.

Kamis, 08 Oktober 2020

KEAJAIBAN TERIPANG SEBAGAI OBAT ALAMI BERBAGAI PENYAKIT

 

KEAJAIBAN TERIPANG SEBAGAI OBAT ALAMI BERBAGAI PENYAKIT

 


Disusun oleh : Hafiz Zurrohmansyah (41620010012)

Kode Peserta : @R11-Hafiz 

Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta

hzandzurroh@gmail.com

ABSTRAK

Teripang atau sea cucumber merupakan hewan laut yang telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat Kandungan nutrisinya yang lengkap. Secara tradisional telah dimanfaatkan untuk berbagai penyakit  melancarkan peredaran darah akibat penyempitan pembuluh darah karena kolesterol, melancarkan fungsi ginjal, meningkatkan metabolisme, mencegah penyakit arthritis, diabetes melitus, hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, dan antiseptik tradisional. Karena manfaatnya yang cukup luas, kini produk olahan teripang semakin berkembang seperti ekstrak teripang yang biasanya dalam bentuk jeli atau cair yang digunakan sebagai suplemen. Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman jenis teripang. Sampai saat ini teknologi pengolahan teripang baru dalam bentuk kering dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Sementara penelitian teripang sebagai bahan obat masih terbatas dan produk ekstrak teripang masih diimpor dari Malaysia dan Amerika. Teripang diketahui memiliki zat yang salah satunya berfungsi sebagai antijamur dari ekstrak teripang secara kimia dengan pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa antijamur teripang adalah metanol terhadap bakteri (C. albicans) serta kandungan senyawa bioaktif dalam teripang mengandung senyawa alkaloid, saponin, steroid dan triterpenoid. Ada indikasi potensi antijamur pada ekstrak teripang. Maka penelitian ke arah bidang farmasi dan kesehatan perlu ditingkatkan. Penelitian tersebut untuk mendukung industri farmasi yang mengolah teripang menjadi bahan produk kesehatan yang nilai tambahnya cukup tinggi (ekonomis).

Kata kunci : Teripang, antijamur, bioaktif, obat alami, penyakit

 

PENDAHULUAN

Sumber daya laut memiliki berbagai kegunaan dan manfaat, dengan berbagai biota laut diantaranya ialah mikroorganisme, blue green algae, green algae, brown algae, red algae, sponges, coelenterates, bryozoans, moluska, dan enchinodermata. Biota laut tersebut dapat menghasilkan berbagai bahan alami yang berguna dan bermanfaat untuk industri farmasi (antikanker, antibiotik, anti-inflamasi), pertanian (pestisida, fungisida, growth stimulator), kosmetik dan makanan (zat pewarna alami), dan masih banyak lainnya. Disamping itu juga dapat dihasilkan protein serta bahan diet sebagai sumber makanan sehat, seperti asam lemak tidak jenuh omega 3, vitamin, asam amino, dan berbagai jenis gula rendah kalori (Dahuri, 2003).

Diantara berbagai biota laut tersebut, teripang (enchinodermata) ialah salah satu yang memiliki potensi besar dan mempunyai banyak kegunaan dan manfaat terutama sebagai bahan obat-obatan. Teripang atau dikenal sebagai mentimun laut atau sea cucumber termasuk ke dalam jenis Holothuroidae dan Stichopodidae dari bangsa Echinodermata yang merupakan hewan tidak bertulang belakang dan bertubuh lunak. Teripang bergerak lambat dan tidak memiliki struktur perlindungan fisik khusus untuk mempertahakan dirinya dari serangan predator. Untuk kelangsungan hidup dan pertahanan dirinya, teripang memproduksi metabolit sekunder dengan menghasilkan senyawa bioaktif antara lain adalah holothurin atau dikenal sebagai saponin dan triterpene glycoside suatu struktur serupa dengan ginseng yang aktif, genoderma, dan tumbuh-tumbuhan tonik yang terkenal. Aktivitas-aktivitas anti bakateri, antijamur, antitumor dan antikanker ditemukan dalam senyawa-senyawa tersebut (Kerr, 1995; Sendih, 2006; Alfonso, et al., 2007; Farouk , et al., 2007). Di dunia ada 1.250 spesies teripang yang telah dideskripsikan, sedangkan di Indonesia ada 25 jenis yang mempunyai nilai komersial yang berasal dari  perairan karang di Indonesia (Darsono, 2005) dengan ukuran panjang tubuh teripang bervariasi tergantung umur dan jenisnya tetapi umumnya ukuran panjang teripadang berkisar 3-150 cm (Darsono, 1998).

Teripang umumnya bertempat dan bersembunyi ekosistem terumbu karang dengan perairan dasar yang jernih, bebas dari polusi, air relative tenang dengan mutu air cukup baik. Habitat yang ideal bagi teripang adalah air laut dengan salinitas 29-33% yang memiliki kisaran PH 6,5-8,5. kecerahan air 50-150 cm, kandungan oksigen terlarut 4-8 ppm, dan suhu air 20-25o C (Wibowo et al, 1997).

Menurut Martoyo et al. (2000) teripang yang terdapat di perairan Indonesia adalah dari genus Holothuria, Muelleria dan Stichopus. Ketiga genus tersebut terdiri dari 23 spesies, diantaranya baru lima spesies yang sudah dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomis penting, yaitu Holothuria scabra (teripang putih atau pasir), Holothuria edulis (teripang hitam), Holothuria vacabunda (teripang getah atau keling), Holothuria vatiensis (teripang merah) dan Holothuria marmorata (teripang cokelat). Namun, menurut Ibrahim (2003), spesies teripang yang benar-benar asli dan bermutu tinggi serta paling berkhasiat adalah yang berwarna kuning keemasan. Di Malaysia dikenal dengan sebutan Gamat Emas (Stichopus horrens). Teripang telah lama digunakan sebagai sumber obat-obatan tradisional dari Malaysia, teripang di malaysia dikenal dengan sebutan gamat emas. Gamat emas diolah menjadi air gamat dan minyak gamat untuk mengobati luka dan peradangan, meninkatkan vitalitas tubuh, dan menyembuhkan luka lambung (Sendih, 2006; Farouk, et al.,2007).

Teripang mengandung berbagai macam senyawa yang besarnya bervariasi tergantung spesiesnya. Jenis teripang yang banyak digunakan sebagai obat dan makanan. Menurut Departemen Obat dan Makanan Amerika Serikat (USDA), teripang memiliki kandungan gizi yang lengkap, antara lain 9 jenis karbohidrat, 59 jenis asam lemak, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 10 jenis mineral, dan 5 sterol. Walaupun kandungan lemaknya cukup rendah, namun teripang mengandung asam lemak multitetradonik penghambat enzim lipoksigenase yang memacu kerusakan saluran pernafasan penyebab asma (Darmananda, 2002). Teripang mengandung kolagen yang cukup tinggi yaitu sebesar 86% serta berbagai jenis mineral seperti kalsium, fosfat, fosfor, kromium, magnesium, besi, natrium, dan yodium. Dalam seratus gram bobot kering, daging teripang mengandung kalsium 118 mg, fosfor 22 mg, besi 14 mg, dan yodium 0,6 mg (Darmananda, 2006) yang mana dapat menetralisirkan keasaman pada lambung agar tidak terjadi kanker lambung (maag kronis). Hasil penelitian Fredalina et al. (1999) menunjukkan bahwa ekstraksi asam lemak teripang jenis Stichopus chloronotus mengandung 11 jenis asam lemak dengan berbagai macam pelarut etanol, metanol, dan bufer fosfat. Ekstraksi dengan menggunakan bufer fosfat menghasilkan asam eicosapentaenoat (EPA) sebesar 25,69% dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebesar 3,63%. Sedangkan jika ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air diperoleh DHA sebesar 57,55% dan EPA sebesar 7,84%. Berdasarkan kandungan asam aminonya, teripang mengandung asam amino lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan laut, ayam, dan telor (Anonymous, 2006).

Dilihat dari kandungan gizi dan senyawa-senyawa aktifnya, memungkinkan teripang dapat dimanfaatkan sebagai kesehatan atau obat alami. Kini teripang sudah tidak lagi dipandang sebelah mata, namun selayaknya menjadi perhatian kita semua dengan mengingat potensi medis dan non medis yang tak ternilai di dalamnya. Sehingga dapat memanfaatkan teripang dengan cara yang baik.

 

PERMASALAHAN

Berdasarkan pendahuluan yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah kandungan kolagen dalam teripang emas dapat menangani maag dan mencegah penyakit lambung?

2. Apakah benar teripang dapat menjadi bahan nutraceutical (produk kesehatan)?

3. Peran bahan kimia terhadap ektrak teripang dan manfaatnya?

 

PEMBAHASAN

1. Apakah kandungan kolagen dalam teripang emas dapat menangani maag dan mencegah penyakit lambung?

Maag lambung merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan makanan yang ditandai dengan rasa perih didaerah lambung. Bahkan hal ini pernah dikemukakan oleh Tjay dan Rahardja (2007) yang menyatakan bahwa gejala-gejala umum berupa gangguan pada pencernaan adanya rasa nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada, mual, kadang disertai muntah dan perut kembung.

Bahkan gangguan lambung bisa disebabkan karena stress. Stres menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang selanjutnya akan merangsang sel-sel di dalam lambung memproduksi asam dalam jumlah berlebihan. Ditambah lagi ketika seseorang mengalami stress pertahanan tubuh di lapisan lambung melemah. Keadaan ini disebabkan lambung tidak dapat mensekresi cukup lendir untuk melindungi permukaan lambung dari asam lambung. Jika keadaan ini terus-menerus terjadi, akan timbul luka pada lambung dan jika dibiarkan akan terjadi pendarahan lambung. Secara umum, maag atau gastritis (radang lambung) merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan pada lambung akibat produksi asam lambung yang berlebih.

Penyakit maag ini biasanya menyerang orang dengan pola makan yang tidak teratur dan kurang menjaga kebersihan. Hal ini dikemukakan pula oleh Riyanto (2008) Bahwa peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena makanan atau minuman yang mrangsang lambung seperti makanan yang pedas atau asam, kopi dan alkohol, serta jadwal makan yang tidak teratur. Selain zat asam lambung, penyakit maag juga dapat disebabkan oleh bakteri Helycobacter pylori, yanitu organisme renik. Ketika zat asam lambung tinggi, bakteri lain akan mati, tapi bakteri Helycobacter pylori tidak mati, bahkan bertahan hidup dan berkembang biak. Helycobacter pylori adalah bakteri yang tahan asam yang dapat hidup di pH 2 sampai 4. Jadi, bakteri ini tidak akan mati, ketika produksi asam lambung sangat tinggi. Bakteri ini dapat membuat dinding lambung iritasi, sehingga mengakibatkan lambung mengalami peradangan dan luka. Jadi, akan terasa perih dibagian ulu hati bagi penderita yang mengalaminya

Dalam teripang emas (Stichopus variegatus) terkandung banyak sekali nutrisi yang baik untuk tubuh, diantaranya protein, kolagen, mineral, mukopolisakarida, glucasaminoglycans (GAGs), antiseptik alamiah, glucosamine dan chondroitin, saponin, omega, asam amino, lektin, vitamin dan mineral, gamapeptide. Teripang emas (Stichopus variegatus) memiliki kandungan “Sel Growth Factor” (faktor regenerasi sel) sehingga mampu merangsang regenerasi/ pemulihan sel dan jaringan tubuh manusia yang telah rusak atau sakit bahkan membusuk, sehingga menjadi sehat pulih kembali.

Penelitian Ridzwan Hasyim dari departemen ilmu biokomia universitas kebangsaan Malaysia, membuktikan bahwa teripang emas memiliki kandungan kolagen yang dapat mengurangi masalah lambung. Kolagen pada teripang mampu mencegah produksi berlebih dari asam lambung, sehingga erosi selaput lendir pada lambung dapat dihindari. Zat alkaloid Curcumin sebagai anti kuman berfungsi utuk merangsan dinding kantung empedu mengeluarkan cairan empedu. Sehingga sistem pencernaan bekerja lebih sempurna. Selain itu mampu mencegah terjadinya kanker lambung sebagai gejala lanjutan dari penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Martoyo, dkk (2006) bahwa ekstrak murni teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan holotoksin yang efeknya sama dengan antimicyne dengan kadar 6,25-25 mg/ml. Pada tubuh teripang terkandung sekitar 80% kolagen yang memiliki kemampuan meregenerasi sel untuk penyembuhan berbagai macam penyakit.

2. Apakah benar teripang dapat menjadi bahan nutraceutical?

Tentunya teripang dapat menjadi bahan untuk nutraceutical, karena teripang juga kaya akan zat besi yang dibutuhkan untuk melakukan pembentukan sel darah merah, serta kalium penting dalam pencegahan dan perawatan hipertensi. Salah satu unsur mineral yang penting adalah kromium yang mampu merangsang kelenjar pankreas untuk menghasilkan insulin. Insulin ini ialah senyawa yang dapat menyerap kelebihan glukosa dalam darah, sehingga ekstrak teripang dapat membantu para penderita diabetus melitus untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah, sedangkan yodium dapat mencegah penyakit gondok (Admin, 2008).

Kemampuan teripang dalam meregenerasi sel menjadi dasar utama bahwa teripang dapat menyembuhkan luka. Hidup di lingkungan yang keras seringkali menyebabkan dinding tubuh teripang terpecah atau luka pada organ tubuhnya. Namun teripang dapat meregenerasi dirinya sendiri dalam waktu 10–90 hari sehingga utuh kembali. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor regenerasi sel (cell growth factor), yang mampu merangsang regenerasi untuk pemulihan sel atau jaringan tubuh yang rusak. Kandungan protein teripang yang tinggi dapat meningkatkan regenerasi sel-sel mati akibat luka sehingga mampu menyembuhkan luka.

Selain itu, protein dapat juga berfungsi untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh serta menghasilkan hormon dan enzim untuk melancarkan metabolisme (Lehninger, 1994). Kolagen yang merupakan jaringan pengikat dalam tulang dan kulit dapat dimanfaatkan untuk kecantikan kulit serta dapat meningkatkan regenerasi sel-sel mati akibat luka sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Oleh karena itu, teripang dapat dimanfaatkan sebagai kosmetik dan salep untuk menyembuhkan luka.

Bahkan Kandungan asam lemak teripang seperti asam eicosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA)  merupakan asam lemak yang sangat diperlukan oleh tubuh kita. Kedua asam lemak ini dilaporkan mampu mencegah timbulnya penyakit kardiovasculer, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Secara khusus EPA dapat menurunkan jumlah fibrinogen sehingga kekentalan darah menurun dan membuat aliran darah lebih baik. EPA juga dapat menurunkan kadar lemak dalam darah sehingga mengkonsumsi ekstrak teripang dapat mencegah penyakit arterosklerosis, sedangkan DHA berperan utama dalam perkembangan sistem syaraf dan dapat meningkatkan kemampuan memori dan daya pembelajaran, serta berfungsi sebagai anti alergi.

Teripang juga mengandung mukopolisakarida berupa glikosamin sulfat dan kondroitin sulfat. Glukosamin adalah suatu unsur pokok dari glikoprotein, proteoglikan, dan glikoaminoglikan yang berperan dalam sintesis proteoglikan. Glukosamin dapat menurunkan proses proteolitik kartilago dan membentuk kembali glukaminoglikan yang rusak. Di samping itu, senyawa ini dapat mencegah terjadinya penggumpalan dan pembekuan darah. Pada konsentrasi 5 µg/ml, glukoaminoglikan mampu menyembuhkan stroke isemik otak dan penyakit jantung isemik. Sementara kondroitin sulfat adalah suatu derivat komponen tulang rawan. Kondroitin sulfat baik secara oral maupun injeksi dapat membantu meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi rasa nyeri pada sendi. Kombinasi penggunaan glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat menunjukkan efek yang potensial dalam merangsang produksi proteoglikan dan asam hialuronat serta menghambat enzim proteolitik yang dapat merusak tulang rawan. Maka oleh karena itu, ekstrak teripang dapat menyembuhkan radang sendi, rematik, dan osteoarthritis.

3. Peran bahan kimia pada ektrak teripang dan manfaatnya?

            Penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pengobatan terhadap Candida albicans secara kimia dapat menimbulkan resistensi dan efek samping. Candida adalah flora normal pada saluran pencernaan, selaput mukosa, saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit, dan di bawah kuku. C. albicans dapat menjadi patogen dan menyebabkan infeksi seperti septikemia, endokarditis, atau meningitis. Pengobatan terhadap C. albicans dapat menggunakan antijamur berbahan kimia. Namun dapat menimbulkan resistensi dan efek samping.

            Antijamur alami dapat ditemukan dalam tubuh teripang. Ekstrak teripang mengandung senyawa triterpen glikosida baru, bersama dengan 2 glikosida yang telah dikenal yaitu holothurin A dan holohurin B telah diidentifikasi dari fraksi n butanol. Senyawa holothurin B menunjukkan aktivitas antijamur yang lebih baik melawan 20 isolat jamur secara in vitro. Holothuria scabra secara spesifik mengandung sapogenin steroid, triterpen glikosida, dan holostan yang berfungsi sebagai antibakteri, antimikroba, dan antijamur (Bordbar et al., 2011).

Senyawa yang terkandung dan diduga berperan sebagai antijamur dalam H. scabra adalah alkaloid, saponin dan triterpen seperti yang ada pada ekstrak metanol. Ekstrak etil asetat hanya mengandung saponin dan triterpen sehingga aktivitas antijamurnya lebih kecil daripada ekstrak metanol. Kemampuan saponin sebagai antijamur diperkuat oleh Cowan (1999) yang menyatakan bahwa saponin berkontribusi sebagai antijamur dengan mekanisme menurunkan tegangan permukaan membran sterol dari dinding sel C. albicans, sehingga permeabilitasnya meningkat. Hardiningtyas (2009) menambahkan, saponin merupakan golongan senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel.

Saponin dihasilkan sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri secara kimiawi bagi teripang di alam. Selain diduga sebagai pertahanan diri dari predator, juga diyakini memiliki efek biologis, termasuk diantaranya sebagai anti jamur, sitotoksik melawan sel tumor, hemolisis, aktivitas kekebalan tubuh, dan anti kanker. Adanya satu atau lebih senyawa bioaktif dalam tubuh teripang juga memungkinkan kemampuan antijamur semakin besar. menambahkan, interaksi dari senyawa saponin dan alkaloid diduga menimbulkan efek antijamur, walaupun mekanismenya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Riguera (1997) dalam Nurjanah.

Menurut Gholib (2009), alkaloid merupakan senyawa yang bersifat antimikroba, yaitu menghambat esterase dan DNA serta RNA polymerase, menghambat respirasi sel. Alkaloid merupakan aktivator kuat bagi sel imun yang menghancurkan bakteri, virus, jamur, dan sel kanker. teripang terbukti mampu menjadi agen antijamur, antibakteri, dan sitotoksik. Senyawa antijamur alami dari teripang dan hewan laut lainnya menjadi salah satu sumber obat antijamur baru yang dapat dikembangkan karena potensinya yang besar.

 

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teripang yang selama ini, mempunyai potensi sebagai suplemen dan obat karena kandungan nutrisinya yang lengkap sehingga dapat digunakan sebagai suplemen untuk mencegah berbagai macam penyakit. Melihat potensi pemanfaatannya yang cukup besar serta ketersediaan sumberdaya teripang dengan keragaman jenis spesies. Seharusnya industri farmasi untuk mengolah teripang menjadi makanan suplemen berada di Indonesia. Hal ini juga didukung dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan sehingga prospek pasar ekstrak teripang sangat menjanjikan. Serta teripang emas memiliki kandungan kolagen dan protein yang dapat menetralisir keasaman pada lambung agar tidak terjadi kanker lambung (maag kronis). Disamping itu, teripang merupakan sumber bioaktif yang berkhasiat sebagai antibakteri, antifungi, antikanker, antihipertensi, antithrombotik, antinosiseptif dan anti-inflamasi. Dengan metanol adalah pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa antijamur dari Holothuria scabra yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid, dan triterpen. Penggunaan konsentrasi terbaik ekstrak H. scabra untuk uji aktivitas antijamur adalah 7 mg/ml dalam pelarut metanol. Maka manfatkanlah teripang dengan baik agar manfaat dan kegunaannya dapat dimanfaatkan dan digunakan dengan baik juga.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2004. http://gamatemas.dumei.com

Dahuri R. 2005. Menggali Bahan Baku Obat di dalam Laut. Departemen Perikanan dan Kelautan.

Darsono, Pepto. 1995. Kandungan Substansi Bioaktif pada Teripang. Jurnal Oseana Volume XVIII Nomor 3: 87-94. http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xviii(3)87-94.pdf

Dharmananda S. 2003. Sea cucumber: food and medicine. Institute for Traditional Medicine. Oregon: Portland.

Ibrahim J. 2003. Gamat emas sasar perolehan RM 10 juta. http://sas7882.org/Documents/AlumniPress/SyidAyob-UtusanMalaysia 131003.pdf

Kaswandi MA, Lian HH, Nurzakiah S, Ridzwan BH, Ujang S, Samsudin MW, Jasnizat S, Ali AM. 2000. Crystal saponin from three sea cucumber genus and their potential as antibacterial agents. 9 th Scientific Conference Electron Microscopic Society, 12-14 Nov 2000, Kota Bharu, Kelantan. 273-276.

Kustiariyah. 2006. Isolasi, karakterisasi dan uji aktivitas biologis senyawa steroid dari teripang sebagai aprodisiaka alami [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/963

Martoyo, J. (1996). Budi daya teripang. Jakarta, dari Niaga Swadaya.

Pranoto, E. N., Ma'ruf, W. F., & Pringgenies, D. (2012). Kajian aktivitas bioaktif ekstrak teripang pasir (Holothuria scabra) terhadap jamur Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan1(2), 1-8. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/651

Sahir, A. I. N. Pemanfaatan teripang emas untuk mencegah dan menangani penyakit maag dan tukak lambung. https://www.academia.edu/39102883/PEMANFAATAN_TERIPANG_EMAS_UNTUK_MENCEGAH_DAN_MENANGANI_PENYAKIT_MAAG_DAN_TUKAK_LAMBUNG

Sendih, S. (2006). Keajaiban Teripang; Penyembuh Mujarab, depok dari Laut. AgroMedia. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=L7j-dQOPZO8C&oi=fnd&pg=PT10&dq=Keajaiban+Teripang%3B+Penyembuh+Mujarab&ots=QUzM7DFgTP&sig=CISSsgBletfzy1CbslRDEcim16c&redir_esc=y#v=onepage&q=Keajaiban%20Teripang%3B%20Penyembuh%20Mujarab&f=false

Suryaningrum, T. D. (2008). Teripang: potensinya sebagai bahan nutraceutical dan teknologi pengolahannya. Squalen3(2), 63-69. https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalen-bulletin/index.php/squalen/article/view/160

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.