Oleh : Oky Maulana (@N07-Oky)
Abstrak
Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sudah
sering kita dengar pemberitaannya melalui media baik media cetak maupun media
elektronik. Saat sekarang ini terutama menjadi isu yang sangat sensitive di
dalam suatu pemerintahan. Peningkatan kandungan polutan yang terus meningkat,
membuat pembuat keputusan dan kebijakan, aktifis lingkungan dan juga masyarakat
umum mulai memikirkan masa depan bumi ini.
Pendahuluan
Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang
kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry
mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA)
mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk
mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk
mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan,
proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Pembahasan
Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah suatu falsafah
atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang
mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi)
berbahaya. Konsep GreenChemistry itu sendiri berasal dari Kimia Organik, Kimia
Anorganik, Biokimia,dan Kima Analitik. Green Chemistry lebih berfokus pada
usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan
efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia.
Tujuan Kimia Hijau
Untuk dapat tercapainya konsep kimia hijau ini ada
beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Meminimalisasi limbah yang dihasilkan
2. Menggantikan perekasi kimia dengan katalis
3. Menggunakan bahan-bahan non toksis
4. Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui
(renewable)
5. Mengurangi atau me-efisienkan bahan-bahan kimia
yang digunakan
6. Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang
6. Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang
12 Prinsip Kimia Hijau
Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep“The
Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para
peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan.
· Mencegah
timbulnya limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau
membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya untuk
menanggulangi limbah sangat besar.
· Mendesain
produk bahan kimia yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia memungkinkan seorang
kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu molekul serta mampu
mendesain bahan kimia yang aman
· Mendesain
proses sintesis yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan
menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia
dan lingkungan.
· Menggunakan
bahan baku yang dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih
disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada
alasan ekonomi.
· Menggunakan
katalis
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih
baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk samping.
· Menghindari
derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
· Memaksimalkan
atom ekonomi
Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk
meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar.
· Menggunakan
pelarut yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut, ekstraktan,
atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya. Apabila
terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin.
· Meningkatkan
efisiensi energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus
mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi.
· Mendesain
bahan kimia yang mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi
dan tidak terakumulasi di lingkungan.
· Penggunaan
metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat
mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan
· Meminimalisasi
potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus
dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan
masuknya bahan kimia ke lingkungan
Daftar Pustaka
Hidayat, A A., Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan
Pengetahuan Lingkaran Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Mustafa, Dina. 2016. Dalam Kimia Hijau dan
Pengembangan Kesehatan. Sumber : http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf
Mustafa, Dina. 2017. Dalam Kimia Hijau Kota Cerdas. Sumber
: http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.