.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Micin Membuat Bodoh?









Pendahuluan

Monosodium Glutamat (MSG) atau lazim disebut micin atau vetsin dikenal sebagai bahan pelengkap masakan. Namun, selama ini rumah tangga kerap menyisihkan bahkan berusaha untuk tidak menggunakan micin dalam masakannya. Micin dianggap sebagai biang kerok penyakit kanker atau stroke.


Pembahasan

Sejarah

Jurnal Chemistry Senses menyebutkan, Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica.

Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya – asam, manis, asin dan pahit – dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat).  Sementara menurut beberapa media populer, sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya sebagai penyedap rasa.

Sejak tahun 1963, Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang  kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 24,1% per tahun

Pengertian MSG

Sebenarnya, ada berbagai makanan yang mengandung glutamat secara alami. Bahkan glutamat juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri
Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh karena perannya dalam membentuk protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu fokus, ingatan, serta konsentrasimu. Glutamat juga memudahkanmu dalam mempelajari hal-hal baru.
MSG adalah garam sodium dari asam glutamat. Memang sih, kristal putih MSG yang dijual sachetan itu pabrikan, tidak alami seperti glutamat dalam tomat atau jamur. Tapi jangan curiga dulu — nggak semua hal yang buatan pabrik itu buruk. Lagipula, tubuh kita sebenarnya tak bisa membedakan yang mana yang glutamat alami dan yang mana yang MSG. Efeknya terhadap tubuh kita sama, begitu pula proses tubuh dalam mencernanya.
MSG diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka, bukan limbah beracun yang berbahaya. Produksinya sendiri dijalankan melalui fermentasi mikroba. Fermentasi dengan mikroba adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju, dan tape. Jadi tenanglah karena dari segi produksi dan bahan baku, MSG itu tidak berbahaya.

Batas aman MSG adalah maksimal 6 gram per hari. Angka yang tinggi, mengingat konsumsi MSG orang Indonesia rata-rata hanya 0,65 gram per hari , Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah 6 gram per hari. Sementara, Menkes RI merekomendasikan batas aman MSG sebanyak 5 gram. Rata-rata orang Indonesia hanya mengkonsumsi 0,65 gram MSG setiap harinya — sangat sedikit dibandingkan batas maksimal 5 atau 6 gram tersebut. Jadi kita sebenarnya nggak perlu khawatir, karena kans kita untuk makan terlalu banyak MSG kecil sekali.


Manfaat MSG

1.      Mengurangi konsumsi garam
 
      Rumah tangga kadang menyiasati pengurangan micin dengan memadukan gula dan garam. Perpaduan gula dan garam memang menciptakan rasa gurih pada masakan. Akan tetapi Hardinsyah menjelaskan, micin terdiri dari natrium (12 persen), glutamat (78 persen) dan Air (10 persen). Jumlah natrium atau garam dalam micin tak seberapa dibanding garam dapur yakni sebanyak 36-39 persen.

Mereka yang terlalu banyak mengonsumsi natrium berisiko terkena hipertensi, stroke dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, mengurangi garam dan diganti dengan micin bisa membuat masakan lebih enak. Hardinsyah memberikan contoh, garam satu bagian dikurangi sebanyak 0,3 bagian, kemudian 0,3 bagian ini diganti dengan micin.

2.      Mempercepat waktu cerna makanan

Saat makanan dikonsumsi, pencernaan dimulai saat makanan dikunyah. Glutamat pada micin merangsang produksi saliva sehingga makanan lebih cepat halus saat dikunyah. Kemudian proses ini berlanjut hingga ke lambung dan usus. Menurut Hardinsyah, makan lauk pauk dengan micin lebih mudah dicerna daripada yang tidak.

Selain itu, berdasarkan studi, bagi mereka yang memiliki penyakit gastritis atrofik kronik, micin membantu meningkatkan produksi cairan lambung. Gastritis atrofik terjadi saat antibodi menyerang lapisan lambung sehingga, lapisan lambung menjadi tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh sel penghasil asam dan enzim.


3.      Meningkatkan selera makan dan kualitas hidup lansia

Berdasarkan penelitian Kenji Toyama dari Universitas Kanagawa, micin mampu meningkatkan asupan gizi karena nafsu makan bertambah. Selain itu, kualitas hidup lansia ini juga meningkat.

Penelitian ini melibatkan 11 lansia di sebuah rumah sakit. Selama dua bulan, mereka diberi bubur dengan tambahan micin sebanyak 0,5 persen. Artikel penelitian pun diterbitkan dalam Biological & Pharmaceutical Bulletin pada 2008.


Kesimpulan

MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan.


Daftar Pustaka

Dwi Ardyanto ,Tonang .2004. MSG dan Kesehatan : Sejarah, Efek dan Kontroversinya.Surakarta
Elise Dwi Ratnasari .(2018).” Mengungkap 3 Manfaat 'Micin' untuk Kesehatan. “https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180129104119-255-272234/mengungkap-3-manfaat-micin-untuk-kesehatan. diakses tanggal 8,08,2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.