PENCEMARAN AIR LIMBAH DETERJEN
@P21-WIDY, @Proyek07
Abstrak
Air merupakan salah satu
senyawa penting yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Air
adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Air merupakan zat yang sangat
diperlukan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu air
merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi
faktor penentu dalam kesehatan manusia (Pandia, dkk 1995).
Kata kunci : Air limbah
deterjen
I.Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia, air dapat dipakai untuk berbagai
macam kegiatan, seperti pemakaian dalam industri. Salah satu kegiatan industri
menggunakan air yang marak saat ini adalah industri pencucian pakaian /
laundry. Selain memberikan manfaat positif terhadap manusia, kegiatan laundry
ini juga menghasilkan dampak negatif yaitu limbah.
II.Permasalahan
Tingginya kadar fosfat yang
terkandung dalam limbah cair pencucian pakaian atau laundry mengakibatkan
dampak yang buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan bila tidak dilakukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang kebadan air. Karbon aktif banyak
digunakan sebagai adsorben pemurnian gas, pemurnian pulp, penjernihan air,
pemurnian minyak, katalis, dan sebagainya. Oleh karena itu dapat dirumuskan
masalah seberapa besar penurunan kadar fosfat pada limbah cair pencucian
pakaian atau laundry dengan menggunakan ketebalan karbon aktif.
III.Pembahasan
1.Pengertian
Air limbah pencucian pakaian
/ laundry termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena didalamnya
terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan
detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous,
2009).
Salah satu efek negatif yang
dihasilkan detergen pada limbah pencucian pakaian atau laundry adalah
menyebabkan terjadinya proses eutrofikasi di perairan.
2.Jenis-jenis deterjen
A. Detergen jenis keras
Detergen jenis keras sukar dirusak oleh
mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat
tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air. Contoh:
Alkil Benzena Sulfonat (ABS).
B. Detergen jenis lunak
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan
permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi
setelah dipakai . Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
3.Bahaya
Deterjen terhadap Lingkungan dan Kesehatan
A. Mengandung Senyawa
Turunan Minyak Bumi
Deterjen konvensional
terbuat dari berbagai macam senyawa kimia seperti builder, Pewangi buatan, dan
yang paling berbahaya adalah surfaktan. Surfaktan merupakan senyawa turunan
minyak bumi yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada permukaan air atau
membuat lebih permukaan menjadi lebih basah sehingga lebih mungkin untuk
berinteraksi dengan minyak juga lemak. Semua
senyawa ini merupakan senyawa yang berasal dari sumber daya yang tidak dapat
diperbarui (minyak bumi), beracun, dan berbahaya bagi lingkungan.
B. Memicu Eutorfikasi dan
Pencemaran Air
Senyawa
phosphate merupakan salah satu penyebab pencemaran air terbesar. 42% dari
penyakit manusia dan hewan disebabkan oleh senyawa ini. Menurut Prof Narinder
K. Kauschik, Professor Emeritus untuk environmental biology di Canadian
University of Guelph,masalah utama adalah senyawa phosphate yang menyebabkan
eutrofikasi pada ekosistem air.
C. Mengandung Bahan yang
Sulit Terurai
Surfaktan
yang bersal dari minyak bumi, akan sulit terurai di alam bebas. Senyawa seperti
Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) yang banyak digunakan pada deterjen anti noda.
Sebagai alternatifnya, terdapat senyawa Alkyl Phenoxy, Polyethoxy Ethanol, dan
Diethanolamines yang hanya sedikit lebih cepat untuk terurai dibandingkan
dengan ABS.
D. Penyebab Berbagai
Penyakit
Berbagai
senyawa buatan di deterjen dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti iritasi
kulit, mata, bahkan memicu kanker.
4. Upaya mengatasi limbah deterjen
Cara yang paling
sederhana mengatasi pencemaran air limbah adalah dengan menanami selokan dengan
tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan,
antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili
air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan
tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.
Cara yang lebih
efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem
pengolahan air limbah (SPAL) dengan cara mudah, bahan murah dan tidak sulit
diterapkan di rumah Anda. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian yaitu bak
pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk
menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk
penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih
rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki
resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring
zat-zat pencemar yang ada dalam air limbah deterjen (greywater).
IV.Kesimpulan
Detergen merupakan salah satu polutan
air yang harus dihilangkan atau diminimalisir penggunaannya. Risiko
deterjen yang paling ringan pada manusia berupa iritasi (panas, gatal bahkan
mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan
produk. Hal ini disebabkan karena kebanyakan produk deterjen yang beredar saat
ini memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Dalam kondisi iritasi/terluka,
penggunaan produk penghalus apalagi yang mengandung pewangi, justru akan
membuat iritasi kulit semakin parah. Dalam jangka panjang, air minum yang telah
terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit
kanker (karsinogenik).
Saran
Bagi pemilik usaha binatu/laundry dapat melakukan upaya pemilihan
deterjen dengan kandungan fosfat yang rendah serta mengelola limbah deterjen
secara sederhana dengan pembuatan bak penampungan khusus, atau dengan
penambahan arang aktif (Anonimous, 2010).
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.