PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
Jawabannya
adalah mungkin. Hal yang membedakan plastik biodegradable dengan plastik pada
umumnya adalah komposisi penyusun plastik tersebut. Jika pada umumnya bahan
plastik adalah polymer (polymer adalah rangkaian karbon yang sangat panjang dan
sulit untuk diuraikan), namun bahan plastik biodegradable adalah bahan alami
seperti tumbuh – tumbuhan. Salah satu material yang paling sering digunakan
untuk plastik biodegradable adalah pati jagung. Plastik yang berasal dari pati
jagung tentu saja dapat terurai di alam karena plastik ini dibuat dari bahan
alami. Sayangnya, plastik yang terbuat dari pati jagung ini memiliki proses
pembuatan yang sangat mahal. Hal ini mengakibatkan plastik biodegradable ini
cukup sulit untuk menggeser plastik biasa di pasaran.
Selain
plastik yang terbuat dari pati jagung, plastik biodegradable juga dapat dibuat
dari bahan sintetis, namun tetap dapat diuraikan oleh lingkungan, contoh dari
bahan sintetis pembuat plastik biodegradable ini adalah Polylactic Acid,
Polybutylene Succinate, Polycaprolactone dan lain – lain.
Plastik biodegradable merupakan jenis plastik yang terbuat
dari biopolimer. Biopolimer adalah polimer yang tersusun atas biomassa yang
dapat diperbaharui. Selain penyusunnya, perbedaan antara plastik biodegradable
dengan plastik biasa adalah biodegrability atau tingkat penguraian
plastik biodegradable yang dapat terdegradasi dengan lebih mudah
daripada plastik biasa. Hal tersebut menyebabkan plastik biodegradable merupakan
plastik aternatif yang ramah lingkungan. Sebenarnya, penggunaan biomassa
sebagai bahan dasar plastik biodegradable bukan suatu hal yang baru.
Sejarah plastik biodegradable dapat ditelusuri hingga tahun 1900 pada
saat pebisnis Henry Ford mengembangkan metode pembuatan plastik biodegradable
dari kacang kedelai untuk digunakan sebagai plastik pada mobil . Penggunaan plastik biodegradable menurun
selama masa Perang Dunia, namun sekarang plastik biodegradable mendapatkan
popularitasnya kembali
Pada
umumnya, plastik biodegradable dapat dikategorikan menjadi dua kelompok
besar berdasarkan sumber penyusun biopolimer. Kedua kelompok tersebut adalah
biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup dan biopolimer yang
harus dipolimerisasi terlebih dahulu. Biopolimer
yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup, pada biopolimer ini yang berasal
dari organisme hidup antara lain adalah pati. Pati merupakan polimer, yang
ditemukan di jaringan tumbuhan dan tersusun atas rantai panjang glukosa.
Plastik biodegradable yang berbahan dasar pati disebut plastik berbasis
pati. Pembuatan plastik tersebut meliputi pembuatan tepung pati yang kemudian
diproses dengan menambahkan plasticizer seperti gliserin. pemberian plasticizer
adalah menambahkan elastisitas dan fleksibilitas pada produk. Pembuatan
plastik berbahan dasar pati memiliki potensi yang tinggi di Indonesia karena
terdapat berbagai tumbuhan penghasil pati seperti jagung, singkong, pisang, dan
lainnya. Selain biopolimer pati, poliester alami pun dapat digunakan sebagai
bahan dasar plastik biodegradable. Poliester alami tersebut berasal dari
reaksi kimiawi bakteri . Polimer yang
dihasilkan dari reaksi tersebut adalah poli-3-hidroksibutirat (PHB) sehingga
produk yang dihasilkan dikenal sebagai plastik biodegradable PHB.
Sintesis plastik biodegradable PHB menggunakan mikroorganisme Ralstonia
eutropha.
Kedua, Biopolimer yang harus
dipolimerisasi terlebih dahulu adalah Asam laktat, yang merupakan salah satu
molekul yang dapat dipolimerisasi guna menghasilkan suatu biopolimer. Proses
yang dilalui untuk menghasilkan plastik biodegradable tersebut adalah
a) produksi asam laktat melalui
proses fermentasi glukosa dengan bantuan bakteri,
b) asam laktat yang didapatkan
dipolimerisasi menjadi suatu polimer yakni asam polilaktik atau PLA. Plastik biodegradable
yang diproses dengan metode tersebut dikenal sebagai plastik PLA.
Keuntungan
dari plastik jenis ini tentunya sangat jelas, yaitu dapat mengurangi limbah
plastik yang ada di Bumi. Bagaimanapun, plastik ini masih memiliki kekurangan
yaitu dapat menambah emisi gas CO2. Gas yang dihasilkan termasuk ke
dalam gas efek rumah kaca yang akan semakin memperparah pemanasan global.
Beberapa hal yang dipertimbangkan mengenai penggunaan plastik yang lebih baik
adalah dengan Oxo Biodegradable (OBD) Plastics, yaitu plastik yang dapat
terurai hanya dengan Oksigen dan cahaya matahari.
REFERENSI
uap.unnes.ac.id/pkm-bidikmisi/271121034.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.