@E18-Jevon
Pengertian
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat
reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat dilingkungannya
(misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki.
Contoh peristiwa korosi
antara lain karat pada besi, pudarnya warna mengkilap pada perak, dan munculnya
warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia yang terjadi termasuk proses
elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi logam membentuk senyawa-senyawa
oksida logam ataupun sulfida logam.
Proses
pembentukan karat
Karat besi, Fe2O3∙nH2O
yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat kemerahan, terbentuk pada
reaksi redoks yang berbeda dengan reaksi sebelumnya. Ion-ion Fe2+
yang terbentuk pada daerah anode terdispersi dalam air dan bereaksi dengan O2
membentuk Fe3+ dalam karat. Keseluruhan reaksi pada proses ini
adalah:
Fe(s) à
Fe 2+ (aq) + 2e
Faktor Penyebab Korosi
Pada Besi (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)
1. Konsentrasi H2O
dan O2
Dalam kondisi
kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam
air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih
cepat. Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai
medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih
asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi
reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial
reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
3. Keberadaan
elektrolit
Keberadaan elektrolit
seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi,
sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas
yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada
daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu,
semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat
seiring bertambahnya suhu.
Pencegahan
korosi
Pencegahan korosi
didasarkan pada dua prinsip berikut :
– Mencegah kontak
dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat
terjadi. Korosi dapat dicegah dengan
melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih
aktif seperti seg dan krom). Penggunaan
logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng
bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat
mampercepat proses korosi.
– Perlindungan katoda
(pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau
dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katoda. Di sini,
besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain
berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda,
terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis.
Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim
digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini
secara berkala harus dikontrol dan diganti.
– Membuat alloy
atau paduan logam yang bersifat tahan
karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless
(72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Daftar Pustaka
hadiman88.wordpress.com/2013/03/14/korosi-dan-pencegahan/
http://www.e-jurnal.com/2013/12/faktor-faktor-penyebab-terjadinya-korosi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.