.

Minggu, 24 Oktober 2021

INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

 

INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

I. Abstrak

Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri ke-4 atau yang dikenal dengan Industri 4.0. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute, Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan luas, terutama pada sektor lapangan kerja, di mana robot dan mesin akan menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia. Untuk itu era revolusi industri ini harus disikapi oleh pelaku industri dengan bijak dan hati-hati. Di satu sisi, era industri ini melalui konektivitas dan digitalisasinya mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas produk. Namun demikian, di sisi lain, revolusi industri ini juga akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga tahun 2030 karena diambil alih oleh robot. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global. Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Sebelum ini telah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan: pertama, Revolusi ini ditandai dengan penggunaan dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap, mesin telegraf. Selain itu yang kedua minyak bumi mulai ditemukan dan digunakan secara luas dan periode awal digunakannya listrik. Pada revolusi industri ketiga, industri manufaktur telah beralih menjadi bisnis digital. Teknologi digital telah menguasai industri media dan ritel. Revolusi industri ketiga mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer.

Kata kunci : industri 4.0, industri modrn, perubahan industri.

Abstrac

The world is currently facing the 4th industrial change or known as Industry 4.0. Based on the Mckinsey Global Institute analysis, Industry 4.0 has a very large and broad impact, especially in the employment sector, where robots and machines will eliminate many jobs in the world. For this reason, the industrial revolution era must be addressed by industry players wisely and carefully. On the one hand, this industrial era through its connectivity and digitization is able to increase the efficiency of the manufacturing chain and product quality. However, on the other hand, this industrial revolution will also eliminate 800 million jobs worldwide by 2030 because they are taken over by robots. In this era, it is increasingly visible that the world has become a global village. Industry 4.0 is a term that was first coined in Germany in 2011 which was marked by the digital revolution. This industry is a digitally connected industrial process that includes various types of technology, from 3D printing to robotics which is believed to be able to increase productivity. Prior to this there had been three industrial revolutions which were marked by: first, this revolution was marked by the use and production of iron and steel on a large scale, the widespread use of steam power, the telegraph machine. In addition, the second petroleum began to be found and used widely and the early period of the use of electricity. In the third industrial revolution, the manufacturing industry has turned into a digital business. Digital technology has taken over the media and retail industries. The third industrial revolution changed the pattern of relations and communication in contemporary society.

Keywords: industry 4.0, modern industry, industrial change

II. Pendahuluan

Era revolusi keempat saat ini banyak di warnai dengan kecerdasan buatan,(artifical intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nanao, dan banyak inovasi inovasi lainnya.  Perubahan tersebut terjadi  dalam kecepatan eksponensial yang akan berdampak terhada ekonomi, industri, pemerintah, dan politik. Pada era yang saat ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global.


Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri saat ini merupakan proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotika yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Sebelum perkembangan industri sampai di masa ini, telah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan :

1.      Ditemukan mesin uap dan kereta api pada tahun 1750-1830.

2.      Penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak tahun 1870-1900.

3.      Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam pada tahun 1960- sekarang.

Penemuan mesin uap pada abab ke-18 telah berhasil mengakselerasi perekonomian secara drastis dimana dalam jangka waktu dua abad telah mampu meningkatkan penghasilan perkapita negara negara di dunia menjadi enam kali lipat.

Pada revolusi industri kedua yang dikenal dengan revolusi teknologi. Revolusi pada tahun ini  ditandai dengan penggunaan dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap, mesin telegraf. Selain itu minyak bumi mulai ditemukan dan digunakan secara luas dan periode awal digunakannya listrik.

Revolusi industri yang ketiga, industri manufaktur telah beralih menjadi bisnis digital. Teknologi digital telah menguasai industri media dan ritel. Renovasi industi ketiga mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Revolusi ini telah mempersingkat waktu, revolusi pada tahun ini mengedepankan sisi real time.

Perubahan besar terjadi pada sektor industri pada era revolusi industri keempat, dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Pada era ini model bisnis mengalami perubahan besar, tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga diseluruh rantai nilai industri.

Secara singkat , industri 4.0, pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain  untuk akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan tangan manusia. Kombinasi dari sistem fisik-cyber, Internet of  Things (IoT) dan internet of systems membuat industri 4.0 menjadi mungkin, serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan. Revolusi industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegritaskan dunia online dan lini prduksi, dimana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama.

Dari artikel diatas kita tahu dan sudah jelas bahwa perkembangan industri atau yang kita kenal dengan revolusi industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “cyber physical system” ini sendiri merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi otomatisasi. Dengan adanya revolusi ini sendiri membawa banyak perubahan diberbagai sektor. Didalam sebuah perubahan pasti terdapat resiko atau dampak dampak tersendiri baik itu dampak yang menuju kearah menguntungkan atau dampak yang menuju kearah merugikan, dibalik adanya perubahan industri 4.0 terdapat pertanyaan:

1.      Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari perubahn industri 4.0 baik dampak yang menuju kearah menguntungkan atau dampak yang menuju kearah yang merugikan.

2.      Bagaimanakah sikap indonesia untuk mengimbangi perubahan 4.0 di sektor industri agar tidak tertinggal dengan negara negara lain.

III. Pembahasan

Revolusi industri yang 4.0 yang telah kita jalani saat ini , mau tidak mau akan menimbulkan beberapa dampak baik dampak menuju kearah keuntungan maupun kerugian. Adapun dampak dampaknya dapat dikatakan sebagai dampak positif maupun dampak negatif. dalam artikel ini akan disajikan beberapa dampak positif dan negatifnya.

Dampak positif revolusi industri 4.0

1.      Semakin mudah mengakses informasi dan berkomunikasi.

Kemajuan teknologi bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Diakui ataupun tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pikir masyarakat dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.

2.      Terjadinya efisiensi dan efektifitas produksi.

Jika terwujud 4 prinsip revolusi industri, maka industrimemiliki kemungkinan untuk efisiensi dan efektifitas produksidengan biaya yang tidak lagi mahal. Sehingga ada sisa biaya yangdapat dialokasikan ke kebutuhan lain yang tidak melibatkanbanyak unsur teknologi.

3.      Peningkatan peluang kerja.

Industrialisasi memberikan peningkatan kesempatan kerja padaindustri skala kecil dan besar.Industri menyerap pekerja yang menganggur dan pengangguran dari sektor pertanian sehinggameningkatkan pendapatan masyaraka.

4.      Spesialisasi pekerja lebih besar.

Industrialisasi membuka jalan pada tenaga kerja khusus atautenaga kerja ahli untuk lebih dikenal. Pembagian kerja ini meningkatkan produk nilai marjinal tenaga kerja. Tenaga kerja khusus lebih menguntungkan. Pendapatan sektor pekerja diindustri rata-rata akan lebih tinggi daripada pekerja di sektor pertanian.

Dampak negatif dari revolusi industri 4.0

1.      Rentan dengan serangan siber.

Revolusi industri 4.0 akan sangat lekat dengan dunia teknologi dimana salah satu hal yang bisa dilihat mulai banyak ditemukan saat ini adalah internet of things (IoT).  Produk-produk IoT menghilangkan batas fisik antara proses produksi dengan sistem jaringan oleh karena itu sangat rentan dengan serangan siber apabila tidak dijaga dengan sistem keamanan yang solid dan tangguh.

2.      Dampak teknologi terhadap lingkungan.

Selama manusia memakai mesin untuk bekerja maka kebutuhan energi akan tetap tinggi serta hingga kini belum terdapat sumber energi yang mencukupi yang dipergunakan buat kegiatan produksi dalam skala akbar selain dengan menggunakan bahan bakar fosil. semakin tinggi aktivitas produksi manufaktur, maka akan berbanding lurus dengan tingginya pembuangan limbah yang mampu mengancam lingkungan hidup secara dunia.

3.      Manusia menjadi serba ketergantungan dan malas.

Bagi seseorang yang telah terbiasa menggunakan teknologi informasi, cenderung malas karena mereka menjadi lebih tertarik untuk menggunakan aplikasi/fasilitas yang ada ketimbang harus direpotkan.

4.      Investasi SDM yang tidak murah dan minim.

Oleh karena itu, perusahaan harus rela mengeluarkan dana untuk investasi dalam memberikan pelatihan keterampilan dan juga sertifikasi pada karyawan yang sudah dimiliki atau siap memberikan gaji yang layak dan lebih tinggi bagi tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan.

Lalu bagaimana indonesia menyikapi kemajuan industri 4.0 ini ? , Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital yang tengah berjalan saat ini. Implementasi Industri 4.0 tersebut bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Dalam roadmap tersebut terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi, yaitu: makanan dan minuman , tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Selain itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur. Indonesia telah mengawali proses adaptasi terhadap Industri 4.0 dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara pendidikan dengan industri.


Dan langkah langkah yang akan dilakukan indonesia adalah dengan : Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Kedua, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Keempat, mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia. Dengan menerapkan Industri 4.0, Menteri Perindustrian menargetkan, visi besar nasional dapat tercapai. Visi tersebut secara 21 garis besar yaitu: membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi pada tahun 2030; mengembalikan angka net export industri 10 persen; peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibanding peningkatan biaya tenaga kerja; dan pengalokasian dua persen dari GDP untuk aktivitas research and development teknologi dan inovasi, atau tujuh kali lipat dari saat ini.

IV. Kesimpulan

Sejarah mencatat bahwa perbaikan perekonomian terjadi jika ada peningkatan produktivitas. Saat ini dunia berada dalam tahapan revolusi industri keempat , yang tak hanya ditandai dengan dominasi teknologi informasi dalam proses produksi, namun juga bagaimana masyarakat turut mempengaruhi siklus produksi berjalan melalui teknologi informasi yang ada dalam genggamannya. World Economic Forum/WEF dalam laporannya tentang Readiness for the Future of Production Report menyatakan, mekanisme produksi mulai menerapkan siklus baru, mulai dari proses desain - sumber daya input – produksi – perakitan – distribusi – layanan – hingga penggunaan akhir barang/jasa.

Komitmen Indonesia Menyadari pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam mendukung daya saing ekonomi negara, pemerintah Indonesia telah mengadopsi industri 4.0 dan akan membentuk Komite Industri Nasional untuk mempersiapkan implementasi revolusi industri 4.0.

 Ada lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia, dan industri tekstil. Strategi tiap industri yang diharapkan tercapai di tahun 2030 tertuang dalam Making Indonesia 4.0.

Beberapa perusahaan dalam sektor manufaktur juga telah mengadopsi sistem otomatisasi dalam lini produksinya sehingga akan memudahkan penerapan industri 4.0. Berdasarkan Laporan United Nation Industrial Development Organization tahun 2016, Indonesia berada pada peringkat kedua di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam Indeks daya saing industri . Indeks ini mencerminkan kemampuan negara untuk memproduksi dan mengekspor produksinya secara kompetitif dan menjadi pedoman bagi kemajuan transformasi struktural.

Keberhasilan penerapan industri 4.0 memerlukan pendekatan yang sinergi antara pemerintah dengan pelaku bisnis yang terlibat langsung dalam tahapan implementasi industri 4.0 di Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya pembiayaan bersama antara pemerintah dengan swasta dalam penerapan teknologi/ infrastruktur industri 4.0 atau melalui pemberian insentif bagi swasta dalam pembiayaan investasinya. Di beberapa negara di Eropa, skema pembiayaan ditanggung bersama antara pemerintah dan swasta. Potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi melalui penerapan industri 4.0 diharapkan tidak mengalihkan perhatian utama pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja bagi tumbuhnya angkatan kerja produktif di masa-masa mendatang.

V. Daftar pustaka

Hidayat, Atep Avia. 2021. Industri kimia di masa depan. Modul perkuliahan Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Universitas Mercubuana. 

Ridwan, Ita Rustiati. 2011. Dampak industri terhadap lingkungan sosial. Universitas pendidikan Indonesia Banten. Dalam   https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/download/1716/1166

Satya, venti eka. 2018. Strategi indonesia menghadapi industri 4.0. Info singkat kajian singkat terhadap isu aktual dan strategis. Dalam  https://www.bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/01/Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249.pdf

Widodo, Slamet. 2018. Industri 4.0: Tantangan dan penerapanya bagi Indinesia. Buletin APBN. Dalam  https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-file/buletin-apbn-public-57.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.