.

Selasa, 18 Desember 2018

KIMIA HIJAU UNTUK DUNIA HIJAU

Menurut Pranjoto (2010), green chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan produksi zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya. Konsep green chemistry berkaitan dengan Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kima Analitik.


Kata Kunci : Kimia Hijau

Menurut Ulfah, green chemistry mengembangkan inovasi proses kimia yang menggeser, menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun manusia tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi. Penerapan Green Chemistry adalah langkah penting menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

Menurut Mustafa, Kota Cerdas/Smart City, adalah perkotaan masa depan, yang dikembangkan agar memiliki lingkungan yang aman, terjamin, hijau serta efisien. Semua sistem dan strukturnya – baik sumberdaya listrik
dan gas, air, transportasi dan sebagainya dirancang, dibangun, dan dikelola dengan memanfaatkan kemajuan di bidang materi
terintegrasi, sensor, elektronik, dan jejaring yang dihubungkan dengan sistem komputer untuk database, pelacakan, dan algoritma untuk
pengambilan keputusan (Calvillo, Sanchez-Miralles, & Viilar, 2016).

Menurut Nurbaity (2011), Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip green chemistry yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

  1. Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut. 
  2. Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis 
  3. Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. 
  4. Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupaun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya tetap efektif. 
  5. Menggunakan pelarut dan bahan-bahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya. 
  6. Rancangan untuk efisiensi energi. 
  7. Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui. 
  8. Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak penting 
  9. Menggunaka katalis untuk meningkatkan selektifitas dan meminimalkan energi. 
  10. Merancang produk-produk kimia yang dapat terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya. 
  11. Analisis serentak untuk mencegah polusi. 
  12. Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan 


GAYA HIDUP 5 R dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun 5 R merupakan singkatan dari
Reuse, Recycle, Reduce
1. Reuse: Memanfaatkan ulang (reuse)
yaitu menggunakan kembali barang
bekas tanpa pengolahan bahan, untuk
tujuan yang sama atau berbeda dari
tujuan asalnya. Contohnya penggunaan
bahan-bahan plastik/ kertas bekas untuk
benda-benda sovenir, bekas ban untuk
tempat pot atau kursi taman, botol-
botol minuman yang telah kosong diisi
kembali, dan sebagainya.
2. Recycle: Mengolah kembali (recycle)
yaitu kegiatan yang memanfaatkan
barang bekas dengan cara mengolah
materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contohnya kertas atau sampah bekas,
pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi
atau logam bekas dibuat menjadi benda
kain dan sampah organik yang berasal
dari dapur atau pasar dapat didaur ulang
menjadi kompos (pupuk).
Dalam proses daur ulang ini juga
sampah dapapt diubah menjadi energi
panas yang dikenal dengan proses
insenerasi. Insenerasi sederhana sudah
ada yang melakukannya, misalnya oleh
beberapa industri di Jakarta, yaitu hasil
akhir pengolahan air limbah padat dalam
bentuk lumpur tidak dibuang ke tanah
tetapi digunakan sebagai bahan bakar
setelah mengalami pengeringan.
3. Reduce: Mengurangi (reduce) adalah
semua bentuk kegiatan atau perilaku
yang dapat mengurangi produksi sam-
pah, misalnya ibu-ibu rumah tangga
kembali ke pola hidup lama yaitu
membawa keranjang belanja ke pasar
sehingga jumlah kantong plastik yang
di bawa ke rumah akan berkurang
(terreduksi). Selain itu, bila setiap orang
enggunakan saputangan bukan tisu, di
samping sampahnya berkurang, dapat
terjadi penghematan bahan baku untuk
tisu berupa kayu yang diperoleh dari
hutan. Kalau setiap orang melakukan
hal tersebut. Berton-ton sampah akan
terreduksi per bulan dan hutan-hutan
pun dapat terselamatkan.
4. Replace: Menggantikan dengan bahan
yang bisa dipakai ulang (replace),
adalah upaya mengubah kebiasaan yang
dapat mempercepat produksi sampah,
terutama sampah yang mempunyai sifat
sukar diolah dan berbahaya.
5. Refill: Refill artinya mengisi kembali
wadah-wadah produk yang dipakai.
Satu hal tambahan yang tidak boleh
diabaikan Repair yaitu pemeliharaan
atau perawatan agar tidak menambah
produksi limbah

Daftar Pustaka :

  • Anggraeni, dkk. 2012. Sosialisasi Kimia Hijau Daur Ulang Limbah Organik dan Anorganik di Desa Padakembang dan Cilampung Hilir Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, Vol. 1, No. 1, pp. 49 - 56. 
  • Pranjoto, M. Utomo. 2010. Green Chemistry dengan Kimia Katalis. K167-K173. 
  • Ulfah, Maria, dkk. Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry pada Program Studi Pendidikan Biologi. Pp 1-6. 
  • Mustafa, Dina. Optimasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City. Pp 167-188.
  • Nurbaity. 2011. Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi dalam Pembelajaran Kimia Berwawasan Lingkungan. Vol.1, No.1, pp 13-21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.