Oleh : Clara Elva Novita (@T04-Clara)
ABSTRAK
Atom adalah partikel penyusun terkecil dari materi. Atom
disusun oleh elektron dan inti atom. Setiap atom, mempunyai ciri khasnya
masing-masing, mulai dari lambang atom, nomor massa, nomor atom, dan sifat
atom. Seiring berkembangnya zaman, teori atom juga ikut berkembang. Perkembangan
teori ini mulai dari Democritus, Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan
mekanika kuantum (modern). Pada teori mekanika kuantum, ada yang namanya
bilangan kuantum dan bentuk orbital. Di dalam orbital, elektron digambarkan
menurut tingkat energinya yang disebut konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron
ini berhubungan dengan letak unsur yang ada di sistem periodik unsur. Lalu, terdapat
sifat periodik unsur di dalam sistem tabel periodik. Sifat periodik unsur ini
terdiri dari jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan.
Kata kunci : atom, perkembangan atom, sistem periodik unsur,
sifat periodik unsur
ABSTRACT
Atoms are the smallest constituent particles of
matter. Atoms are composed of electrons and atomic nuclei. Each atom, has its
own characteristics, starting from the atomic symbol, mass number, atomic
number, and atomic properties. As time progressed, atomic theory also
developed. The development of this theory started from Democritus, Dalton,
Thomson, Rutherford, Niels Bohr, and quantum mechanics (modern). In the theory
of quantum mechanics, there is such a thing as a quantum number and an orbital
shape. In orbitals, electrons are described according to their energy levels
which are called electron configurations. This electron configuration is
related to the location of the elements in the periodic system of elements.
Then, there are the periodic properties of the elements in the periodic table.
The periodic properties of this element consist of atomic radius, ionization
energy, electron affinity, and electronegativity.
Keywords : atoms, development of atoms, periodic system of elements, periodic properties of the elements
PENDAHULUAN
Berbagai macam hal yang ada di dunia ini disusun oleh
materi. Mulai dari benda hingga ke tubuh manusia. Di dalam materi itu, ada
partikel terkecil yang menyusunnya, yang kita kenal dengan sebutan atom. Menurut
Democritus, semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana
partikel-partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom.
Menurut Sabarni (2019), bahwa partikel
dasar adalah partikel-partikel pembentuk atom yang terdiri dari elektron,
proton dan neutron.
Di dalam atom, terdapat yang namanya elektron dan inti atom. Elektron ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867) dengan sebutan sinar katode yang didapatinya ketika dia melihat ada listrik di dalam tabung gas yang divakumkan. Sinar katode ini dikenal sebagai elektron ketika George Stoney mengusulkannya pada tahun 1874. Untuk penemuan elektron sendiri, banyak ahli yang melakukan percobaan, mulai dari Sir William Crookes (1879) yang menggunakan tabung sinar katode atau disebut juga tabung Crookes. Hasil dari percobaan ini adalah sinar katode dapat dibelokan oleh medan listrik menuju kutub positif listrik. Ini membuktikan bahwa sinar katode bermuatan negatif. J.J.Thomson (1898-1903) juga menemukan bahwa sinar katode yang dialiri dengan voltase tinggi akan menjauhi kutub negatif. Hasil percobaannya adalah sinar katode memiliki muatan negatif dengan besar muatan elektron per massa (e/m = -1,76 x 10⁸C/g). Pada tahun 1909, Robert Milikan juga melakukan percobaan “Tetesan Minyak”. Hasil percobaan ini adalah muatan listrik e adalah -1,60219 x 10¹⁹C.
Setelah ditemukannya elektron, diketahui ternyata di
dalam inti atom ada yang namanya proton dan neutron. Penemuan proton terdapat
pada percobaan tabung Croock oleh Eugen Goldstein dan percobaan Rutherford. Percobaan
tabung Croock dilakukan dengan cara tabung dialiri gas hidrogen bertekanan
rendah. Kemudian, ia menghubungkan kedua elektrodenya dengan listrik
bertegangan tinggi. Sehingga, sinar yang
diteruskan bergerak menuju katode yang artinya sinar tersebut bermuatan positif
yang dikenal sebagai proton. Rutherford juga melakukan percobaan dengan cara
menembakkan lapisan tipis emas menggunakan partikel α. Hasil dari percobaan
Rutherford menunjukkan bahwa muatan positif atom seluruhnya terpusat di inti.
Untuk penemuan neutron, percobaan dilakukan oleh
J.Chadwick dengan menembakkan unsur berilium oleh partikel alfa. Hasil dari
percobaan ini adalah sinar yang keluar dari target berilium tidak dipengaruhi
oleh medan magnet. Chadwick menyimpulkan bahwa partikel yang keluar dari unsur
berilium tidak bermuatan dan memiliki
massa hampir sama dengan massa proton. Partikel tersebut dinamakan neutron.
Setiap atom mempunyai lambang atom, nomor atom, dan
nomor massanya masing-masing. Nomor
atom menyatakan jumlah proton dalam inti atom, sedangkan nomor massa menyatakan jumlah proton ditambah jumlah
neutron.
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang atom
Ketika beberapa atom dari unsur yang sama memiliki
nomor atom yang sama, tetapi nomor massanya berbeda, keadaan ini disebut isotop.
Sedangkan, ketika beberapa atom dari unsur yang berbeda memiliki nomor atom
yang berbeda, tetapi nomor massanya sama, keadaan ini disebut isobar. Lalu, ada
juga keadaan isoton, yaitu ketika atom-atom dari unsur berbeda, tetapi jumlah
neutronnya sama.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana perkembangan
teori atom ?
2.
Apa saja aturan
yang ada dalam konfigurasi elektron ?
3.
Apa itu bilangan kuantum
?
4.
Apa saja sifat-sifat
periodik unsur ?
TUJUAN
1.
Memahami perkembangan
teori atom.
2.
Mengetahui aturan
yang ada dalam konfigurasi elektron.
3.
Mengetahui penjelasan
tentang bilangan kuantum .
4.
Mengetahui sifat-sifat
periodik unsur.
PEMBAHASAN
Teori atom pertama kali dicetuskan oleh Democritus
yang menyatakan kalau materi disusun oleh bagian yang sangat kecil yaitu
partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut atomos. “a” artinya tidak dan “tomos” artinya terbagi. Namun, teori ini belum
dapat dibuktikan secara sains.
Kemudian, Dalton
mengemukakan kalau setiap materi disusun oleh partikel yang tidak dapat dibagi
lagi yang disebut atom. Atom suatu unsur adalah identik tetapi berbeda dengan
atom unsur lain. Menurutnya, atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan dan
tidak dapat diubah menjadi atom lain melalui reaksi kimia biasa. Reaksi kimia
hanyalah penataan ulang atom-atom yang terlibat dalam reaksi tersebut. Hipotesa
Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti bola yang
digunakan untuk peluru. Kelebihan teori atom Dalton adalah mulai membangkitkan
minat terhadap penelitian mengenai model atom. Sedangkan, kelemahan model atom
Dalton ini adalah tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu
dengan unsur yang lain, tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi,
tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan, dan tidak ada atom
yang berubah akibat reaksi kimia.
Selanjutnya, teori atom
dikemukakan oleh Thomson. Dia menggambarkan atom seperti roti kismis dimana elektron-elektron
dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti. Kelebihan teori atom
Thomson adalah membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. Kelemahan teori
ini adalah tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut.
Lalu, ada teori atom Rutherford. Rutherford
menjelaskan kalau atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif yang
dikelilingi elektron yang bergerak seperti planet mengitari matahari dengan massa
atom yang terpusat di dalam inti. Kelebihan model atom Rutherhord adalah
membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti. Sedangkan, kelemahannya adalah ketidakmampuan untuk
menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom akibat gaya tarik elektrostatis
inti terhadap elektron,
yang mana hal ini bertentangan dengan teori mekanika Maxwell yang menyatakan
elektron makin lama akan habis dan akan semakin tertarik ke inti dan lama
kelamaan akan jatuh ke inti.
Kemudian,
Niels
Bohr mengemukakan teori
yang menjelaskan elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada
lintasan-lintasan tertentu. Lalu, elektron dapat berpindah dari satu lintasan
ke lintasan yang lain dan elektron yang bergerak pada lintasannya berada dalam
keadaan stasioner. Kelebihan dari teori ini adalah dapat membuktikan bahwa
elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang
disebut kulit elektron atau tingkat energi. Lalu, teori ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu : hanya dapat menerangkan
spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron dan tidak sesuai
dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak, asumsi bahwa elektron
mengelilingi inti dalam orbit melingkar tidak sepenuhnya benar, posisi elektron
dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti akan tetapi merupakan
kebolehjadian, dan tidak
mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan kimia.
Teori
atom yang terakhir adalah teori mekanika kuantum (modern). Menurut teori ini,
atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron, sedangkan elektron-elektron
bergerak mengitari inti atom dan berada pada orbital-orbital tertentu yang
membentuk kulit atom. Dalam teori ini, terdapat daerah 3 dimensi disekitar inti
dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan
terbesar. Daerah ini disebut orbital. Orbital digambarkan sebagai awan elektron,
yaitu bentuk-bentuk ruang dimana suatu elektron kemungkinan ditemukan. Semakin rapat
awan elektron, maka semakin besar kemungkinan elektron ditemukan dan
sebaliknya. Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan
bilangan kuantum.
Bilangan
kuantum dibagi menjadi empat, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan
kuantum azimuth (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin
(s). Bilangan kuantum utama (n) menentukan kedudukan elektron dalam tingkat
energi utama/kulit. Bilangan kuantum azimuth (l) menentukan kedudukan elektron dalam
sub tingkat fungsi/sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m) menentukan elektron
dalam orbital/arah orientasi orbital. Bilangan kuantum spin (s) menentukan arah
rotasi elektron pada porosnya.
Lalu, penempatan
unsur dalam sistem periodik didasarkan oleh tiga aturan, yaitu :
1.
Aturan Aufbau
Pengisian orbital
atom oleh elektron sesuai dengan tingkat energi relatifnya. Jadi, orbital
dengan energi lebih rendah akan terisi electron lebih dahulu.
2.
Aturan Hund
Elektron akan
mengisi orbital satu persatu sampai setengah penuh, baru kemudian berpasangan. Elektron
tidak akan berpasangan sebelum orbital dengan energi setingkat terisi.
3.
Aturan larangan
Pauli
Wolfgang Pauli
mengemukakan dalam atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai keempat
bilangan kuantum sama. Jika ada dua elektron yang mempunyai keempat bilangan
kuantum sama dan dua elektron menempati orbital yang sama, maka kedua elektron
ini harus berbeda bilangan kuantum spinnya.
Lalu,
sistem periodik unsur juga mengalami perkembangan. Dari yang awalnya hanya
ditemukan beberapa unsur, sampai sekarang sudah ratusan unsur. Perkembangan sistem
periodik unsur ini diawali oleh Johan Wolfgang Dobereiner (1820) yang
menyatakan unsur-unsur yang mempunyai sifat yang sama disusun berdasarkan massa
atomnya. Kemudian, pada tahun 1865 muncul teori yang dikemukakan oleh John
Alexander Reina yang mengatakan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan massa
atom dan dalam satu kelompok berisi tujuh unsur. Sifat-sifat unsur akan
berulang pada unsur ke delapan. Selanjutnya, teori susunan berkala yang
dikemukakan oleh Mendeleev dan Meyer pada tahun 1869. Menurut mereka,
unsur-unsur disusun dalam suatu tabel berdasarkan sifatnya dan unsur dengan
sifat yang sama diletakan dalam satu kolom dari atas ke bawah.
Sistem
periodik unsur dibagi menjadi golongan (vertical) dan periode (horizontal). Unsur-unsur
yang ada dalam satu golongan sama memiliki sifat yang mirip dan elektron valensi
yang sama. Sedangkan, unsur-unsur yang ada dalam satu periode sama memiliki
jumlah kulit elektron yang sama. Dalam sistem periodik unsur, ada sifat periodik
unsur yang dibagi menjadi:
a.
Jari-jari atom
Jari-jari
atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Dalam satu periode,
jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Dalam satu golongan, jari-jari
atom dari atas ke bawah semakin besar.
b.
Energi ionisasi
Energi ionisasi
adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom untuk melepas sebuah
elektron yang terluar. Dalam satu periode, energi ionisasi dari kiri ke kanan semakin
besar. Dalam satu golongan, energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil.
c.
Afinitas elektron
Afinitas elektron
adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerima elektron.
Dalam satu periode, afinitas elektron dari kiri ke kanan semakin besar. Dalam satu
golongan, afinitas elektron dari atas ke bawah semakin kecil.
d.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan
adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Dalam satu
periode, keelektronegatifan dari kiri ke kanan semakin besar. Dalam satu
golongan, keelektronegatifan dari atas ke bawah semakin kecil.
KESIMPULAN
Teori
perkembangan atom dari masa ke masa semakin melengkapi kelemahan teori-teori
sebelumnya. Mulai dari munculnya atom sampai bilangan kuantum. Bilangan kuantum
sendiri juga mempunyai fungsinya sendiri untuk menentukan kedudukan elektron. Hal
ini juga sama dengan sistem periodik unsur, perkembangan terus terjadi mulai
dari Wolfgang, Reina Newlands, Mendeleev dan Meyer, hingga sekarang. Dalam sistem
periodik, muncul sifat keperiodikan unsur yang terdiri dari jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia. 2021. Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur. Modul Perkuliahan Kimia
dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Ismunandar. 2013. Kimia Dasar 1 :
Struktur Atom. Bandung : ITB. Dalam https://www.youtube.com/watch?v=aLVrlGdYmEA&t=6s. (diunduh pada 26
September 2021).
Kadja G.T.M. 2020. Kuliah Online Kimia
Dasar B – Latihan Struktur Atom dan Tabel Periodik. Bandung : ITB.
Dalam https://www.youtube.com/watch?v=yoBF5eNQlCc.
(diunduh pada 26 September 2021).
Kadja G.T.M. 2020. Kuliah Online Kimia
Dasar B – Struktur Atom dan Tabel Periodik 1/2. Bandung : ITB.
Dalam https://www.youtube.com/watch?v=SCMgkuSN0UI&t=1s. (diunduh pada 26
September 2021).
Kadja G.T.M. 2020. Kuliah Online Kimia
Dasar B – Struktur Atom dan Tabel Periodik 2/2. Bandung : ITB.
Dalam https://www.youtube.com/watch?v=I6XBGVIaWsc. (diunduh pada 26
September 2021).
Sabarni. 2019. STRUKTUR ATOM BERDASARKAN ILMU KIMIA DAN PERSPEKTIF
AL-QURAN. Lantanida Journal Vol. 7 No. 1. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/287732-struktur-atom-berdasarkan-ilmu-kimia-dan-8a39a911.pdf
(diunduh pada 26 September 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.