A. Definisi
Bahan bakar fosil atau bahan
bakar mineral, adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar
fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan
juga pembakaran kayu atau peat untuk
panas.
Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar
fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua
seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar
turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk
memutar turbin gas secara langsung.
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia
merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang
merupakan salah satu gas
rumah kaca yang
dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah
kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari
karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di
udara.
B.
Pembangkit
Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil
Pembangkit listrik tenaga bahan
bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk produksi skala besar
yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara, pembangkit listrik jenis ini
memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga bahan
bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi yang mengubah panas dari pembakaran
menjadi energi mekanik yang lalu
mengoperasikan generator
listrik.
Penggerak utamanya mungkin adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau
mesin siklus dari mesin pembakaran dalam.
Hasil sampingan dari mesin
pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain mesin dan operasinya. Panas
yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus energi, ketika tidak
direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer. Gas sisa hasil
pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon dioksida dan uap air, juga substansi lain
seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu
ringan (khusus
batu bara) dan mungkin merkuri. Abu padat dari pembakaran
batu bara juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran batu
bara dapat didaur ulang sebagai bahan
bangunan.
C.
Bahan
Bakar Fosil Minyak
Pembangkit listrik tenaga bahan
bakar fosil adalah peyumbang utama gas rumah kaca dan
berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Batu bara
menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam.
Bahan bakar fosil yang berasal dari
minyak bumi merupakan minyak alami yang ditemukan di bawah tanah, bahan bakar
fosil yang satu ini sangatlah penting. Hal tersebut dikarenakan tidak banyak
digunakan dalam keadaan asli namun diolah menjadi bahan bakar seperti bensin,
minyak tanah, parafin dan lain-lain.
Minyak merupakan salah satu bahan
bakar fosil yang paling umum digunakan. Karena minyak serta produk-produknya
sangat bermanfaat bagi kehidupan saat ini.
D.
Bahan
Bakar Fosil Gas Alam
Bahan bakar fosil lainnya yang
banyak digunakan adalah gas alam. Gas alam biasanya bisa ditemukan di bawah
tanah bersama minyak bumi dan batu bara. Gas alam telah menjadi sumber gas
dalam negeri oleh banyak orang selama bertahun-tahun untuk memanaskan rumah
mereka. Bahan bakar ini menghasilkan polusi yang relatif sedikit jika
dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
E.
Bahan
Bakar Fosil Batu Bara
Bahan
bakar fosil yang satu ini terbentuk dari pengendapan vegetatif yang terjadi
selama ribuan tahun. Bentuk fosil dari tanaman yang membusuk serta vegetasi
lainnya telah membentuk batu bara. Di Amerika Serikat, batubara digunakan untuk
menghasilkan lebih dari 50 persen listrik. Pembangkit listrik dengan
menggunakan batubara memerlukan cadangan besar batubara agar menghasilkan
listrik secara konstan.
F. Kerugiaan
Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pembakaran bahan bakar
fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan
salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global.
Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh
dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon
dioksida di udara.
Ada beberapa dampak
negatif atau kerugian yang diakibatkan oleh penggunaan bakar fosil, yaitu:
·
membentuk asap kabut
(asbut)
·
menyebabkan iritasi
mata
·
gangguan pernapasan
·
Pembakaran bahan bakar
fosil melepaskan karbon dioksida, nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, sulfur
dioksida, karbon monoksida dan lain-lain yang memiliki konsekuensi parah pada
habitat. Mereka juga mempengaruhi kesehatan manusia.
·
Menyebabkan pencemaran
udara (hujan asam, smog dan pemanasan global)
·
Dampak Terhadap
Perairan
·
Dampak penggunaan
energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara.
Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan
terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas.
G. Manfaat
Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pada paruh terakhir abad ke 18, kincir angin dan air memberi
energi untuk menggiling tepung, menggergaji kayu, atau memompa sementara kayu
atau gambut digunakan untuk memberikan pemanasan di musim dingin. Penggunaan
bahan bakar fosil secara luas diawali oleh batu bara dan kemudian minyak bumi,
untuk mentenagai mesin uap memungkinkan revolusi industri. Pada saat yang sama,
cahaya gas menggunakan gas alam atau gas batu bara menjadi luas. Penemuan mesin
pembakaran internal dan penggunaannya pada mobil dan truk meningkatkan
kebutuhan bensin dan disel, keduanya dibuat dari bahan bakar fosil. Alat
transportasi lain, kereta api dan pesawat, juga membutuhkan bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil lainnya mencakup pembangkitan listrik dan
industri biokimia.
Aspal, sisa dari ekstraksi minyak bumi, digunakan untuk membangun jalan.
Saat ini di dunia
terdapat persediaan batu bara sebesar 905 miliar metrik ton yang setara dengan
4416 miliar barel (702.1 km3) minyak bumi. Sementara itu persediaan minyak bumi
sendiri adalah 1119 miliar barel (177,9 km3) hingga 1317 miliar barel (209,4
km3). Gas alam lebih sedikit, yaitu hanya 175-181 triliun meter kubik, atau
setara 1161 miliar barel minyak bumi.
Produksi harian bahan
bakar fosil pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
- Batu
bara diproduksi 52 juta barel ekuivalen minyak per hari.
- Minyak
bumi diproduksi 84 juta barel per hari
- Gas
alam diproduksi 19 juta barel ekuivalen minyak per hari.
Saat ini diduga cadangan
minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per 2011). Sementara gas alam
tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139 tahun ke depan.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.