.

Tampilkan postingan dengan label @TU02. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @TU02. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Februari 2017

TEKNOLOGI HIJAU (GREEN TECHNOLOGY)



TEKNOLOGI HIJAU (GREEN TECHNOLOGY)

@TA02,@B21-Hakim,@T14.




Apa itu Teknologi Hijau ?

“Teknologi” lebih bermakna sebagai penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan “teknologi hijau” adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini.

Untuk masa datang, “teknologi hijau” merupakan suatu bidang yang akan melahirkan banyak inovasi dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan perkembangan teknologi hijau ini dapat disejajarkan dengan ledakan “teknologi informasi” selama dua dekade terakhir ini.

Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Beberapa teknik untuk pencapaian sustainabilitas tersebut, yang telah banyak dikenal, antara lain :

- Produk Daur Ulang yaitu penciptaan (siklus) produk-produk manufaktur yang sepenuhnya dapat direklamasi atau digunakan kembali.

- Inovasi teknologi hijau merupakan pengembangan teknologi alternatif baik berupa bahan bakar fosil atau bahan kimia hasil dari budidaya tanaman – yang telah terbukti tidak merusak kesehatan dan lingkungan hidup


Bidang-bidang Teknologi Hijau

Studi tentang teknologi hijau yang masih terus dikembangkan dan merupakan kecenderungan teknologi di masa datang, antara lain mencakup bidang-bidang, a.l: Energi terbarukan (renewable energy); Bangunan hijau/ramah lingkungan (green building); Kimia hijau (green chemistry) dan Teknologi Nano Hijau (green nanotechnology)
Renewable Energy
Mengingat keterbatasan sumber energi berbahan baku fosil (minyak, gas dan batubara), maka energi menjadi masalah yang paling mendesak dalam bidang teknologi hijau, termasuk didalamnya pengembangan bahan bakar alternatif atau energi terbarukan yang efisien.

Green Building
Bangunan hijau (green building) juga mendapat perhatian penting di bidang teknologi hijau, segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau infrastruktur yang ramah lingkungan. Penerapannya mulai sejak pemilihan bahan bangunan hingga lokasi tempat bangunan akan didirikan diharapkan telah mempertimbangan kelestarian lingkungan hidup.



Green Chemistry
Hampir seluruh produk untuk keperluan sehari-hari adalah produk kimiawi. Oleh karena itu kimia hijau (green chemistry) mulai mendapat perhatian berbagai negara maju dalam hal penemuan, rancangan dan aplikasi produknya termasuk proses yang dijaga dari penggunaan bahan beracun atau zat yang berbahaya bagi kehidupan.


Green Nanotechnology
Yang paling terkini adalah studi tentang Green nanotechnology (teknologi nano hijau) yang melibatkan manipulasi bahan pada skala nanometer (satu miliar meter). Beberapa ilmuwan percaya bahwa penguasaan subjek ini di masa datang akan mengubah cara bagaimana segala sesuatu di dunia ini dibuat. “Green nanoteknologi” adalah penerapan kimia hijau tingkat lanjut dengan prinsip-prinsip rekayasa teknologi yang ramah lingkungan.

Bagaimana dengan kita ? Barangkali teknologi hijau belum menjadi prioritas di Indonesia, karena masih banyak bidang, terutama yang menyangkut kesejahteraan warga negaranya yang perlu mendapat perhatian.

Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang pasti, jika tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal (mandeg). Namun di balik itu, perkembangan teknologi membawa suatu konsekuensi berupa dampak positif sekaligus dampak negatif. Akhirnya diupayakan agar dampak positif tersebut lebih besar daripada dampak negatifnya, lalu lahirlah Teknologi Hijau. Istilah ini mulai marak sejak beberapa tahun yang lalu seiring dengan kesadaran berbagai pihak akan kelestarian alam. Teknologi hijau adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup. Tujuannya adalah untuk memelihara alam sekitar dan meminimalkan dampak negatif dari aktivitas manusia. Teknologi Hijau adalah teknologi rendah karbon dan lebih ramah lingkungan. Apabila kita menggunakan teknologi hijau, kita menggunakan sumber-sumber seperti tenaga, air dan sebagainya secara minimum untuk menghasilkan suatu produk. Teknologi hijau merujuk pada produk, peralatan, atau sistem yang memenuhi kriteria-kriteria berikut: Meminimalkan penurunan kualitas lingkungan, pembebasan gas rumah kaca rendah atau tidak ada, aman digunakan dan membuat lingkungan sehat serta lebih baik untuk semua kehidupan. Menghemat tenaga dan sumber asli Menggalakkan sumber-sumber yang dapat diperbarui Teknologi hijau mencakup bidang-bidang, antara lain : Energi terbarukan (renewable energi) Kebutuhan energi yang terus meningkat berbanding terbalik dengan keberadaan sumber energi. Sampai saat ini sumber energi utama di Indonesia berasal dari bahan bakar fosil, di mana diperkirakan akan habis dalam waktu 12 tahun. Permasalahan ini ditambah dengan munculnya permasalahan perubahan iklim akibat pemborosan energi melahirkan teknologi hijau di bidang energi terbarukan. Bangunan hijau/ ramah lingkungan (green building), yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau infrastruktur ramah lingkungan. Penerapannya dimulai sejak pemilihan bahan bangunan hingga lokasi pendirian diharapkan mempertimbangan kelestarian lingkungan hidup. Kimia hijau (green chemistry), yaitu penemuan, rancangan dan aplikasi produknya termasuk proses yang dijaga dari penggunaan bahan beracun atau zat yang berbahaya bagi kehidupan. Teknologi Nano Hijau (Green nano technology), yaitu penerapan kimia hijau tingkat lanjut dengan prinsip-prinsip rekayasa teknologi yang ramah lingkungan. Beberapa tujuan utama dari penerapan Teknologi Hijau yaitu: Keberlanjutan, dimana dengan diterapkannya jenis teknologi ini maka tidak akan mengancam kelestarian lingkungan hidup di masa mendatang. Desain daur ulang, di mana produk yang dihasilkan harus dapat di daur ulang untuk menghasilkan produk sejenis. Konservasi sumber daya, dimana mengurangi limbah dan polusi dengan mengubah pola produksi dan konsumsi. Inovasi, dimana mengembangkan alternatif untuk teknologi - apakah fosil bahan bakar atau bahan kimia pertanian intensif - yang telah terbukti merusak kesehatan dan lingkungan. Viabilitas yaitu menciptakan pusat kegiatan ekonomi di sekitar teknologi dan produk yang bermanfaat bagi lingkungan, mempercepat pelaksanaannya dan menciptakan karier baru yang benar-benar melindungi planet bumi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dininuris/teknologi-hijau-solusi-cerdas-bagi-pemanasan-global_552931adf17e61824a8b458f

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Teknologi hijau (green technology) diyakini dapat membantu memecahkan masalah limbah industri secara fundamental, karena dapat mengeliminir sumber masalahnya. Hal itu diungkapkan Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB Prof Dr Ing Ir Suprihatin, IPU, di Bogor, Jumat (16/12).

"Teknologi hijau memanfaatkan sains lingkungan terkini dengan prinsip-prinsip rekayasa yang pro-lingkungan, mencakup input, proses, produk, dan sistem idustri," katanya.

Ia mengatakan industri menghadapi persoalan limbah, berbagai peraturan lingkungan diberlakukan secara ketat. Sehingga, penanganan dan pembuangan limbah menjadi semakin sulit dan mahal.

Menurutnya, tekanan regulasi dan biaya lingkungan tersebut saat ini tampak semakin jelas di seluruh mata rantai pasok produksi industri, mulai dari penyediaan bahan baku, pra-produksi, proses produksi, penjualan, penggunaan, hingga pembuangannya, yang menghambat pendirian industri baru. "Ini mengancam keberlanjutan industri yang sudah ada," katanya.

Sebagaimana teknologi pada umumnya, lanjut dia, inovasi teknologi hijau dapat memiliki tiga makna, yakni perangkat dan instrumen (tools dan instrument) untuk meningkatkan kemampuan manusia "merekayasa" alam (proses, produk dan sistem) dan memecahkan masalah praktis serta pengetahun untuk membuat/memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. "Teknologi hijau juga memiliki makna sebagai budaya dalam pemahaman tentang dunia dan sistem nilai," katanya.

Ia menjelaskan, di bidang agroindustri, potensi ruang penerapan teknologi hijau sangat besar, mencakup teknologi bahan baru (biomaterial, bioproduk), energi baru/terbarukan, teknologi proses dan sistem, dan teknologi pemanfaatan atau pengolahan limbah atau residu.

Menurutnya, dengan teknologi kemurgi, komoniti, dan biomassa pertanian yang ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia dapat ditransformasi menjadi produk-produk industri non-pangan dan energi terbarukan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan.

"Puluhan produk kemurgi telah diteliti secara mendalam baik secara teoritis maupun eksperimental, dan dinilai sebagai produk yang prospektif secara komersial," katanya.

Produk kemurgi tersebut seperti bioenergi, furfural, butanadiol, butadiena, eti laktat, alkohol lemak, furfural, gliserin, isoprena, asam laktat, propanadiol, propilen, glikol dan produk eleokimia dan sukrokimia lainnya.

"Produk berbasis komoditi dan biomassa pertanian dapat sebagai substitusi bahan kimia sejenis yang diturunkan dari bahan petroleum, sehingga mengurangi ketergantungan pada minyak bumi, sekaligus meningkatkan nilai tambah hasil pertanian," katanya.

Ia mengatakan, teknologi hijau dapat diterapkan di berbagai tahapan dalam siklus hidup komoditi dan biomassa pertanian, mulai dari kegiatan pertanian, pengemasan, transportasi, distribusi, logistik komoditi dan produk industri, kegiatan industri proses/pengolahan, konsumsi atau penggunaan komoditi dan produk industri pertanian, serta daur ulang, penanganan dan pembuangan limbah.

"Potensi terbesar pertanian adalah sebagai penghasil pangan, energi terbarukan, obat-obatan, bahan kimia industri dan bioproduk lainnya sebagai subtitusi bahan sintetik berbasis hasil tambang," katanya.

Ia mencontohkan, kelapa sawit sebagai salah satu industri pertanian yang mendapat tekanan isu lingkungan sangat kuat, terutama tekanan dari luar negeri. Oleh US EPA, produk turunan kelapa sawit Indonesia digolongkan sebagai tidak ramah lingkungan, sehingga daya saing produk kelapa sawit jadi berkurang di tingkat internasional.

Menurutnya, salah satu kesulitan menangkal isu lingkungan tersebut, terutama terletak pada kekurangan basis data tentang aspek lingkungan industri kelapa sawit di Indonesia.

"Salah satu penyebab masalah lingkungan industri sawit kasa (crude palm oil/CPO) adalah limbah cair yang dihasilkan," katanya.

Ia menambahkan, limbah cair mengandung bahan organik dalam konsentrasi yang sangat tinggi, dan selama ini ditangani dengan cara relatif sederhana yakni dengan mengalirkan ke dalam kolam.

Melalui orasi guru besar IPB yang akan dilaksanakan Sabtu (17/12) besok, Prof Suprihatin menyampaikan gagasannya terkait limbah industri kelapa sawit. Emisi metana dari kolam stabilitas limbah cair industri CPO dapat direduksi khusus sehingga memungkinkan untuk menampung dan memanfaatkan produksi biogas sebagai bahan energi terbarukan sebagai pembangkit listrik.

"Teknologi pemanfaatan limbah cair sebagai sumber energi listrik pada industri sawit kasar dengan kapasitas 1,7 ton tandan buah segar per tahun dapat menghasilkan listrik 42-67 juta kWh, dan mereduksi sekitar 300 ribu ton CO2e per tahun," katanya.

REFERENSI





DAFTAR PUSAKA
Manggala, yudha p putra.”Teknologi hijau bantu pecahkan masalah limbah industri”. Rabu , 09 September 2015.
Nurlis,Dini.”Teknologi hijau solusi cerdas bagi pemanasan global”.25 april 2013.



Teknologi Ramah Lingkungan



Teknologi Ramah Lingkungan

 
 
Teknologi ramah lingkungan adalah sebuah bentuk usaha pemeliharaan lingkungan terhadap akibat pencemaran lingkungan. Dengan begitu, yang dimaksud dengan ramah lingkungan di sini adalah bersifat meminimalisir segala macam pencemaran yang telah ada di bumi kemudian mencegah terjadinya pencemaran yang terjadi pada masa depan. Penggunaan dari teknologi yang ramah lingkungan ini diharapkan bisa menjadi solusi paling baik untuk memecahkan permasalahan lingkungan. Secara umum sendiri, teknologi yang ramah lingkungan merupakan teknologi yang sumber daya alam lingkungannya lebih hemat, mencakup ruang, energi dan bahan baku.
Dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan diharapkan hanya mengeluarkan limbah sedikit saja, baik berupa limbah gas, cair, padat, radiasi maupun kebisingan. Sehingga resiko terhadap bencana alam pun bisa ditekan. Teknologi yang ramah lingkungan sendiri bisa meningkatkan sistem penghematan sumber daya alam atau energi serta meminimalisir pencemaran lingkungan. Selain itu, teknologi yang ramah lingkungan sendiri biasanya memanfaatkan sumber energi terbaharukan atau dapat diperbarui, contohnya energi angin, sinar matahari, air dan sebagainya. Kemudian mengubah energi tersebut ke dalam energi lainnya yang bisa tidak menghasilkan polusi ataupun limbah (meskipun limbah tersebut dalam jumlah yang sedikit).
Teknologi semacam ini memang seharusnya mampu untuk memelihara dan melindungi lingkungan. Adapun caranya bisa bermacam-macam, seperti mengurangi polutan yang dihasilkan dari berbagai macam peralatan teknologi, memberikan penanganan tepat untuk limbah-limbah yang dihasilkan setiap industri dan menggunakan SDA yang seimbang dan juga berkepanjangan.
Prinsip dalam Konsep Teknologi Ramah Lingkungan
Secara sederhana, teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia tanpa perlu merusak atau memberikan dampak negatif pada lingkungan di sekitarnya. Teknologi seperti ini diharapkan mampu menjaga lingkungan, misalnya dalam alat-alat teknologi ramah lingkungan tersebut tidak menggunakan polutan, serta pada akhirnya dapat memberikan penanganan yang tepat terhadap limbah-limbah yang mungkin dihasilkan dari alat-alat teknologi ramah lingkungan tersebut.
Ada 6 prinsip yang diterapkan pada konsep teknologi ramah lingkungan, yaitu:
1.      Refine, yang berarti menggunakan bahan yang ramah lingkungan serta melalui proses yang lebih aman dari teknologi sebelumnya.
2.      Reduce, yang berarti mengurangi jumlah limbah dengan cara mengoptimalkan penggunaan bahan.
3.      Reuse, yang berarti memakai kembali bahan-bahan yang tidak terpakai atau sudah berupa limbah dan diproses dengan cara yang berbeda.
4.      Recycle, yang berarti hampir sama dengan reuse, hanya saja recycle menggunakan kembali bahan-bahan atau limbah dan diproses dengan cara yang sama.
5.      Recovery, yang berarti pemanfaatan material tertentu dari limbah untuk diproses demi keperluan yang lain.
6.      Retrieve Energy, yang berarti penghematan energi dalam suatu proses produksi.




Macam-macam teknologi ramah lingkungan
Ada beberapa macam teknologi ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan, diantaranya:
§  Biogas
Biogas ini merupakan gas yang mudah terbakar atau bersifat flammable yang diperoleh berdasarkan proses fermentasi dari bahan-bahan yang organik yang dilakukan oleh bakteri yang sifatnya anaerob. Adapun anaerob di sini maksudnya adalah bakteri yang dapat hidup pada kondisi yang kedap udara. Umumnya segala macam bahan organik dapat diproses untuk memproduksi biogas, akan tetapi hanya berupa bahan organik, baik berbentuk cair maupun padatan yang homogen, contohnya urine dan kotoran dari hewan ternak cocok pada sistem biogas yang sederhana. Biogas memiliki sifat bisa dibakar layaknya LPG, pada skala besar sendiri biogas bisa dimanfaatkan sebagai sebuah energi untuk membangkitkan tenaga listrik. Adapun sumber energi dari biogas paling utama yakni kotoran manusia, kotoran ternak, limbah organik ataupun limbah domestik.
§  Biofuel
Contoh teknologi ramah lingkungan berikutnya adalah biofuel. Biofuel ini yaitu bahan bakar, baik itu berupa gas, cairan atau padatan yang diperoleh dari zat-zat organik. Biofuel ini bisa dihasilkan baik secara tak langsung melalui limbah industri, pertanian atau domestik, dan komersial, dan secara langsung melalui tanaman.
§  Biopori
Teknologi Biopori sendiri merupakan teknologi yang ramah lingkungan yang diberlakukan di Indonesia. Biopori atau Teknologi Lubang Resapan Biopori adalah teknologi alternatif peresapan air hujan pada tanah, di samping menggunakan sumur resapan. Adapun pemanfaatan teknologi Biopori ini membuat keseimbangan lingkungan lebih terjaga, bisa menangani sampah organik dengan menimbulkan aroma yang tak sedap. Selain itu, teknologi ini pun bisa menyimpan air agar bisa digunakan pada musim kemarau. Kelebihan teknologi ini dapat memperkaya kandungan dari air hujan, sebab sesudah diresapkan pada tanah melalui biopori juga memiliki kandungan bakteri dan lumpur. Dengan begitu air nantinya melarutkan dengan mengandung banyak mineral yang dibutuhkan oleh kehidupan. Tujuan dari teknologi ini yaitu supaya air masuk hingga sebanyak mungkin pada tanah. Tak hanya sederhana, teknologi ini pun mudah dipakai kaum perempuan.

Manfaat Teknologi Ramah Lingkungan
            Ada penemuan tentu saja ada manfaatnya, Teknologi ramah pada lingkungan akan memberikan manfaat yang sangat besar buat kehidupan. Seperti:
•    Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga dapat menghindar pencemaran lingkungan.
•    Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam hal pemakaian sumber daya alam, hingga lingkungan juga bisa tetap terjaga dengan baik.
•    Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam untuk sisi dari teknologi dapat menghemat biaya, misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
•    Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk hidup, terutama manusia.

Contoh Penerapan Konsep Teknologi Ramah Lingkungan di Belahan Dunia
Teknologi telah menjadi santapan sehari-hari di zaman sekarang ini, namun penggunaan teknologi yang sekarang ini tidak terbatas akan menyebabkan kelangkaan sumber teknologi yang tidak terbarukan. Karena itulah para ilmuwan bekerja keras untuk menciptakan teknologi yang bisa terbarukan sekaligus juga yang ramah lingkungan. Berikut ini contoh penerapan konsep teknologi ramah lingkungan di belahan dunia:

·         Air Tree, Spanyol
      Merupakan bangunan pertama yang didirikan di Madrid yang dibuat dari berbagai barang-barang daur ulang. Tidak hanya itu, bangunan ini juga menyediakan ventilasi alami serta memberi perlindungan panas ketika musim panas datang. Bangunan ini juga dilengkapi tenaga surya yang dikumpulkan dari panel photovoltaic yang digunakan untuk menyirami tanaman dan segala hal yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman di Air Tree tersebut.

·         The Reichstag, Berlin
Merupakan gedung pemerintahan yang menggunakan kaca dan cermin untuk memantulkan cahaya matahari sejauh mungkin, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada penerang buatan. Tidak hanya itu, gedung ini juga bisa mengumpulkan air hujan dan juga tempat mengumpulkan sumber energi. Gedung ini adalah gedung parlemen, tempat dimana para pejabat pemerintahan bekerja untuk rakyat-rakyatnya.

·         The Science Barge, New York
Bangunan ini merupakan tempat edukasi lingkungan sekaligus rumah kaca yang terapung di atas Hudson River, New York.  Rumah kaca ini dilengkapi tenaga surya yang digunakan untuk menggerakannya dengan bantuan angin dan bahan bakar bio. Karena sulitnya mendapat tanah yang subur dan sehat, tanaman di bangunan ini dikembangkan dengan cara hidroponik sehingga tanaman tetap mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya dari air bukannya dari tanah.

·         The Sun Moon Mansion, China
Karena China merupakan negara dengan populasi manusia terbanyak di dunia, pemerintah China mempunya rencana untuk meggunakan teknologi yang dapat terbarukan untuk mencegah kelangkaan yang bisa terjadi pada sumber energi yang tak terbarukan. Salah satu caranya adalah dengan membangun gedung ini. Gedung ini menyediakan fasilitas gedung kantor, konferensi, dan pelatihan, sekaligus juga menjadi gedung yang memproduksi energi surya terbesar di dunia untuk saat ini.


Contoh penerapan teknologi ramah lingkungan
Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan bisa dimulai dengan hal yang sifatnya sederhana saja, misalnya saja:
1.      Mengganti pemakaian peralatan rumah tangga lebih sederhana, contohnya mengganti penggunaan blender memakai ulekan, mengganti pemakaian vacuum cleaner memakai sapu lidi.
2.      Memakai listrik seperlunya, terutama di siang hari. Selain itu juga mengontrol penggunaan air di rumah.
3.      Membiasakan diri untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk menggantikan kendaraan bermotor.
4.      Memakai kerbau pembajak sawah dan pestisida organik untuk dapat menggantikan traktor.
Di samping itu, ada beberapa contoh dari teknologi yang ramah lingkungan dengan sistem canggih, seperti berikut ini:
1.      Teknologi hibrida, merupakan salah satu teknologi untuk menekan konsumsi dari bahan bakar, serta menjadikan industri pembuat mobil bisa memenuhi ketentuan ambang batas dari emisi pembuangan gas karbon dioksida (CO2) berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan. Contohnya adalah produk mobil yang ramah lingkungan memakai teknologi hibrida.
2.      Teknologi kompor tenaga surya, merupakan sebuah produk kompor yang di desain menggunakan energi matahari untuk dijadikan sumber utamanya. Di mana energi matahari ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk bisa memasak ketika harga gas, kayu, minyak tanah semakin meningkat.
3.      Mobil yang bertenaga surya, di mana mobil ini memakai tenaga surya sebagai sumber utama energinya untuk menggantikan BBM.
Penggunaan dari teknologi yang ramah lingkungan di Indonesia sendiri masih belum banyak dikembangkan. Hal ini disebabkan masih kurangnya sosialisasi dalam mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Terlebih lagi, masyarakat di zaman modern saat ini memang telah terbiasa hidup secara instan dan praktis. Di mana gaya hidup mereka memang sudah dekat sekali dengan peralatan canggih yang sebenarnya bisa memicu terjadinya pemanasan global yang mengancam lingkungan.
Penyakit-penyakit yang Ditimbulkan dari Teknologi yang Tidak Ramah Lingkungan
Setelah kita mengetahui pengertian akan hakekat teknologi ramah lingkungan dan contoh-contoh penerapannya di dalam kehidupan kita, maka pada sub bab ini kita akan sedikit membahas mengenai berbagai penyakit yang akan ditimbulkan dari penggunaan teknologi yang tidak ramah dengan lingkungan.
Berikut beberapa penyakit yang aka ditimbulkan dari penggunaan teknologi yang tidak ramh lingkungan:
·         Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru merupakan penyakit yang sangat mematikan dan sangat ditakuti oleh banyak orang, oleh karena itu butuh biaya yang tidak sedikit untuk mengobati penyakit ini. Penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran udara yang mana hal tersebut merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru.
·         Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan, penyakit ini merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh polusi udara yang ditimbulkan oleh teknologi yang tidak ramah akan lingkungan.
·         Menurunnya Tingkat Kesuburan
Berdasarkan sebuah penelitian, menjelaskan bahwasannya polusi udara seperti asap kendaraan bermotor dapat mengurangi tingkat kesuburan pada sel sprema dan ovarium.
·         Perusakan Sel Syaraf Otak
Berdasrkan sebuah fakta yang ada menunjukan bahwasannya polusi yang ditimbulkan oleh teknologi yang tidak ramah akan lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan sel-sel otak.
·         Penurunan IQ
Berdasarkan sebuah penelitian menunjukan bahwasannya penumpukan kadar timbal di udara sangat berpengaruh terhadap penurunan IQ pada anak-anak.


Source: