.

Tampilkan postingan dengan label @Kel-N06. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @Kel-N06. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Desember 2019

WUJUD ZAT


Muhamad Arifin (N14-Arifin)
Satria Aji Surya (N15-Satria)
ABSTRAK
Menurut Bloom (1979:99) kemampuan pemahaman konsep adalah hal penting dalam kemampuan intelektual yang selalu ditekankan di sekolah dan Perguruan Tinggi. Kemampuan pemahaman konsep suatu materi subjek merupakan hal terpenting dalam pengembangan intelektual. Dalam pembelajaran fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut.
KATA KUNCI : PENGERTIAN WUJUD ZAT, MACAM MACAM WUJUD BENDA, PERUBAHAN WUJUD BENDA
I. PENDAHULUAN                                                                           
Sangat disayangkan mata pelajaran fisika pada umumnya justru dikenal sebagai mata pelajaran yang “ditakuti” dan tidak disukai murid-murid. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar mereka dimana mereka menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran ‘berat’ dan serius yang tidak jauh dari persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis hingga kegiatan praktikum yang menuntut mereka melakukan segala sesuatunya dengan sangat teliti dan cenderung “membosankan”. Akibatnya tujuan pembelajaran yang diharapkan, menjadi sulit dicapai. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran sains (khususnya fisika) dari tahun ke tahun.
II. PERMASALAHAN
1.       APA PENGERTIAN WUJUD ZAT ?
2.      SEBUTKAN MACAM MACAM WUJUD BENDA
3.      BAGAIMANA PERUBAHAN WUJUD BENDA
III. PEMBAHASAN
 Wujud Zat
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.
Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air akan berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu menguap menjadi gas.
Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan coran besi yang dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena energi.
Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh, contohnya adalah es mencair dan mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air menjadi uap dan spiritus menjadi gas. Perubahan dari gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari.
Perubahan  gas ke padat, contohnya  jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya penguapan kapur barus.
WUJUD BENDA
1.       Benda padat
Banyak sekali manfaat dari benda padat ini. Rumah yang kamu tinggali terbuat dari benda padat. Kendaraan dan jalan terbuat dari benda padat. Komponen penyusun televisi dan radio juga terbuat dari benda padat. Bahan baku semua benda itu berasal dari alam. Tuhan telah menyediakannya untuk dimanfaatkan manusia. Oleh karena itu, kamu harus bersyukur pada-Nya. Kamu sekarang percaya bahwa ciptaan Tuhan tidak ada yang sia-sia dan kebetulan.
1.       Benda cair
Air, minyak, susu, dan kecap termasuk ke dalam benda cair. Dapatkah kamu memberikan contoh benda cair yang lainnya? Oli, minyak tanah, bensin, dan solar merupakan contoh lain benda cair. 
Sifat air , yaitu bergerak ke segala arah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Terbukti ketika kamu tumpahkan air dari botol ke lantai halaman sekolah, air bergerak ke segala arah. Air akan terus bergerak mencari tempat yang paling rendah.
Contoh nyata di lingkunganmu adalah air sungai. Air sungai berasal dari mata air yang terletak di pegunungan. Air tersebut akan mengalir terus menelusuri lembah. Akhirnya, air sungai sampai di laut, tempat yang paling rendah.
Sifat air lainnya adalah menekan ke segala arah. Masukkan air ke dalam tabung plastik. Lalu, berikan lubang-lubang kecil di dinding tabung. Apa yang terjadi? Dari setiap lubang tabung, akan memancar air. Tekanan air di permukaan tabung akan diteruskan oleh air yang berada di bawahnya ke segala arah. Dengan demikian, air akan mengalir keluar tabung.
1.       Wujud benda gas
Udara dan asap merupakan benda yang tergolong benda gas. Berbeda dengan benda padat dan cair, gas sulit diamati. Hanya gas-gas tertentu yang dapat dilihat. Misalnya, asap pembakaran dan asap knalpot kendaraan. Hati-hati jangan sampai kamu mengisapnya karena gas itu mengandung zat berbahaya.
Udara merupakan gas yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi, kita dapat merasakan keberadaannya. Karena ada aliran udara, pohon-pohon kecil terlihat bergerak-gerak. Untuk lebih mengenal sifat-sifat benda gas, lakukan kegiatan berikut.
Kamu dapat mengetahui bahwa bagian dalam gelas tetap kosong. Air tidak dapat masuk karena di dalam ada benda lain. Benda lain tersebut adalah udara. Udara tidak dapat terlihat, tetapi ada dan dapat dirasakan. Bukti lainnya ialah ketika kamu berada di depan kipas angin yang sedang dinyalakan. Aliran udara terasa sejuk menerpa, tetapi tidak terlihat.
Perubahan Wujud Benda
Pada penjelasan sebelumnya, kamu telah mengetahui bahwa terdapat tiga wujud benda, yaitu cair, padat, dan gas. Air merupakan contoh benda yang dapat memiliki ketiga wujud tersebut. Perubahan wujud yang akan dibahas berikut ini adalah perubahan wujud benda yang disebabkan oleh proses pemanasan dan pendinginan
1.       Perubahan dari Cair ke Padat dan Sebaliknya
2.       Perubahan dari Cair ke Gas dan Sebaliknya
3.       Perubahan dari Padat ke Gas
IV. KESIMPULAN
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.
Wujud Benda :
Benda padat, setiap benda yang berwujud padat bentuknya selalu tetap.
Benda cair, Benda cair mengikuti bentuk wadahnya, sifat benda cair yang lain ialah selalu memiliki permukaan datar dan Sifat air yang selanjutnya, yaitu bergerak ke segala arah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Wujud benda gas, Udara dan asap merupakan benda yang tergolong benda gas. Berbeda dengan benda padat dan cair, gas sulit diamati. Hanya gas-gas tertentu yang dapat dilihat. Misalnya, asap pembakaran dan asap knalpot kendaraan. Hati-hati jangan sampai kamu mengisapnya karena gas itu mengandung zat berbahaya. Udara merupakan gas yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi, kita dapat merasakan keberadaannya.




Perubahan Wujud Benda,
Perubahan dari Cair ke Padat dan Sebaliknya, Perubahan es, dari wujud cair ke padat disebut membeku. Agar tetap berwujud padat, es harus disimpan di tempat yang dingin seperti lemari es. Ketika es berada di tangan, es berada di tempat yang lebih panas dibandingkan dengan di lemari es. Panas yang ada di sekitar es tersebut akan menyebabkan es berubah menjadi wujud cair. Perubahan es dari wujud padat ke wujud cair disebut meleleh atau mencair.
Perubahan dari Cair ke Gas dan Sebaliknya, Perubahan air dari wujud cair ke wujud gas disebut proses penguapan. Uap air yang panas apabila didinginkan, akan berubah menjadi wujud cair kembali. Perubahan air dari wujud gas ke wujud cair disebut proses pengembunan.
Perubahan dari Padat ke Gas, Perubahan wujud padat ke wujud gas disebut menyublim.
DAFTAR PUSTAKA
___________ Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV       
Amstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas daripada yang kamu duga (You’re smarter than you think). Batam Centre : Interaksara
Dahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga
Duxes, Herbert. (1996). Kompedium didaktik fisika. Bandung : Remaja Rosdakarya
Kompas, Rabu 23 Maret 2005, hal. 9, kol. 1
 http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Zat%20dan%20Wujudnya/perubah




Senin, 25 November 2019

STRUKTUR MOLEKUL DAN IKATAN VALENSI


Muhammad Arifin (N14-Arifin)
Satria Aji Surya (N15-Satria)

ABSTRAK
 Model VSEPR yang sebagian besar didasarkan pada struktur Lewis, memang dapat menjelaskan dengan baik mengenai geometri molekul, namun teori lewis tidak secara jelas dapat menjelaskan mengenai mengapa terjadi ikatan kimia, misalnya ketika menggambarkan ikatan tunggal antar atom H dalam H2 dan antar atom F dalam F2. Teori Lewis menggambarkan ikatan-ikatan ini dengan cara yang sama sebagai perpasangan dua elektron. 
KATA KUNCI: PENGERTIAN TEORI IKATAN VALENSI, PENGERTIAN STRUKTUR MOLEKUL, KELEMAHAN TEORI VALENSI

I. PENDAHULUAN
Teori ikatan valensi mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom bersama oleh karena efek penurunan energi sistem, teori ini berlaku dengan baik pada molekul diatomik. Pada teori ikatan valensi ini, elektron-elektron dalam molekul menempati orbital-orbital atom dari masing-masing atom.
 Dalam teori Lewis, pembentukan molekul H2 dari atom H digambarkan ikatan H-H dengan perpasangan dua elektron pada atom-atom H. Dalam kerangka teori ikatan valensi, ikatan kovalen H-H dibentuk melalui daerah dalam ruang yang digunakan bersama oleh kedua orbital 1s dalam atom-atom H, yang dalam konsep ini disebut tumpang tindih elektron. 

II. PERMASALAHAN
1.        Jelaskan pengertian teori ikatan valensi !
2.       Apa dari kelemahan teori ikatan valensi?
3.        Apa itu struktur molekul?
III. PEMBAHASAN

    PENGERTIAN TEORI IKATAN VALENSI
           Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa postulat dasarnya, sebagai berikut:
   1)      Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak berpasangan pada atom-atom.
   2)      Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
   3)      Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
   4)      Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
   5)      Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
   6)      Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.
            Keenam postulat dasar di atas disimpulkan dari sejumlah penelitian terhadap pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen berdasarkan persamaan fungsi gelombang elektron pada masing-masing orbital yang berikatan.

Struktur Molekul

Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.

KELEMAHAN TEORI VALENSI

Sampai sekitar tahun 1943 teori ikatan valensi merupakan satu-satunya teori yang digunakan oleh para pakar kimia anorganik dalam menerangkan struktur dan kemagnetan senyawa kompleks. Di samping itu, teori ini dapat digunakan untuk meramalkan kemungkinan struktur dan kemagnetan senyawa-senyawa kompleks yang belum disintesis. Fakta eksperimen tentang senyawa-senyawa kompleks yang baru berhasil disintesis ternyata banyak yang cocok dengan ramalan yang didasarkan atas teori ikatan valensi. Meskipun demikian, teori ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1.         Tidak dapat menjelaskan gejala perubahan kemagnetan senyawa kompleks karena perubahan temperatur.
2.        Tidak dapat menjelaskan warna atau spektra senyawa kompleks.
3.        Tidak dapat menjelaskan kestabilan senyawa kompleks.

IV.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
      Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa postulat dasarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. 1999 . Kimia Universitas. Binarupa Aksara:Jakarta.
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Ikatan. Erlangga:Jakarta.

Suminar, Hart.1990. Kimia Ikatan Suatu Kuliah Singkat. Erlangga:Jakarta.

Chang, R. 2005. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga: Jakarta



Senin, 18 November 2019

IKATAN KIMIA


Muhammad Arifin (N14-Arifin)
Satria Aji Surya (N15-Satria)

ABSTRAK
 gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung atau berikatan dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet.

KATA KUNCI : TERBENTUKNYA IKATAN KIMIA, JENIS IKATAN KIMIA

I. PENDAHULUAN
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.

II. PERMASALAHAN
   1.       Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia?
   2.       Apa-apa sajakah jenis dari ikatan kimia?

III. PEMBAHASAN
Terbentuknya Ikatan Kimia
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga.
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A).
Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:                                                                                                      
11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) Ã  Na+ (2 8) + e–
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.
Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.
F (2 7) + e– Ã  F (2 8)
Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung memakai bersama elektron terluarnya.
Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan hal-hal berikut.
   1.      Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
   2.      Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.
   3.      Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
    a.       Ikatan logam,
    b.      Ikatan hidrogen,
    c.       Ikatan Van der Waals.

Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan Ion
Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk antara:
   a.       ion positif dengan ion negatif,
   b.      atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
 c. atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
  a.       Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
   b.      Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
   c.       Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
   d.      Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
   e.       Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.
Ikatan Kovalen
Apabila dua atom hidrogen membentuk ikatan maka masing-masing atom menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang digunakan bersama. Sepasang elektron bisa digantikan dengan sebuah garis yang disebut tangan ikatan. Jumlah tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen.
Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut:
    a.       Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair (misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
   b.      Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
  c.       Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar.
   d.      Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Adapun macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI. Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6) atau H – H ,  H-O-H , ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2, CO2(konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) atau O = O , O = C = O, dan ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N N.

IV. KESIMPULAN
atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin menyetarakan kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya golongan gas mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum alam).            Adapun jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion yang merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang merupakan pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.

DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat  Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.