Jumat, 29 Juli 2016
Kimia Modern
Perkembangan kimia tidak terlepas dari masa lampau dengan pekerjaan tradisional yang diperoleh secara kebetulan atau oleh trial and error oleh manusia. Pada masa lampau manusia sering mengaitkan gejala alam dengan kekuatan suprantural dalam menjelaskan gejala alam yang dikenal dengan mitos.
Dengan berkembangnya peradaban manusia, filosofi Yunani kuno meyakini bahwa materi di alam terdiri dari empat unsur yaitu : api, air, tanah dan udara. Lalu gagasan ini berlanjut dengan mengaitkan sifat-sifat materi seperti panas, dingin, kering, dan lembap terhadap unsur-unsur tadi. Konsep unsur dan sifatnya bertahan sampai ratusan tahun, sehingga muncullah yang dikenal dengan era Alkimia.
Alkimia pertama kali berkembang di Mesir kemudian menyebar ke Jazirah Arab dan Eropa Barat sejalan dengan pengaruh peradaban Mesir terhadap kedua wilayah tersebut.
Kimia yang pada masa itu lebih dikenal sebagai alkimia, mempunyai dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah untuk menemukan cara mengubah logam – logam seperti besi, seng, dan tembaga menjadi emas. Sedang tujuan keduanya adalah untuk menemukan “obat kehidupan” yang dapat memperpanjang usia hidup manusia secara langsung. Para ahli kimia melakukan berbagai percobaan dengan keras tapi kegiatan mereka tidak didasari dengan pengembangan teori keilmuan. Hasilnya, banyak dari kegiatan mereka dilakuan secara rahasia dan hasil penemuan mereka tidak menjadi perbincangan umum yang merupakan karakter ilmu pengetahuan saat ini.
Meski ada keterbatasan pendekatan para alkimia terhadap ilmu mereka, beberapa zat telah berhasil diproduksi pada masa ini, termasuk alkohol, arsen, seng, serta asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat.
Pada abad ke 18 peranan Alkimia mulai memudar seiring dengan berkembangnya kimia modern. Kimia modern sebagaimana kemajuannya sampai dengan saat ini ternyata bermula dari hal-hal yang dilakukan secara kebetulan (trial and error) oleh orang-orang pada jaman dulu. Kimia modern sebenarnya berhulu dari alkimia, metalurgi dan farmasi. Penemuan-penemuan di bidang tersebut dalam perkembangannya dikaji melalui kimia modern dan menghasilkan apa yang disebut kimia murni dan kimia terapan.
Kimia seringkali dikelompokkan secara artifisial menjadi kimia “murni” dan “terapan”. Meskipun perbedaan ini agak sedikit sewenang-wenang, hal itu memberikan penjelaskan dua segi penting dalam ilmu kimia. Kimia “murni” dapat diartikan sebagai pencarian dari pengetahuan kimia untuk kepentingan sendiri. Sedang Kimia “terapan” lebih terpusat kepada pengembangan produk atau proses yang dapat digunakan untuk meningkatkan standar kehidupan manusia.
Perkembangan teori atom merupakan salah satu contoh kimia murni. Perkembangan ini merupakan hasil dari penelitian yang bertujuan pada penemuan pengetahuan ilmiah untuk hakekat kepentingannya. Contoh kimia terapan adalah perkembangan zat penyubur tanaman dan pestisida, yang telah mengakibatkan revolusi di dunia industri pertanian.
Harus ditegaskan bahwa aspek “murni” dan “terapan” dalam kimia saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Keduanya terpusat pada pengembangan pemahaman kita tentang alam sekitar. Penelitian suatu sifat terapan sering mengarah pada peningkatan pengetahuan kimia. Dan penelitian tentang sifat murni juga dapat disamakan mengarah pada terapan – terapan baru dan penting lainnya.
Saat ini kimia mengembangkan kedua cakupan ini, murni dann terapan. Institusi Tertiary, CSIRO (Organisasi Penelitian Industri dan Persemakmuran Ilmiah), berbagai pemerintahan instrumental dan beberapa induustri memanfaatkan kimia untuk berperan dalam rangkaian kerja yang luas. Luasnya cakupan dan pentingnya kimia industri dapat diukur dengan berdasarkan jangkauan produk dihasilkan oleh industri. Termasuk di dalamnya zat penyubur tanaman, pestisida, pengawet makanan, petroleum, logam, kertas, cat, kosmetik, karet, plastik, farmasi, tekstil, dan lain – lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.