.

Tampilkan postingan dengan label @Q10-Agustina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @Q10-Agustina. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Maret 2020

Prinsip 4-6 kimia hijau

Prinsip-Prinsip Kimia Hijau

Kimia hijau atau green chemistry adalah sebuah paradigma baru yang menggiatkan rancangan proses dan produk yang bisa memperkecil bahkan menghilangkan penggunaan maupun pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. Sedikit berbeda dengan cakupan bahasan kimia lingkungan yang mengurusi aspek-aspek kimia dalam lingkungan, maka kimia hijau lebih mengarahkan pandangannya pada persoalan mencari metode proses kimia yang lebih ramah lingkungan, mengurangi, dan mencegah polusi serta sumber polusinya.

12 prinsip kimia hijau

oleh: Agustina Retno W @Q10-Agustina
41618110083

Abstrak :
Kimia hijau sangat efektif karena mengaplikasikan solusi saintifik yang inovatif bagi situasi lingkungan dunia. Karena saat ini tuntutan sebagian besar umat manusia ialah untuk menjalani kehidupan yang lebih sejahtera yang makin memacu pengembangan teknologi dan industri yang mumpuni.

Pendahuluan :
Ilmu kimia dapat memainkan peran penting untuk mencapai peradaban yang berkelanjutan di Palnet Bumi (Collins 2001). Kemudian kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Kimia Hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan. Dengan berupaya membuat langkah – langkah kreatif dan inovatif beragam proses kimia baik menggeser, menambah, mengurangi, dan memperbaharui proses kimia tradisional maupun konvensional menjadi ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan prinsip optimasi dalam proses produksi.

12 Prinsip Kimia Hijau
12 Prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry” yaitu:
1.                   Mencegah timbul limbah
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi limbah
2.                   Desain produk bahan kimia aman
Mampu mendesain bahan kimia yang aman dengan target utama mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3.                   Desain proses sintesis aman
Metode sintesis didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan kimia tersebut.
4.                   Bahan baku terbarukan
Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis
5.                   Katalis
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.                   Mengurangi proses derivitasi
Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
7.                   Efisiensi atom
Metode sintesis harus didesain untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk menjadi produk akhir
8.                  Pelarut dan zat tambahan aman
Penggunaan zat zat tambahan (pelarut, agen pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya bila digunakan
9.                   Efisiensi Energi
Energi untuk proses kimia harus aman dan dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan
10.               Desain untuk mudah degradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga  bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya).
11.                Analisis langsung untuk mengurangi pencemaran
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
12.                Meminimalisasi potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
Setelah mengetahui beberapa prinsip dasar kimia hiaju, selanjutnya dapat diterapkan dalam dunia industri yang berkonsep green industry. Berbagai program terus dikembangkan untuk mendukung terwujudnya industri hijau, diantaranya :
1.    Menyusun rencana induk pengembangan industri hijau. 
2.    Konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor industri.
3.    Penggunaan mesin ramah lingkungan.
4.    Menyiapkan standar industri hijau.
5.    Menyiapkan lembaga sertifikasi industri hijau.
6.    Menyiapkan insentif bagi industri hijau.
7.    Penerapan produksi bersih.  
8.    Penyusunan katalog material input ramah lingkungan

Kesimpulan
Pendekatan kimia hijau adalah usaha penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya melalui usaha perancangan, produksi, dan penerapan produk kimia. Pendekatan kimia hijau berusaha meminimalisir zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan pelarut yang ramah lingkungan.
Usaha untuk menerapkan kimia hijau untuk menghasilkan produk industri untuk bangunan dan penggantian zat kimia berbahaya yang digunakan pada berbagai industri dan kesehatan telah dilakukan. Namun masih dibutuhkan pengawasan yang ketat untuk penerapan kimia hijau ini.
Daftar pustaka
Hidayat, A A; Kholil, Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Ingkungan Industri - Penerbit Wahana Revolusi. Yogyakarta.


prinsip 1-3 kimia hijau



oleh : Agustina Retno W @Q10-Agustina

Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.

·                      Pencegahan limbah : Lebih baik untuk mencegah sedini mungkin terjadinya limbah daripada menanggulangi dan mengelola limbah yang sudah terlanjur terbentuk. Bagaimanapun pengelolaan limbah yang muncul sebagai bagian dari proses produksi akan menimbulkan biaya ekonomi tinggi. Berbagai teknologi pengelolaan limbah sudah diterapkan, mulai dari sanitary landfillincinerator dan land treatment (land farming). Namun ketiga jenis teknologi tersebut tetap saja dianggap sangat mahal, sulit diterapkan, memerlukan standar operasi yang tinggi dan efektivitasnya diragukan. Jadi sekali lagi lebih baik mencegah limbah daripada mengelolanya. Hal itu sejalan dengan pendapat Wang dkk (2006).
Teknologi pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill ialah dengan cara  membuang dan menumpuk limbah (sampah) ke suatu titik lokasi yang cekung, kemudian dipadatkan dan  menutupnya dengan tanah.  Sedangkan incinerator (insinerator) ialah teknologi pengelolaan limbah (sampah) dengan proses pembakaran.
Adapun teknologi land treatment ialah dengan cara menebar limbah (termasuk limbah bahan beracun berbahaya) ke permukaan tanah, dengan maksud supaya mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme tanah. Di sisi lainnya partikel tanah dapat menahan laju mobilisasi berbagai komponen berbahaya dari limbah. Sekali lagi jika dicermati secara seksama, ketiga teknologi pengelolaan limbah tersebut selain mahal juga tidak ada yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu prinsip pertama dari Kimia Hijau ialah mencegah terjadinya limbah (sampah) sedini mungkin.
Menurut Bogner dkk (2007), tantangan utama bagi setiap pemerintah kota ialah untuk mengumpulkan, mendaur ulang, sekaligus mengurangi  kuantitas limbah padat dan limbah cair. Dalam hal ini konsep pembangunan berkelanjutan perlu mencakup upaya pengelolaan limbah yang rasional, terjangkau, efektif dan benar-benar berkelanjutan. Kesehatan dan keselamatan  masyarakat serta kelestarian lingkungan secara langsung dipengaruhi oleh praktek pengelolaan limbah yang efektif. Pencegahan dan pengendalian limbah lebih jauh lagi akan menimbulkan dampak langsung terhadap berkurangnya emisi gas kaca; mencegah kontaminasi air, tanah dan udara; memberikan manfaat energi terbarukan; melestarikan sumberdaya alam; sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

·                      Memaksimalkan ekonomi atom : Konsep ekonomi atom  dikembangkan oleh Barry Trost dari Stanford University (AS), merupakan penerima Presidential Green Chemistry Challenge Award  tahun 1998. Konsep ekonomi atom merupakan metode yang mengungkapkan seberapa efisien reaksi tertentu yang menggunakan atom reaktan. Ekonomi atom merupakan nisbah antara masa atom produk yang diinginkan dengan masa atom dalam reaktan dikalikan 100 persen (GI, 2015).
Menurut Santosa (2008), idealnya reaksi kimia berjalan dengan reaktan terubah menjadi produk yang sesuai dengan persamaan stoikiometrinya. Faktanya kebanyakan reaksi menghasilkan produk dengan kuantitas di bawah yang diperhitungkan dari persamaan stoikiometrinya. Semula dikenal adanya konsep Efisiensi Hasil (EH), yang merupakan hasil perbandingan antara massa produk yang dihasilkan dengan massa produk teoritis yang diperhitungkan dari persamaan stoikiometri. Namun produk reaksi kimia yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia sering berjumlah lebih dari satu jenis, dan tidak semuanya merupakan produk reaksi yang diinginkan. Oleh karena itu EH tidak mencerminkan seberapa besar efisiensi reaktan terubah menjadi produk yang diinginkan, sebagai langkah perbaikan maka muncul konsep Ekonomi Atom (EA). 



·                     Perancangan sintesis dengan bahan kimia yang tidak berbahaya :
Sintesis kimia ialah penyusunan atau pembentukan senyawa tertentu, biasanya senyawa organik, dari bahan kimia komersial mudah tersedia atau murah, tergantung kepentingannya. Senyawa disusun atau disintesis dengan melakukan berbagai reaksi kimia dengan  mengubah struktur molekul, oleh reaksi tertemtu dengan bahan kimia lainnya. Sintesis kimia terbaik adalah  yang menggunakan bahan awal yang murah, hanya memerlukan beberapa langkah, dan memiliki output yang baik berupa  produk yang sesuai dengan perancangan sintesis,
Bahan awal untuk sintesis organik dapat berupa senyawa sederhana yang bersumber dari  minyak dan gas alam, bisa juga dari bahan kimia yang lebih kompleks yang diisolasi dalam jumlah besar dari  tanaman dan hewan. Tujuan dari sintesis kimia untuk membuat produk tertentu yang dapat digunakan secara komersial; misalnya sebagai obat, wewangian, lapisan polimer, makanan, pewarna kain, pestisida, atau untuk tujuan industri dan komersial lainnya. Selain itu senyawa juga disintesis untuk menguji teori kimia, membuat bahan kimia baru, membuat bahan yang lebih baik, atau untuk mengkonfirmasi struktur bahan yang diisolasi dari sumber alami (McMurry, 1999). Dengan demikian jika mengedepankan prinsip Kimia Hijau maka setiap kegiatan sintesis bahan kimia perlu senantiasa memperhatikan aspek perancangan yang mengutamakan bahan tidak berbahaya dan tidak beracun.

­­­
Daftar pustaka
Mahreni, Akhmad, and Wasir Nuri. "Bahan Kimia Hijau." (2019).
   Afia Hidayat, Atep dan Muhammad Kholil .2018. Kimia dan Pengatahuan Lingkungan Industri, Yogyakarta:Wahana Resolusi

Sabtu, 29 Februari 2020

Pencemaran Lingkungan Hidup


oleh :Agustina Retno W @Q10-Agustina
41618110083
Abstrak
Pencemaran lingkungan yang kita ketahui sangat banyak baik pencemaran udara, tanah, maupun pencemaran pada air.

Pemanfaatan BIOGAS sebagai sumber energi alternatif

oleh: agustina retno.w @Q10-Agustina
41618110083

Abstrak
Tahukah kamu tentang Biogas ? Definisi dan Bagaimana Cara kerjanya ?

Biogas saat ini menjadi salah satu opsi alternatif dalam pengolahan limbah kotoran peternakan. Limbah kotoran  yang tidak diolah dan dibiarkan begitu saja menjadi masalah tersendiri dalam dunia peternakan. Penimbunan kotoran ternak di sekitar kandang menyebabkan pencemaran lingkungan. Bau menyengat sudah pasti terjadi, dan akan diperparah ketika musim penghujan datang.
Jika kotoran ikut tergenang air hujan, maka dapat menurunkan mutu lingkungan dan mutu kesehatan bagi masyarakat sekitar peternakan. Situasi semacam inilah yang menyebabkan, secara sosial peternakan dipadang jelek oleh masyarakat pada beberapa daerah. Maka dijadikan lah motivasi terbaru sumber energi ramah lingkungan dari hasil pemanfaatan ampas atau kotoran hewan yang bila tidak diolah maka akan membuat kita berpandang buruk tentang kotoran yang padahal bila diolah menjadi energi yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Hendroko (2008) menjelaskan bahwa biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Komposisi biogas yang dihasilkan adalah gas methan (CH4) sekitar 55-75%, gas karbondioksida (CO2) sekitar 25-45% dan gas lain dengan proporsi kecil.
Kata kunci : biogas,energi alternatif
Pembahasan
Manfaat yang diperoleh dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai sumber energi alternatif masa kini sangat banyak manfaatnya mulai dari:
a.      Pertanian
Pengolahan anaerob pada kotoran ternak dan sisa makanan organik memberikan manfaatbagi sektor pertanian. Beberapa manfaat termasuk:
·         Diversifikasi keuangan dan mitigasi risiko melalui penjualan energi.
·         mendukung pengolahan lokal produksi pertanian.
·         mengurangi kebutuhan dan biaya pupuk komersial.
b.      Ekonomis
Manfaat ekonomi hijau dari biogas sangat besar dan meliputi:
·         penciptaan lapangan kerja lokal di bidang teknis, manufaktur dan konstruksi / perdagangan
·         pembangunan ekonomi menghasilkan miliaran dolar investasi di masyarakat pedesaan
·         penciptaan produk sampingan yang berguna dari limbah, bertindak sebagai pengganda ekonomi yang signifikan
c.      lingkungan
Manfaat biogas bagi lingkungan sangat banyak.
·         mengontrol perkecambahan gulma, mengurangi penggunaan herbisida
·         menghilangkan senyawa penyebab bau
·         menangkap dan menggunakan metana, gas rumah kaca 21 kali lebih buruk dari CO2
·         Mengubah aliran limbah energi tinggi menjadi bahan bakar, mengalihkannya dari TPA
d.      Energi
Sebagai sumber energi terbarukan, biogas memiliki karakteristik unik. Biogas bisa
·         Menghasilkan daya yang fleksibel dan dapat diandalkan 24/7
·         mengelola catu daya terbarukan yang terputus-putus melalui sarana penyimpanan dan daya fleksibel
·         meningkatkan / mendukung infrastruktur lokal dan kualitas daya
·         meningkatkan ke gas alam terbarukan (RNG) untuk injeksi ke dalam jaringan gas alam, menghasilkan energi terbarukan ‘hijau’ melalui infrastruktur yang ada
·         dikompres untuk digunakan sebagai bahan bakar transportasi, atau penggantian langsung gas alam yang berasal dari fosil dalam pemanasan rumah tangga, atau proses industri, komersial, dan kelembagaan
Manfaat pembuatan biogas dari kotoran ternak

1.     Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menganti kayu bakar yang tidak menimbulkan jelaga dan asap sehingga pera­latan dan ruang dapur tetap bersih. Ditinjau dari segi kesehatan tidak akan terjadi rasa pedih di mata dan sesak nafas akibat asap.
2.     Limbah digester biogas, baik yang padat maupun yang cair da­pat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Limbah padat sangat baik untuk pupuk karena pemrosesan pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang di­tumpuk di tempat terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari di­gester ini juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan mempunyai daya pengikat air yang tinggi. Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram tanam-an karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3.     Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin karena semua kotoran ternak langsung dimasukkan ke digester sehingga para­sit-parasit seperti cacing pita, cacing hati dan lain-lain akan han­cur di dalam digester. Di simping itu, ruang digester ini akan mengurangi bau yang menyengat dari kotoran ternak.
Pengolahan kotoran ternak menjadi energi alternatif biogas yang ramah lingkungan merupakan metode yang sangat menguntungkan bagi masyarakat, karena mampu memanfaatkan alam tanpa merusak siklus ekologi. Manfaat lain mengolah kotoran ternak menjadi energi biogas adalah dihasilkannya pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman (Mangiwa, S. (2017).
pengumpulan faeces ternak ke dalam suatu tangki kedap udara yang disebut digester (pen­cerna). Di dalam digester tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam digester. Penumpuk­an produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat disalur­kan ke rumah dengan pipa. Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipa­kai untuk memasak dengan mengunakan kompor gas atau untuk pe­nerangan dengan menggunakan lampu petromaks sesuai dengan ba­han bakar gas tadi. Gas yang dihasilkan ini sangat baik untuk pemba­karan karena mampu menghasilkan panas yang cukup tinggi, apinya berwarna biru, tidak berbau dan tidak berasap.
Kesimpulan
Berinovasi lebih itu penting, menjadikan hal apapun yang dipandang manusia sudah tidak bermanfaat kita jadikan bermanfaat untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan, pemanfaatan biogas ini juga merupakan motivasi alternatif untuk sumber energi yang semakin berkembang berbagai permintaan yang semakin melonjak. Pengganti energi BBM, Gas ,Listrik,Maka dari itu memilih motivasi terbaru agar semua kebutuhan dapat terpenuhi serta ramah lingkungan.
Daftar pustaka
Putro, S. (2007). Penerapan instalasi sederhana pengolahan kotoran sapi menjadi energi biogas di Desa Sugihan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
Subekti, S. (2011). Pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas sebagai bahan bakar alternatif. Prosiding SNST Fakultas Teknik1(1).
Saputro, R. R., Putri, D. A., & Artanti, D. (2009). Pembuatan biogas dari limbah peternakan.

Potensi hujan asam terhadap pertumbuhan makhluk hidup dilingkungan

oleh: Agustina R W
@Q10-Agustina 41618110083

Abstrak           
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi dan bagaimana cara menanggulangi bila terjadinya hujan asam. Hujan asam itu sendiri memiliki positif dan negative terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya hujan asam akan banyak kerugian yang dirasakan oleh alam sekitar kita mulai dari perkembangan ekosistem laut, pertumbuhan hewan sampai pertumbuhan tanaman.
Kata kunci: dampak,hujan asam, cara mengatasi
A.                             Rumusan Masalah
Berdasarkan  pembahasan tersebut di atas maka penyusun dapat merumuskan beberapa hal yang menjadi masalah sebagai berikut :
1.             menjelaskan peristiwa hujan asam
2.             menjelaskan penyebab terjadinya hujan asam
3.             menjelaskan dampak terhadap pertumbuhan makluk hidup
4.             menjelaskan positif dan negatifnya hujan asam

B.                              Tujuan
Tujuannya artikel ini disusun untuk memahami potensi yang terjadi jika adanya hujan asam
1.       memahami peristiwa hujan asam
2.       memahami penyebab terjadinya hujan asam
3.       memahami dampak terhadap pertumbuhan makluk hidup
4.       memahami positif dan negatifnya hujan asam
PEMBAHASAN
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith ( 1872 ) dalam Kupchella ( 1989 ) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butirbutir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu terhujankan atau rainout. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi.
Pengertian dari hujan asam itu sendiri hujan yang memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6. Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia memiliki pH normal sekitar 6. Dan hujan asam ini mempunyai kandungan pH di bawah kadar normal tersebut. Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Karakteristik Hujan Asam
-Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
-Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
-Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
-Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
-Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
-Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah
Penyebab Terjadinya Hujan Asam
Karbondioksida atau CO₂ dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau H₂O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah.
Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.
Proses Terjadinya Hujan Asam
tahapan terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:
-Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
-Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
-Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.
-Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
-Kemudian kandungan syang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
-Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan sebgai hujan asam
DAMPAK HUJAN ASAM Hujan asam berdampak terhadap kesehatan, hutan, pertanian, ekosistem akuatik dan material.
a. Kesehatan, Hujan asam mempengaruhi kesehatan melalui tiga cara, yaitu pertama efek jangka pendek karena menghirup udara yang tercemar berat; efek jangka panjang karena menghirup udara yang tercemar sedang atau ringan
 b. Hutan  ,Dampak terhadap hutan dan pertanian sebagian karena pH tanah turun. Penurunan pH tanah dan air danau dipengaruhi kemampuan tanah dan air untuk menetralisir asam tersebut. Daya netralisasi asam itu ditentukan oleh adanya zat yang dapat menetralisir asam, misalnya, kalsium karbonat (CaCO3 ) dan humus. Kematian hutan mengakibatkan naiknya resiko terjadinya tanah longsor dan juga kelonggaran salju pada musim dingin, yang sangat berbahaya bagi penduduk dan wisatawan. Proses terjadinya kerusakan dapat dikelompokan menjadi enam, yaitu (1) stres umum, (2) penurunan pH tanah- keracunan aluminium, (3) peracunan oleh SO2, (4) kekurangan magnesium, (5) kelebihan hara atau nitrogen dan (6) zat organik pengatur tumbuh.
c. Pertanian Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya laju pertumbuhan industri dan transpor, ada kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan kronik dan penurunan hasil pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat mata pada tanaman.
 d. Ekosistem akuatik Hujan asam yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air ekosistem akuatik (Kupchella, 1989). Hujan asam menurunkan populasi ikan, tumbuhan akuatik dan jasad renik. Eutrofikasi menimbulkan kesulitan, karena terjadinya pertumbuhan plankton yang berlebihan sehingga plankton itu saling meneduhi dari sinar matahari dan terjadilah kematian massal plankton (Odum, 1996).
e. Material Hujan asam mempunyai dampak penting terhadap berbagai jenis material. Logam, bangunan baru, keramik dan gelas, cat, kertas, bahan fotografi, tekstil, kulit dan karet terpengaruh oleh oksida belerang, oksida nitrogen dan zat pencemar udara lainnya.
Dampak Negatif Hujan Asam
dampak negatif dari hujan asam, berikut ini adalah dampak negatif daru hujan asam tersebut:
1. Menyebabkan jumlah ikan yang ada dilaut mengalami penurunan
2. Merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
3. Hilangnya beragam nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan
4. Pertumbuhan akar tanaman menjadi lambat
5. Menyebabkan manusia mudah terkena beragam penyaki, dan penyakit kulit
6. Membuat besi menjadi mudah berkarat
Cara Mencegah Terjadinya Hujan Asam
Setelah membandingkan dampak positif dan juga dampak negatif dari hujan asam ini, ternyata dampak negatif jauh lebih banyak daripada dampak positifnya. Oleh karena itulah lebih baik hujan asam ini jangan dibiarkan untuk turun di wilayah negara kita. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam ini. beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan bakar yang mengandung belerang yang rendah
2. Mengaplikasikan prinsip reuse, recycle, dan reduce
mencegah terjadinya hujan asam ini adalah menerapkan prinsip reuse, reduce, dan recycle. Reuse adalah menggunakan barang- barang secara hemat dan tidak boros.
Reduce yakni mengurangi penggunaan barang- barang tertentu.
Recycle adalah ikut mendaur ulang barang- barang yang masih bisa dimanfaatkan, seperti botol bekas, kaleng, dan juga kertas.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Matahelumual, B. C. (2016). Potensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi1(2), 59-70.
Astra, I. M. (2010). Energi dan dampaknya terhadap lingkungan. Jurnal Meteorologi dan Geofisika11(2).