.

Tampilkan postingan dengan label @S18-Luthfia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @S18-Luthfia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 November 2020

Kualitas Udara yang Buruk

 

Kualitas Udara yang Buruk 

Luthfia Hamidah (@S18-Luthfia)



Abstrak

Saat udara sudah tercemar, akan banyak berdampak buruk pada semua makhluk hidup dan juga kesehatan makhluk hidup. Walaupun udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena memiliki banyak fungsi bagi mahluk hidup.

 

Kata Kunci : pencemaran lingkungan, udara, polusi

 

Pendahuluan

Pencemaran udara adalah salah satu perusakan lingkungan yang paling merugikan. Pencemaran udara seringkali terjadi dampak kehadiran dari satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfir dalam jumlah yang bisa membahayakan kesehatan manusia, hewa, pun tumbuhan. Di samping itu, polusi udara ini juga dapat mengganggu estetika, mengganggu kenyamanan, serta dapat merusak properti. Hal yang paling dominan ialah konsumsi bahan bakar untuk kepenuan hidup seharihari, seperti untuk memasak, kendaraan bermotor, kegiatan industri, dan sebagainya. Hasil proses pembakaran antara lain melepaskan sejumlah besar bahan kimia ke udara, sekaligus menimbulkan pencemaran.

Pencemaran udara adalah salah satu bentuk dari pencemaran lingkungan, pencemaran dapat diartikan sebagai memasukkan kontaminan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kerugian bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Kontaminan ini dapat berupa zat kimia, energi seperti kebisingan, panas atau cahaya. Zat pencemar dapat berasal dari zat alami atau energi, tetapi dianggap kontaminan ketika melebihi tingkat alamiah.

Sumber alamiah bahan pencemar udara antara lain adalah kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, debu meteroid, dan lain-lain. Misalnya, dari aktivitas gunung berapi, terdapat emisi gas SO2, H2S, CH4, dan partikulat. Sementara sumber anthropogenik berasal dari kegiatan industri, transportasi, perkantoran, dan juga perumahan yang menghasilkan emisi CFC, CO, SO2, NOx, dan sebagainya. Substansi yang menyebabkan pencemaran lingkungan dikenal sebagai polutan, dapat berbentuk padat, cair dan gas. Sebagian besar polutan diproduksi sebagai efek samping dari aktivitas manusia.

 

Permasalahan

1.      1. Bagaimana cara melihat kualitas udara?

2.      2. Apa dampak dari kualitas udara yang buruk?

3.      3. Bagaimana cara meningkatkan kualitas udara?

 

Pembahasan

1.      1. Cara Melihat Kualitas Udara

Kualitas udara bisa dikatakan buruk jika udara mengandung partikel dan gas beracun. Emisi gas buang kendaraan, asap buangan pabrik, dan debu dengan mudah mempengaruhi kualitas udara di lingkungan. Ada beberapa aplikasi yang menyediakan laporan pantauan kualitas udara dan informasi mengenai nilai AQI di wilayah tertentu. Salah satunya dapat Anda cek melalui Udara Kita, Airlief, ataupun AirVisual yang sudah sering digunakan. Penilaian mengenai tingkatan polusi udara dapat Anda cek melalui nilai yang ada pada AQI di masing-masing aplikasi, termasuk konsentrasi PM 2.5.

AQI atau Air Quality Index merupakan indeks kualitas udara yang diukur dengan sebuah angka untuk mengetahui seberapa tercemarnya udara suatu wilayah. Nilai AQI untuk mengukur kualitas udara berada di angka 0 sampai 500. Semakin tinggi nilai AQI berarti semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin besar pula risiko gangguan kesehatan yang dapat dialami, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap paparan polusi udara. Sementara itu, jika nilai AQI berada di bawah 100, itu menandakan kualitas udara cukup aman dan sesuai dengan standar kualitas udara yang baik bagi kesehatan.

PM 2.5 atau Particulate Matter 2.5 merupakan partikel udara yang bersifat halus dan berukuran lebih kecil dari 2.5 mikrometer. Partikel ini dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan lewat hidung tanpa bisa tersaring oleh rambut-rambut di dalam hidung. Maka dari itu, penggunaan masker sangat penting dan diperlukan.

Penilaian kualitas udara dengan AQI dapat dilihat pula melalui warna. Warna untuk melihat kualitas udara di Indonesia:

·         Hijau : baik

·         Biru : sedang

·         Kuning : tidak sehat

·         Merah : sangat tidak sehat

·         Hitam : berbahaya

 

2.      2. Dampak Kualitas Udara yang Buruk

Kualitas udara yang buruk tidak hanya terjadi di luar ruangan, namun juga dapat terjadi di dalam ruangan. Semua orang dapat terpengaruh oleh masalah di udara, namun orang-orang yang lebih rentan terhadap kualitas udara yang buruk adalah anak-anak, orang lanjut usia (lansia), dan orang-orang yang memiliki masalah pernafasan seperti asma. Pencemaran udara dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup di sekitarnya. Kualitas kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan akan menurun karena polusi udara. Adapun dampak pencemaran udara yaitu sebagai berikut :

a.       Dampak bagi kesehatan

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

b.      Menyebabkan hujan asam

Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam diantaranya yaitu mempengaruhi kualitas air permukaan, tanaman menjadi layu dan mati, dan bersifat korosif sehingga membentuk karat pada material dan bangunan.

c.       Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah yang mengalami pencemaran udara yang tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

d.      Lapisan ozon menipis

Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

e.       Efek rumah kaca

Aktivitas manusia yang menghasilkan asap kendaraan bermotor dan asap rokok juga meningkatkan kadar CO2. Kadar CO2 di atmosfer yang semakin menumpuk akan sulit dinetrakan, pada akhirnya menyebabkan efek rumah kaca.

f.       Pemanasan global

Meningkatnya suhu di seluruh dunia, meningkatkan permukaan laut dan menyebabkan pencairan es di daerah yang lebih dingin dan gunung es.

 

3.      3. Cara Meningkatkan Kualitas Udara

Berbagai cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

·         Minimalisir penggunaan kendaraan bermotor pribadi

·         Jangan membakar sampah

·         Gunakan produk rumahan yang tidak mencemari udara

·         Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan

·         Jangan merokok

·         Menurunkan emisi/km kendaraan

·         Menurunkan panjang perjalanan

·         Penggunaan bahan bakar bersih

·         Produksi bersih

·         Efisiensi energy

·         Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak

·          Mencegah penebangan hutan untuk lahan pertanian

·          Memperluas daerah penghijauan dan reboisasi

·         Mencegah terjadinya kebakaran hutan

·          Mencegah pembakaran bahan-bahan beracun di udara terbuka

·         Menggunakan bahan bakar yang sedikit mengeluarkan asap

 

Kesimpulan

Polusi udara mengacu pada pelepasan polutan ke udara yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan bumi secara keseluruhan. Sebagian besar berasal dari produksi dan penggunaan energi, karena pembakaran bahan bakar fosil melepaskan bahan kimia dan gas ke udara. Jika terjadi pencemaran udara semakin buruk, Anda harus mencegahnya dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan, menggunakan filter/penyaring udara, serta gunakan masker agar debu dan asap tidak langsung masuk ke saluran pernapasan. Jika terus dibiarkan, pencemaran udara yang saat ini terjadi di Jakarta ataupun kota lain di Indonesia tentunya berpengaruh pada peningkatan risiko gangguan kesehatan.

 

Daftar Pustaka

Abidah. 2020. “Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Udara?”. https://luthienumenesse.com/bagaimana-cara-meningkatkan-kualitas-udara/

Belinda, Gracia. 2019. “Bagaimana Cara Mengetahui Jika Udara Semakin Buruk”. https://www.honestdocs.id/bagaimana-cara-mengetahui-jika-polusi-udara-semakin-buruk

Anonim. 2020. “Pencemaran Udara”. https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara

Senin, 02 November 2020

Industri Pengilangan Minyak Bumi

 

Industri Pengilangan Minyak Bumi

NAMA : Luthfia Hamidah (@S18-Luthfia)

 



Abstrak

Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi, yang sejatinya merupakan campuran dari berbagai fraksi yg dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar. Industri minyak bumi mencakup pemrosesan global minyak bumi, mulai dari eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, transportasi (biasanya melalui tanker minyak dan transportasi jalur pipa), serta pemasaran produk minyak bumi.

 

Kata kunci : Industri, minyak bumi, kilang minyak.

 

Pendahuluan

Pengilangan minyak bumi adalah industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.

Minyak bumi terbentuk dari hasil dekomposisi materi hewan dan tumbuhan di daerah yang turun secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut, batas danau di sepanjang pantai, juga danau dan rawa di daratan. Sedimen mengendap bersama dengan materi tersebut secara cepat sebelum terjadi pembusukan. Ketika materi organik tersebut terbenam semakin dalam, terjadilah perubahan kimiawi yang membentuk hidrokarbon. Campuran berbagai hidrokarbon inilah yang membentuk minyak bumi (Andhika, 2020).

Minyak bumi sangat vital bagi banyak industri dan penting bagi kelangsungan peradaban industri, maka menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi menyumbang besar persentase konsumsi energi dunia, bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan Eropa) sampai tinggi (53% di Timur Tengah).

 

Permasalahan

1.      1. Apa saja proses proses yang ada dalam pengilangan minyak bumi?

2.      2. Apa saja produk produk hasil pengilangan minyak bumi?

 

Pembahasan

1.      Proses pengilangan minyak bumi

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam pengilangan minyak bumi dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu: (Wikipedia, 2020)

a)      Proses distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di kolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.

b)      Proses konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:

·         Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)

·         Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi

·         Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming

c)      Proses pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.

d)     Formulasi dan pencampuran (blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.

e)      Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.

 

2.      Produk hasil pengilangan minyak bumi

Setiap kilang memiliki fleksibilitas tertentu untuk mengolah berbagai jenis minyak bumi dan begitu pula produk yang dihasilkan. Jika kilang ingin lebih fleksibel, bangun kilang yang lebih kompleks. Kilang kompleks akan menghasilkan lebih banyak produk yang bernilai tinggi.

Produk-produk utama pengilangan minyak bumi adalah:

·         Minyak bensin. Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak.

·         Minyak tanah

·         LPG (Liquified Petroleum Gas)

·         Minyak distilat

·         Kerosin

·         Minyak solar

·         Minyak residu

·         Kokas dan aspal

·         Bahan-bahan kimia pelarut

·         Sulfur atau asam sulfat untuk industri

·         Bahan baku petrokimia, petrokimia aromatik sebagai campuran bahan-bahan kimia

·         Minyak pelumas

·         Plastik

·         Paraffin wax, salah satunya untuk industri kecantikan

Menurut Canadian Fuel Association, estimasi biaya yang dikeluarkan untuk membangun kilang minyak berukuran menengah sekitar US$ 7-10 milliar belum termasuk pembelian lahan. Pay back period-nya mencapai 20 hingga 30 tahun bahkan lebih. Besaran biaya ini bergantung pada lokasi pembangunan (biaya konstruksi dan tanah), minyak mentah yang diolah dan rentang produk yang ingin dihasilkan (berhubungan dengan konfigurasi dan kompleksitas proses), ukuran pabrik, dan peraturan pemerintah setempat. Biaya operasi juga cukup mahal mulai dari pekerja hingga biaya bahan baku (minyak mentah) yang cukup volatile. Belum lagi harga produk yang tidak selalu linear dengan harga bahan baku karena juga bergantung pada permintaan pasar. Oleh karena itu, kunci agar kilang bisa kompetitif dari segi bisnis adalah melakukan efisiensi semaksimal mungkin.

 

Kesimpulan

Meski mengalami pasang surut dan menghadapi banyak tantangan, sektor industri minyak dan gas masih menarik perhatian. Peluang investasi di industri migas pun sampai saat ini masih menjanjikan. Dan juga kita harus menggunakan minyak bumi dengan sebaik baiknya agar tidak menimbulkan rusaknya lingkungan sekitar.

 

Daftar pustaka

Andhika. 2020. “Pengertian Minyak Bumi dan Pengelompokan Industri Minyak”. https://ajaib.co.id/pengertian-minyak-bumi-dan-pengelompokan-industri-minyak/

Wikipedia. 2019. “Kilang Minyak”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak

Adnantario. 2015. “Memahami Kilang Minyak Bumi”. https://adnantario.wordpress.com/2015/08/16/memahami-kilang-minyak-bumi/

Sabtu, 10 Oktober 2020

Dampak Kembang Api

 

Dampak Kembang api

NAMA : Luthfia Hamidah (@S18-Luthfia)

 


Abstrak

Siapa yang tidak tahu kembang api? Kembang api banyak dijual saat menyambut perayaan-perayaan khusus, seperti pada acara perayaan tahun baru. Ledakan cahaya di langit sangat menarik untuk dilihat. Warnanya yang bermacam-macam menghiasi langit malam. Jenis kembang api yang biasa digunakan pada pertunjukkan besar adalah kembang api shell yaitu kembang api yangberbentuk tabung yang berisi bahan kimia yang mudahmeledak. Kembang api jenis shell ini terdapat dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk tabung dan bulat. Ledakan seperti ‘bintang’ yang terkandung dalam tabung kembang api berisi serbuk logam atau garam yang memberikan warna kembang api. Bahan ini sering dilapisi bubuk mesiu untuk membantu dalam pengapian. Panas yang dilepaskan oleh reaksi pembakaran menyebabkan elektron dalam atom logam menjadi ter eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika bubuk mesiu terbakar, bubuk mesiu ini akan meledakkan aerial shell yang di dalamnya juga terdapat stars. Stars pun ikut meledak dan tersebar hingga memunculkan pancuran warna dan cahaya. Sedangkan warna-warna yang muncul dan tersebar di langit sampai membentuk kembang api itu, adalah hasil dari campuran bahan kimia dalam stars. Garam logam yang menjadi sumber dari warna-warni kembang api, bisa dilihat di tabel periodik golongan IIA. Menghidupkan kembang api itu sangat menyenangkan apalagi jika diiringi dengan acara tertentu seperti perayaan tahun baru. Namun kembang api harus diberi perhatian serius karena kembang api sesungguhnya sangat berbahaya.

 

Kata Kunci : kembang api, dampak negatif.

 

Pendahuluan

“Pada awal mulanya, kembang api berasal dari Cina sekitar 2000 tahun yang lalu. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak yang secara tidak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat), belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal). Ternyata, campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar. Petasan ini kemudian dipercaya dapat mengusir roh jahat. Kemudian petasan jenis ini dipakai juga pada perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan. Baru pada saat Dinasti Song (960-1279) masyarakat di China mendirikan pabrik petasan. Bahan baku tabung bambu kemudian diganti dengan gulungan kertas yang kemudian dibungkus kertas merah di bagian luarnya. Petasan ini kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitik- beratkan pada warna-warni dan bentuk pijar- pijar api di udara” (maulanusantara, 2011).

Kembang api umumnya terbuat dari kertas atau tanah liat berbentuk silinder atau bola. Pada umumnya kembang api menghasilkan empat efek, yaitu suara, cahaya, asap, dan dapat terbang. Kembang api dirancang agar dapat meledak sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, ataupun ungu. Berdasarkan penjelasan dari American Chemical Society (ACA), terdapat sebuah aerial shell di dalam kembang api. Aerial shell merupakan tabung yang berisi bubuk mesiu dan lusinan unit yang disebut stars dengan diameter berukuran 3-4 sentimeter. Dan jenis kembang api yang biasa digunakan dalam suatu pertunjukan besar adalah kembang api berjenis shell. Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam kembang api diantaranya adalah Natrium (Na), Seng (Zn), Sulfur (S), Titanium (Ti), Besi (Fe), Tembaga (Cu), dll.

Dalam kembang api terdapat komposisi utama yaitu:

·         Fuel (bahan bakar)

Fuel berfungsi sebagai pelepas elektron pada oksidator yang menyebabkan terjadinya percikan dan terbentuknya cahaya kembang api. Biasanya yang digunakan adalah karbon dan thermit.

·         Binder (pengikat)

Binder berfungsi menjadikan bahan pembuat kembang api yang dapat dijadikan campuran bahan berbentuk pasta. Biasanya yang digunakan adalah dextrin.

·         Oksidator

Oksidator diperlukan untuk proses pembakaran. Biasanya yang digunakan adalah nitrat dan klorat.

·         Zat pewarna

Biasanya yang digunakan dalam zat pewarna pada kembang api adalah Li2CO3yang memberikan warna merah, CaCl2 untuk memberikan warna orange, BaCl2 untuk warna hijau, Mg untuk warna putih, NaCl untuk warna kuning, CuCl untuk warna biru, dan campuran Cu dan SrCO3 untuk menghasilkan kembang api yang berwarna ungu.

 

Permasalahan

Walaupun mengasikkan melihat kembang api yang berwarna warni menghiasi langit malam, tetapi perlu diingat kan untuk lebih hati hati saat sedang menyalakan kembang api agar tidak terlalu dekat dengan sumber, karna bisa saja terkena ledakannya atau kembang api itu meledak saat belum meluncur ke atas. Walau  kembang api sendiri sebenarnya merupakan bahan peledak namun dengan daya ledak yang rendah, namun tetap saja bisa melukai bahkan sampai meninggal. Dan masih ada lagi dampak negatif dari kembang api, dari membahayakan diri sampai pada pencemaran lingkungan.

Sebagai bahan peledak, kembang api juga berpotensi dapat menyakiti orang lain walaupun kembang api memiliki daya ledak yang terbilang rendah, namun tetap saja bisa melukai bahkan menewaskan orang. Dan pernah terjadi kasus yang memilukan salah satunya pada saat penyambutan tahun baru di Italia tercatat 561 orang terluka dan 2 orang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

Kembang api juga mencemari udara dan perairan karena sisa sisa logam berat yang diledakkan di udara dan sisa sisa itu dapat jatuh di wilayah perairan sehingga berdampak buruk bagi makhluk hidup disekitarnya. Dan diperkirakan dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan lapisan ozon sendiri berfungsi untuk melindungi bumi dan makhluk hidup agar tidak terkena langsung sinar ultraviolet yang mengakibatkan kanker kulit dan hal hal negatif lainnya. Belum lagi ledakan kembang api yang bisa saja tidak tepat sasaran dan memicu terjadinya kebakaran.

            Dilain sisi, kembang api juga berbahaya bagi binatang, khusunya burung yang berada diudara. Dirilis oleh New York Times “Beberapa tahun silam di Beebe, Arkansas, Amerika Serikat, ribuan burung hitam tiba tiba mati dan jatuh dari langit memenuhi jalanan dan halaman rumah. Dari olah laboratorium, tidak ada tanda tanda burung tersebut mati karena penyakit. Namun, mereka mati karena trauma fisik yang akut disebabkan oleh pesta kembang api”. Karna bagi hewan hewan yang kaget dan ketakutan biasanya akan melarikan diri dan menjadi trauma seperti burung tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Secara umum terdapat zat penting dalam kembang api, yakni bahan peledak (oksidator, bahan bakar dan binder) serta zat pemberi warna. Beberapa reaksi yang terjadi dalam komponen penyusun kembang api, ialah sebagai berikut (Thonari anwar, 2014) :

a)      1. Oksidator

KClO4 → KCl + 2O2

4KNO3 + 5S → 2K2O + 2N2 + 5SO2

3KClO4 + 12Mg → 3KCl + 12MgO

b)      2. Fuel (bahan bakar)

3KClO4 + C6H12O6 → 6CO2 + 6H2O + 3KCl

2Mg + O2 2MgO

c)      3. Binder (pengikat)

C6H10O5 + 3O2 → 6CO + 5H2O

d)     4. Zat pewarna

Mg + O2 → MgO (menghasilkan warna putih)

2SrCl2 + O2 → 2SrO + 2Cl2 (menghasilkan warna merah)

2CuCl + O2 → 2CuO + Cl2 (menghasilkan warna biru)

2BaCl2 + O2 → 2BaO + 2Cl2 (menghasilkan warna hijau)

Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua tidak memberikan anak anaknya bermain kembang api dan lebih baik membuat kegiatan edukatif dan games menyenangkan lainnya. Kembang api dan petasan juga mengeluarkan berbagai senyawa berbahaya seperti SO2, CO, dan hidrokarbon ke udara yang jika terhirup bisa sangat mengancam saluran napas terutama yang mengidap penyakit asma, anak anak, dan wanita yang sedang hamil. Jika tetap ingin menonton pesta kembang api, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan, yaitu dengan cara menggunakan masker dan mengatur jarak.

 

Simpulan

Kembang api memang indah dan memukau, namun karena terbuat dari kimia yang berbahaya maka keindahan tersebut bisa menimbulkan efek buruk baik bagi manusia, hewan, maupun lingkungan. Keamanan saat menyalakan kembang api perlu diperhatikan sehingga tidak lagi menimbulkan kecelakaan yang melukai dan menewaskan banyak orang. Diharapkan masyarakat agar lebih bijak lagi dan turut menjaga lingkungan serta habitatnya.

 

Daftar Pustaka

Anwar, Thonari. 2016. “Ilmu Kimia Dalam Kembang Api”. https://sainskimia.com/ilmu-kimia-dalam-warna-kembang-api/

Maulanusantara. 2011. “Asal Mula Kembang Api”. https://maulanusantara.wordpress.com/2011/12/31/asal-mula-kembang-api/

Syuhada, Feri Andi. 2014. “Pengembangan Buku Ajar Reaksi Redoks Menggunakan Konteks Kembang Api untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik SMA”. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.