Oleh : Wirawan Danu Seto (X30-Wirawan)
- Abstrak
Mewujudkan Industri Agro dan Kimia yang berdaya saing dan bernilai
tambah tinggi, struktur yang kuat, berbasis SDA lokal, didukung oleh SDM dan
teknologi yang handal. Berwawasan lingkungan serta mampu meningkatkan ketahanan
pangan dan kesejahteraan rakyat.
- 2. Abstract
Realizing the Agro and Chemical Industry that is competitive and has a high added value, a strong structure, based on local natural resources, supported by reliable human resources and technology. Environmentally minded and able to improve food security and people’s welfare.
- 3.
Pendahuluan
Agrokimia merupakan Industri yang bergerak di bidang pertanian seperti pupuk, pestisida. Dengan mengacu kepada arah kebijakan industri dan berdasarkan pada karakteristik dan ciri sub sektor Industri Agro dan Kimia, serta peranannya dalam struktur industri dan ekonomi Indonesia pada umunya, maka pembangunan Industri Agro dan Kimia dilaksanakan dengan visi.
- 4. Rumusan Masalah
1)
Apa yang dimaksud Industri
Agrokimia?
2)
Apa saja jenis-jenis Agrokimia?
3)
Apa dampak penggunaan Agrokimia?
4)
Apa saja dampak dari Industri
Agrokimia bagi lingkungan?
- 5. Tujuan
1)
Memahami Industri Agrokimia.
2)
Mengetahui jenis-jenis Agrokimia.
3)
Mengetahui dampak penggunaan
Agrokimia.
- 6. Pembahasan
A.
Pengertian Industri
Agrokimia
Agrokimia atau agrochemical, adalah
nama umum yang diberikan untuk bahan kimia yang digunakan di pertanian, yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan keamanan tanaman dan hasil panen.
Industri agrokimia sendiri merupakan industri yang bergerak di bidang pertanian
meliputi pupuk dan pestisida.
B.
Jenis-jenis Agrokimia
a)
Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia atau
zat yang digunakan untuk menghancurkan atau mengendalikan beberapa jenis
tumbuhan atau organisme yang juga dikenal sebagai hama, yang berbahaya bagi
tanaman budidaya atau hewan.
b)
Insektisida
Insektisida digunakan untuk
menghancurkan serangga. Insektisida dapat berupa ovisida yang membunuh telur,
larvisida untuk membunuh larva. Contoh pestisida: Organoklorin, organofosfat,
karbamat dan piretroid
c)
Herbisida
Herbisida digunakan untuk
mengendalikan atau membunuh gulma dan tumbuh-tumbuhan. Contoh herbisida:
Gramoxone dan glifosat.
d)
Fungisida
Fungisida digunakan untuk
mengendalikan jamur dan oomycetes. Contoh fungisida: Mankosida.
e)
Algasida
Algasida digunakan untuk
mengendalikan ganggang. Juga dikenal sebagai algisida.
f)
Rodentisida
Rodentisida digunakan untuk
mencegah penyebaran hewan pengerat seperti tikus, tikus. Contoh: Klerat.
g)
Moluskosida
Moluskosida digunakan untuk
mengendalikan moluska seperti siput dan keong. Contoh: Slugit
h)
Nematisida
Nematisida digunakan untuk
mengendalikan atau membunuh nematoda. Contoh: Furadan.
i)
Pupuk
Pupuk adalah adalah senyawa kimia
yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk digunakan untuk
mengurangi kekurangan nutrisi di dalam tanah. Biasanya, ini diaplikasikan ke
tanah atau ke jaringan tanaman.
Pupuk dapat dikategorikan menjadi
dua kategori: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik secara alami adalah
zat yang ada yang disiapkan melalui proses alami. Pupuk anorganik, yang juga
disebut pupuk sintetis diproduksi secara buatan dengan menggunakan proses kimia
dengan memanfaatkan endapan alami, yang diubah secara kimiawi.
j)
Agen pengapuran dan pengasaman
Tanah terkadang bisa terlalu asam
atau terlalu basa untuk pertumbuhan tanaman yang tepat. Dalam kasus ini,
pengapuran dan pengasaman produk ditambahkan ke tanah untuk menyesuaikan pH
nya. Bila tanahnya terlalu asam, kapur terutama dalam bentuk kapur tohor atau
CaO sering di tambahkan, sedangkan untuk tanah yang bersifat basa senyawa
sulfur sering ditambahkan untuk menetralkan.
- 7. Dampak penggunaan Agrokimia
a)
Dampak positif dari Agrokimia
Sejak berlakunya revolusi hijau di
Indonesia, penggunaan pupuk anorganik dan produk agrokimia yang berlebihan
tidak hanya meningkatkan output pangan dan produk pertanian saja, tetapi juga
berdampak signifikan terhadap degradasi lahan, masalah lingkungan dan
peningkatan kerugian beras.Selain itu petani juga diperkenalkan kepada produk
agrokimia, dengan menggunakan benih berkualitas tinggi, perbaikan usahatani,
perbaikan sistem irigasi, dan penggunaan pestisida, dalam bentuk pupuk urea,
TSP dan KCl. Hasilnya, produksi pertanian meningkat secara signifikan, dan
indeks penanaman meningkat menjadi dua hingga tiga pertahun.
b) Dampak negatif
Dampak buruk terjadi pada tanah persawahan. Petani sering kali mengeluh karena tanah mereka menjadi padat, keras dan sulit untuk dibudidayakan, dan serangan hama dan penyakit meningkat di beberapa tempat, pencemaran lingkungan oleh pupuk kimia dan pestisida menjadi semakin nyata.
Dosen di Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir. Melakukan sebuah artikel penelitian yang berjudul “Application of Bioameliorant and Biofertilizers to Increase the Soil Health and Rice Productivity”. Dalam Penelitian tersebut Prof. Tualar menyatakan bahwa penggunaan pupuk yang tidak seimbang secara terus menerus akan meningkatkan intensitas penyakit padi dan dapat mengakibatkan hilangnya hasil sekitar 15-30%. Prof. Tualar juga menyapaikan beberapa penyakit yang kerap terjadi pada padi di Indonesia sehingga menyebabkan kerugian pada petani dan pemilik sawah. Penyakit utama pada padi di Indonesia adalah penyakit blas padi, hawar daun bakterial (BLB) dan bercak coklat.
Peledakan padi akan menurunkan pertumbuhan tanaman, tergantung jumlah lahan dan hasil gabah. Kehilangan hasil padi mencapai 50%, jika infeksi pada stadium pohon muda dapat menyebabkan kerugian total. Pupuk dalam kondisi yang tepat dapat meningkatkan hasil berbagai tanaman sekitar 25%, mengurangi tingkat aplikasi nitrogen dari pupuk anorganik hingga 25-50%, dan mengurangi unsur hara fosfor sekitar 25%.Penggunaan gabungan kompos jerami (bioaugmented) dan asosiasi pupuk hayati memiliki prospek yang baik untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan tanah serta meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan.
7. 8. Kesimpulan
Bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengarahan dan penggunaan yang lebih tepat kepada para penggunaan dalam hal pemberian dosis. Waktu aplikasi, cara kerja yang aman, akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi. Di masa yang akan datang diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan lebih selektif dan didukung oleh adanya penemuan-penemuan baru yang lebih efektif dalam mengatasi gangguan dari jasad pengganggu.
Daftar Pustaka
Amanda Kusumawardani, 2018. Industri Agrokimia Indonesia Rambah Pasar Amerika
Selatan.
Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia, 2019. Industri Kimia di Indonesia.
Taris Dwi Ariyani, 2020. Bahaya
penggunaan pupuk Agrokimia berlebihan.
https://ketik.unpad.ac.id/posts/964/bahayanya-penggunaan-pupuk-agrokimia-berlebihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.