah. Surakarta
10. Syarifudin,
Asep. Penentuan Kandungan Hidrokarbon
Polisiklik Aromatik (Pah) Dalam Produk Petroleum
11. Zainul,R.2018.
Effect Of Temperature And Particle Motion
Against The Ability Of Zno Semiconductor Photocatalyst In Humic Acid .https://doi.org/10.31227/osf.ion/wnygb
nice...
BalasHapus