.

Sabtu, 03 Februari 2018

Dampak Pencemaran Air Bagi Lingkungan


ABSTRAK
Pencemaran air menyebabkan terganggunya semua spesies makhluk hidup yang ada di planet bumi . sekitar 60 % spesies hewan dan tumbuhan terdapat dipermukaan atau didalam air .Seiring kemajuan zamankeadaan lingkungan semakin menjadi perhatian utama untuk dijadikan pengamatan.Lingkungan sudah mengalami berbagai macam perubahan yang cukup signifikan,salah satunya adalah pencemaran lingkungan.Pencemaran lingkungan telah menjadi salah satu permasalahan yang tengah dihadapi kota-kota di Indonesia.
Pencemaran disini dapat diartikan sebagai  keadaan dimana masuknya atau dimasukinya makhluk hidup atau komponen lain yang membuat berubahnya tatanan lingkungan atau proses alam yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Salah satu pencemaran yang terjadi adalah pencemaran sungai.Pencemaran sungai dapat menyebabkan berbagai macam kerugian, tidak hanya kerugian bagi manusia tetapi kerugian juga di derita oleh hewan dan tumbuhan. Pencemaran sungai disebabkan oleh 2 faktor: Pencemaran yang disebabkan oleh Alam dan Pencemaran yang disebabkan oleh Manusia. Ada juga berbagai macam bahan pencemar air sungai, mulai dari bahan organik yang dapat diuraikan secara alami sampai bahan-bahan anorganik yang tidak dapat diuraikan secara alami. .
Pencemaran sungai merupakan masalah global yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan pengolahan Sumber Daya Alam.Air merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam semua kegiatan manusia.Pencemaran air sendiri juga bisa diartikan sebagai suatu perubahan keadaan air tau komponen air dalam sebuah penampungan air seperti danau, sungai dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai dan air tanah merupakan bagian penting dalam siklus kehidupan manusia.Bisa dibayangkan jika air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari telah terkontaminasi oleh bahan-bahan berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.Oleh karena itu Pemerintah dan Masyarakat harus lebih memperhatikan keadaan air sungai yang ada di perkotaan supaya Masyarakat yang hidup dan bergantung dengan air sungai dapat hidup dengan sehat tanpa mengalami masalah.

Keyword: Pencemaran Sungai, Penyebab, Dampak, Solusi
ISI

Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.Perlu upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan  industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius.Karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran sungai  ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian.

Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan keengganan mereka untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin parah.
DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP KEHIDUPAN IKAN
Ikan yang menjadi salah satu organisme akuatik (perairan memiiki nilai ekonomi, ekologis dan rekreatif/pariwisata. Oleh karena itu ia telah mendapat perhatian cukup besar dari kelangan ilmuwan, terutama masalah yang menyangkut pengaruh pencemaran terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya. Ketertarikan tersebut, sebetulnya Juga tak lepas dari keuntungan yang bisa dipetik jika dunia perikanan dapat berhasil baik.
Lagipula negara kita yang didominasi oleh lingkungan perairan, menjadi salah satu negara yang memberi perhatian khusus pada bidang ilmu perikanan di lembaga-lembaga pendidikan formal, bukannya tanpa tujuan, melainkan untuk mempersiapkan manusiamanusia yang memiliki keahlian khusus dalam bidang ini. Sebagai makhluk hidup, ikan memerlukan kondisi lingkungan yang optimal untuk menjamin kesehatan pertumbuhan serta perkembangannya. Seperti telah diuraikan diatas, bahwa kriteria fisik, klinis dan biologis menjadi penentu kualitas suatu lingkungan perairan. Maka dari itu kodisi ketiga faktor inilah yang seyogyanya dipertahankan dalam kondisi yang optimum.
Yang dimaksud dengan kondisi optimal dapat dijabarkan lebih jauh sebagai berikut : dari segi fisik, air tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, yang khas sebagai akibat pencemaran, suhu perairan berada pada kisaran (25-27)°C dengan perubahan terbesar 50C; dari segi kemis, keasaman terletak diantara pH 6 - 7,5 atau setidak-tidaknya pH 5 - 9 ppm (part permillion atau mg/l) sekurang-kurangnya 3 ppm, kandungan COD berkisar antara 5 - 15 ppm, kandungan nitrat, nitrit serta khlor bebas tidak lebih dari 10 ppm, kandungan HCO3 antara 6,0-7,0 ppm; Dari segi biologis, ketesediaan makanan dalam jumlah dan diversitas yang tinggi, akan mengurangi derajat persaingan dan ketergantungan pada rantai makanan.
Bilamana kriteria-kriteria tersebut telah menyimpang dari kisaran normal, maka kelangsungan hidup dan perkembangan ikan di dalamnya akan terganggu. Gangguan yang mungkin timbul adalah abnormalitas fisiologis dan fungsional dalam tubuh, dengan proses yang berturutan dari lingkungan abiotik hingga ke lingkungan biotiknya.
Penekanan kadar oksigen terlarut misalnya, akhirnya akan menganggu pernafasan,sementara kenaikan kadar COD akan meracuni jaringan-jaringan tertentu dalam tubuh ikan.
Bila persenyawaan yang masuk air adalah bahanbahan yang bersifat Toksis (beracun), akan mengalami apa yang dinamakan biomagnifikasi melalui rantai makanan. Yang dimaksud dengan biomagnifikasi adalah, peningkatan. konsentrasi zat tertentu di dalam tubuh organisme sesuai dengan tingkatnya dalam rantai makanan. Jika ini terjadi di perairan yang ternyata menjadi sumber ikan-ikan yang dikonsumsi oleh manusia jika konsentrasi zat toksis di dalam tubuh manusia akan meningkat. Akibat semacam ini telah pernah terjadi di perairan teluk Minamata (Jepang), ion mercury (sejenis logam berat) mengalami biomagnifikasi sampai ke jaringan otak manusia. Kematian ikan-ikan di perairan tertentu, jelas merupakan manifestasi dari akibat pencemarain, gangguan fungsional dan fisiologis yang sampai mengganggu dan mengakibatkan kematian ikan, menggambarkan betapa baratnya pencemaran yang telah terjadi. Andaikata ikan-ikan tidak sampai mengalami kematian, paling tidak gangguangangguan berat dan kondisi kekurangan makan akan mengurangi masa jaringan dan otototot ikan.
Gejala-gejala yang dapat kita gunakan sebagai pertanda bahwa ikan telah terkena gangguan pencernaran dapat terlihat pada: frekuensi pergerakan insang, dimana jika semakin tinggi menandakan ikan baru saja terpengaruh, dan akan semakin kecil bila pengaruhnya sudah bersentuhan lama; ikan yang sudah terganggu berat akan berenang di permukaan air, ini berkaitan dengan usaha mendapatkan oksigen bagi pernafasan; kepala ikan nampak membesar, tidak proporsional dengan besar tubuhnya; mata akan melesat/ terbenam ke dalam rongga mata (kantung oculi); daging mengalami reduksi yang hebat, terlihat dari tulang-tulang rusuknya (costae) yang menonjol dan strip yang membesar: pada sisik dapat terlihat adanya bintik-bintik hitam atau coklat yang merupakan akibat pengumpulan pigmen kulit (melanophore dan guanophore) sebagai pertanda bahwa kulit mengadakan tanggapan langsung terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Bahan Pencemar Air Sungai
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a)   Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula  tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh­tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah­sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
b)  Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam  berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e)  Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f)   Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g)  Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h)  Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:

Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
Bahan pencemar berupa zat radioaktif
Bahan pencemar berupa panas
Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai

Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan.

Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam

a) Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
b) Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.
c) Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut.Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d) Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia

a) Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.”.Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat.Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air.Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak.Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya.Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata.Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik.Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan  disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.

b) Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air.Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau.Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

c) Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok.Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

Dampak Pencemaran Sungai

Pada saat ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri.Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian.Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang).Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok.Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.

Akibat pencemaran itu  kehidupan dalam air dapat terganggu dengan  mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air  akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat.

Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu.Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita (Ardhana, 1994).

Pencegahan Pencemaran Air sungai

Melestarikan hutan di hulu sungai
Secara umum untuk mengatasi pencemaran air sungaiagar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.

Tidak buang air di sungai
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah.Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikan.Tinja juga merupakan medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena itu janganlah buang air besar sembarangan khususnya di sungai.

Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyebabkan aliran air di sungai terhambat. Selain itu juga sampah juga akan menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan, sampah juga membuat sungai tampak kotor menjijikan dan terkontaminasi.Air sungai pun menjadi berubah warna akibat bercampurnya sampah dengan bakteri dan jamur.

Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah rumah tangga yang berupa cairan adalah dengan mambuangnya ke sungai namun apakah limbah itu aman?Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran air gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.

Penanggulangan Pencemaran Air Sungai 

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi.Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita.Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.

Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

KESIMPULAN


Pencemaran air sungai yang terjadi di perkotaan diakibatkan oleh perilaku masyarakat itu sendiri yang membuang sampah dan limbah sembarangan.Dari kedua jenis itu bahan pencemar tersebut yang banyak terdapat dalam air sungai di perkotaan adalah sampah padat. Sampah-sampah di air sungai mengakibatkan pendangkalan dan bau yang tidak sedap sebagai akibat dari bereaksinya sampah tersebut dengan unsur lain seperti bakteri dan jamur. Untuk itu diperlukan kesadaran dan perilaku yang benar dari semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan sampah yang ada di sungai Jojoran gang 1 agar tidak menimbulkan banyak kerugian bagi semua masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia dan Muhamad Kholill, 2017, Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Adhi Pramono, Susetyo ,2008, Pencemaran Air dan Dampak bagi dunia perikanan
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2016/11/23/pencemaran-air-sungai-di-perkotaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.