.

Sabtu, 18 Februari 2017

PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN



PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN


Jawabannya adalah mungkin. Hal yang membedakan plastik biodegradable dengan plastik pada umumnya adalah komposisi penyusun plastik tersebut. Jika pada umumnya bahan plastik adalah polymer (polymer adalah rangkaian karbon yang sangat panjang dan sulit untuk diuraikan), namun bahan plastik biodegradable adalah bahan alami seperti tumbuh – tumbuhan. Salah satu material yang paling sering digunakan untuk plastik biodegradable adalah pati jagung. Plastik yang berasal dari pati jagung tentu saja dapat terurai di alam karena plastik ini dibuat dari bahan alami. Sayangnya, plastik yang terbuat dari pati jagung ini memiliki proses pembuatan yang sangat mahal. Hal ini mengakibatkan plastik biodegradable ini cukup sulit untuk menggeser plastik biasa di pasaran.

Selain plastik yang terbuat dari pati jagung, plastik biodegradable juga dapat dibuat dari bahan sintetis, namun tetap dapat diuraikan oleh lingkungan, contoh dari bahan sintetis pembuat plastik biodegradable ini adalah Polylactic Acid, Polybutylene Succinate, Polycaprolactone dan lain – lain.
Plastik biodegradable merupakan jenis plastik yang terbuat dari biopolimer. Biopolimer adalah polimer yang tersusun atas biomassa yang dapat diperbaharui. Selain penyusunnya, perbedaan antara plastik biodegradable dengan plastik biasa adalah biodegrability atau tingkat penguraian plastik biodegradable yang dapat terdegradasi dengan lebih mudah daripada plastik biasa. Hal tersebut menyebabkan plastik biodegradable merupakan plastik aternatif yang ramah lingkungan. Sebenarnya, penggunaan biomassa sebagai bahan dasar plastik biodegradable bukan suatu hal yang baru. Sejarah plastik biodegradable dapat ditelusuri hingga tahun 1900 pada saat pebisnis Henry Ford mengembangkan metode pembuatan plastik biodegradable dari kacang kedelai untuk digunakan sebagai plastik pada mobil  . Penggunaan plastik biodegradable menurun selama masa Perang Dunia, namun sekarang plastik biodegradable mendapatkan popularitasnya kembali   
Pada umumnya, plastik biodegradable dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber penyusun biopolimer. Kedua kelompok tersebut adalah biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup dan biopolimer yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu. Biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup, pada biopolimer ini yang berasal dari organisme hidup antara lain adalah pati. Pati merupakan polimer, yang ditemukan di jaringan tumbuhan dan tersusun atas rantai panjang glukosa. Plastik biodegradable yang berbahan dasar pati disebut plastik berbasis pati. Pembuatan plastik tersebut meliputi pembuatan tepung pati yang kemudian diproses dengan menambahkan plasticizer seperti gliserin. pemberian plasticizer adalah menambahkan elastisitas dan fleksibilitas pada produk. Pembuatan plastik berbahan dasar pati memiliki potensi yang tinggi di Indonesia karena terdapat berbagai tumbuhan penghasil pati seperti jagung, singkong, pisang, dan lainnya. Selain biopolimer pati, poliester alami pun dapat digunakan sebagai bahan dasar plastik biodegradable. Poliester alami tersebut berasal dari reaksi kimiawi bakteri  . Polimer yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah poli-3-hidroksibutirat (PHB) sehingga produk yang dihasilkan dikenal sebagai plastik biodegradable PHB. Sintesis plastik biodegradable PHB menggunakan mikroorganisme Ralstonia eutropha
                       
Kedua, Biopolimer yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu adalah Asam laktat, yang merupakan salah satu molekul yang dapat dipolimerisasi guna menghasilkan suatu biopolimer. Proses yang dilalui untuk menghasilkan plastik biodegradable tersebut adalah
a) produksi asam laktat melalui proses fermentasi glukosa dengan bantuan bakteri,
b) asam laktat yang didapatkan dipolimerisasi menjadi suatu polimer yakni asam polilaktik atau PLA. Plastik biodegradable yang diproses dengan metode tersebut dikenal sebagai plastik PLA.
Keuntungan dari plastik jenis ini tentunya sangat jelas, yaitu dapat mengurangi limbah plastik yang ada di Bumi. Bagaimanapun, plastik ini masih memiliki kekurangan yaitu dapat menambah emisi gas CO2. Gas yang dihasilkan termasuk ke dalam gas efek rumah kaca yang akan semakin memperparah pemanasan global. Beberapa hal yang dipertimbangkan mengenai penggunaan plastik yang lebih baik adalah dengan Oxo Biodegradable (OBD) Plastics, yaitu plastik yang dapat terurai hanya dengan Oksigen dan cahaya matahari.

REFERENSI
uap.unnes.ac.id/pkm-bidikmisi/271121034.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.