.

Senin, 24 September 2018

STOIKIOMETRI

Oleh @Kel-K02
Bayu Anggara        (@K04-Bayu)
Risza Kurniawan   (@K05-Risza)
Faisal Rafi             (@K06-Faisal)



Abstrak:
Stoikiometri adalah ilmu dasar kimia yang sudah dipelajari di SMA kelas X. Stoikiometri mencangkup beberapa materi seperti massa atom relatif dan massa  molekul relatif. Stoikiometri juga  mencangkup hukum-hukum dasar kimia yaitu Hukum  Lavoisier, Proust, Dalton, dan Gas Ideal. Stoikiometri juga dapat digunakan untuk mencari mol larutan. Berikut adalah penjelasannya.


Pengertian Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu Stoicheion yang berarti “unsur” dan Metron yang berarti “pengukuran”.
Stoikiometri adalah suatu pokok bahasan dalam kimia yang melibatkan keterkaitan reaktan dan produk dalam sebuah reaksi kimia untuk menentukan kuantitas dari setiap zat yang bereaksi.
Pada bingung ya? Oke gini dehh sederhanya.
Stoikiometri merupakan pokok bahasan dalam ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas zat  dalam suatu reaksi kimia.
Jika terjadi suatu reaksi kimia, mungkin kamu ingin mengetahui berapa jumlah zat hasil reaksinya? Atau jika kamu ingin melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan produk dalam jumlah tertentu, maka kamu harus mengatur berapa jumlah reaktan dalam reaksinya. Ini semua merupakan bahasan dalam stoikiometri.
Reaksi kimia sering dituliskan dalam bentu persamaan dengan menggunakan simbol unsur. Reaktan adalah zat yang berada di sebelah kiri, dan produk ialah zat yang berada di sebelah kanan, kemudian keduanya dipisahkan oleh tanda panah (bisa satu / dua panah bolak balik). Contohnya:
Penyetaraan Reaksi KimiaSebelum melakukan perhitungan Stoikiometri, persamaan reaksi yang kita miliki harus disetarakan terlebih dahulu.
2Na(s)+HCl(aq)→2NaCl(aq)+H2(g)
Persamaan reaksi kimia itu seperti resep pada reaksi, sehingga menunjukkan semua yang berhubungan dengan reaksi yang terjadi, baik itu ion, unsur, senyawa, reaktan ataupun produk. Semuanya.
Kemudian seperti halnya pada resep, terdapat proporsi pada persamaan tersebut yang ditunjukkan dalam angka-angka di depan rumus molekul tersebut.
Jika diperhatikan lagi, maka jumlah atom H pada reaktan(kiri) belum sama dengan jumlah atom H pada produk(kanan). Maka reaksi ini perlu disetarakan. Penyetaraan reaksi kimia harus memenuhi beberapa hukum kimia tentang materi.



Hukum Dasar Stoikiometri Kimia
1.      
      Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
Hukum Kekelan Massa : Massa produk sama dengan massa reaktan. Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi: ”Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.
Hukum Kekekalan Massa:
“massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi”
Contoh :
S(s) +  O2(g) →  SO2(g)
1 mol S bereaksi dengan 1 mol O2 membentuk 1 mol SO2. 32 gram S bereaksi dengan 32 gram O2 membentuk 64 gram SO2. Massa total reaktan sama dengan massa produk yang dihasilkan.

2.      
      Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Hukum Perbandingan Tetap : Hukum yang menyatakan bahwa seluruh senyawa terdiri dari perbandingan massa unsur pembentuk yang selalu sama (konstan). Inti dari hokum proust adalah bahwa suatu zat kimia benar – benar bergabung satu sama lain dengan proporsi (perbandingan) berat yang dapat diketahui. Misalnya perbandingan karbon dan oksigen dalam karbondioksida adalah 3 : 8. Perbandingan ini selalu tetap dimanapun karbondioksida berada. Jadi karbon dioksida di Atambua, Malang, Surabaya maupun Jakarta perbandingan C : O selalu 3 :8. Demikian juga karbon yang disintesis dengan karbondioksida yang ada secara alamij tetap memiliki perbandingan 3:8.
Perbandingan massa unsur-unsur dalam karbondioksida diperoleh dengan cara sebagai berikut.
massa C : massa O = jumlah atom C x Ar.C : jumlah atom O x Ar.O
                             = 1 x 12 : 2 x 16
                             = 12 : 32 à = 3 : 8

3.      
      Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Hukum Perbandingan Berganda : hokum yang menyatakan bahwa jika dua unsurmembentuk lebih dari dua senyawa, dmana salah satu unsur pembentuk tersebut konstan, maka massa unsur pembentuk yang lainnya akan berupa bilangan bulat sederhana. Hokum ini meruakan pengembangan dari hukum proust.
Jadi dari persmaaan:
2Na(s)+2HCl(aq)→2NaCl(aq)+H2(g)
Kita dapat mengetahui bahwa 2 mol HCl bereaksi dengan 2 mol Na untuk membentuk 2 mol NaCl dan 1 mol H2. Dengan penyetaraan reaksi ini, maka dapat diketahui kuantitas dari setiap zat yang terlibat dalam reaksi.
Oleh karena itulah penyetaraan reaksi ini sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan stoikiometri.
Contoh:
Timbal(IV) Hidroksida bereaksi dengan Asam Sulfat, dengan reaksi sebagai berikkut:
Pb(OH)4+H2SO4→Pb(SO4)2+H2O
Jika kita lihat baik baik:
Unsur
Reaktan
(jumlah mol)
Product 
(jumlah mol)
Pb
1
1
O
8
9
H
6
2
S
1
2
Maka persamaan ini belum setara. Oleh karenanya kita perlu menyetarakan persamaan ini. Pada reaktan-nya terdapat 16 atom, namun pada produk-nya hanya terdapat 14 atom. Persamaan ini perlu penambahan koefisien sehingga jumlah atom unsur-unsurnya sama.
Di depan H2SO4 perlu ditambahkan koefisien 2 seehingga jumlah atom sulfurnya sesuai, kemudian di depan H2O perlu penambahan koefisien 4 agar jumlah atom oksigennya tepat. Maka reaksi yang setara ialah:
Pb(OH)4+2H2SO4→Pb(SO4)2+4H2O

Unsur
Reaktan
(jumlah mol)
Product 
(jumlah mol)
Pb
1
1
O
12
12
H
8
8
S
2
2



Kondisi dimana persamaan reaksi telah setara ialah ketika memenuhi dua kriteria berikut:
  1. Jumlah atom dari tiap unsur pada bagian kiri dan kanan persamaan telah sama.
  2. Jumlah ion pada bagian kiri dan kanan telah sama.(menggunakan penyetaraan reaksi redox)

Dalam stoikiometri, suatu persamaan kimia yang setara memberikan informasi untuk membandingkan setiap elemen dalam reaksi berdasarkan faktor stoikiometri. Faktor stoikiometri merupakan rasio dari mol setiap senyawa/zat yang bereaksi.
Dalam kehidupan nyata, seperti ini contohnya:
Untuk membuat secangkir kopi yang nikmat, diperlukan resep yaitu 9 cube gula dapur dengan 3 sendok kopi.

Permisalan Sederhana Stoikiometri dalam Kehidupan
Bagaimana kalau kita memiliki 27 cube gula dan 8 sendok kopi. Berapa gelas kopi yang bisa dibuat?Ini adalah resep yang fix dan paten. Jadi bagaimana kalau kita memiliki 12 cube gula dan tiga sendok bubuk kopi, berapa gelas kopi yang bisa dibuat?
Ya! Jawabannya adalah 1 gelas kopi, dengan sisa bahan 3 cube gula.
Tentu saja 2 gelas kopi dengan sisa 9 cube gula dan 2 sendok kopi. Semuanya mutlak harus mengikuti resepnya.
Kuncinya ialah semuanya harus mengikuti resepnya, jika dalam stoikiometri, persamaan reaksi yang setara adalah resepnya, jadi kita harus mengikuti resep tersebut.

Pengertian Massa Molar
Sebelum melakukan perhitungan stoikiometri, kita perlu mengetahui apa itu massa molar. Massa molar merupakan rasio antara massa dan mol dari suatu atom.
Untuk mengetahui Massa Molar suatu unsur maka kita hanya perlu membacanya di tabel periodik unsur. Sedangkan untuk mengetahui Massa Molar senyawa kita perlu menghitungnya berdasarkan rumus molekul senyawa tersebut.

Contoh soal:
Tentukan Massa Molar dari H2O?
Jawaban:  2(1.00794g/mol) + 1(15.9994g/mol) = 18.01528g/mol
Massa molar dari Hidrogen ialah 1.00794g/mol  dikalikan 2 karena terdapat dua atom hidrogen dalam satu senyawa air. Kemudian ditambahkan massa molar dari Oksigen.
Massa Molar yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung mol suatu senyawa. Jika ada yang belum memahami mengenai mol silahkan buka wikipedia tentang pengertian mol.
Rumus perhitunga mol senyawa adalah:
mol = m/Mr
dengan;
mol–>mol Senyawa
m–>Massa Senyawa (gr)
Mr–>Massa Molar (Massa Reatif)



Contoh Soal yang Melibatkan Perhitungan Stoikiometri Kimia
Propana terbakar dengan persamaan reaksi:
C3H8+O2→H2O+CO2
Jika 200 g propana yang terbakar, maka berapakah jumlah H2O yang terbentuk?

Jawab:

Pertama: Setarakan persamaan reaksinya!
C3H8+5O2→4H2O+3CO2
Kedua: Hitung mol C3H8!
mol=m/Mr -> mol= 200 g/ 44 g/mol ->mol= 4.54 mol

Ketiga: Hitung rasio H2O : C3H8 -> 4:1 (*berdasar perbandingan koefisien pada persamaan reaksinya)
Kempat: Hitung mol H2O dengan perbandingan
mol H2O : 4 = mol C3H8 : 1
-> mol H2O : 4  = 4.54 mol : 1
-> mol H2O = 4.54 x 4= 18.18 mol

Kelima : Konversi dari mol ke gram.
mol= m/Mr -> m= mol x Mr -> m= 18.18 mol x 18 = 327.27 gram.



Daftar PUSTAKA

·         Mahfuztnt. 2014. Dengan artikel “Materi Stoikiometri Kimia Dasar” dan https://mystupidtheory.com/materi-stoikiometri-kimia-dasar-lengkap/ . diakses pada 23 september 2018.


·         Rahmi. Dengan artikel “Hukum Kekekalan Massa (Lavoiser)” dan https://rahmikimia.wordpress.com/kimia-kelas-x/5-hukum-hukum-dasar-kimia/a-hukum-kekekalan-massa-lavoiser/ . diakses pada 24 september 2018

·         Seran, Emal. 2012. Dengan artikel “Contoh Soal dan Pembahasan berkaitan dengan Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)” dan https://wanibesak.wordpress.com/2012/01/21/contoh-soal-dan-pembahasan-berkaitan-dengan-hukum-proust-hukum-perbandingan-tetap/ . diakses pada 24 september 2018.





2 komentar:

  1. @K01-Irvin, @K02-Erlangga, @K03-Syaiful, @Kel-K01

    Apakah rumus kimia yang tepat untuk senyawa Kalsium bikarbonat ?

    BalasHapus
  2. Rumus kimia untuk Kalsium Bikarbonat adalah
    Ca(HCO3)2

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.