Air merupakan sumberdaya alam yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, perlindungan terhadap kualitas air sangat penting dan berpengaruh besar terhadap tingkat kesehatan makhluk hidup dan peningkatan lingkungan hidup yang sehat.
Secara umum proses terjadinya pencemaran air ini dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu :
1.
Pencemaran yang berasal dari sumber-sumber
langsung (direct contaminant sources)
Yaitu buangan (effluent) yang berasal dari sumber
pencemar limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah seperti limbah cair domestik dan tinja serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung
mengalir ke dalam sistem pasokan air, seperti sungai, kanal, parasi/selokan.
2.
Pencemaran yang berasal dari sumber-sumber tak
langsung (Indirect contaminant sources)
Yaitu kontaminan yang masuk dan
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun
dari limbah domestik.
Untuk daerah industri, proses
pencemaran kategori kedua ini adalah salah satu penyebab terjadinya pencemaran
air sumur di daerah tersebut. Seperti pencemaran yang terjadi di daerah
industri pengecoran logam yang terdapat di
Kecamatan Ceper – Kabupaten Klaten – Jawa Tengah. Dengan keterbatanas
pengetahuan dan masih digunakannya teknologi konvensional, kondisi lingkungan
di wilayah industri semakin memburuk dari hari ke hari. Hal ini di tunjukan
dengan adanya perubahan fisik air sumur yang diraskan oleh sebagian besar masyarakatnya,
seperti warna air yang berubah kekuning-kuningan, terbentuk lapisan berminyak
pada permukaan air, dll.
Tujuan penelitian (Susanto J.P,
2005) adalah untuk mengidentifikasi pencemaran air sumur (terutama terhadap
pencemaran logam Fe, Zn, Pb dan Mn) pada daerah industri pengecoran logam Ceper
dan sekitarnya unutk mengetauhi seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan ini.
1. Pencemaran Fe (Ferum)
Meskipun zat besi merupakan salah
satu nutrient penting dan sangat vital diperlukan oleh manusia dalam proses
metaboisme di dalam tubuhnya, namun jika dalam jumlah akumulasi (penumpukan)
yang tinggi juga mempunyai dampak yang merugikan terhadap kesehatan. Hal ini
ditunjukkan dengan timbulnya penyakit Hemochromatosis
sebagai akibat ketidakmampuan usus untuk mengolah kelebihan zat besi yang
dibutuhkan oleh tubuh, sehingga akan terjadi penumpukan zat besi di dalam organ
hati dan jaringan usus yang sangat halus sehingga pada akhirnya menyebabkan
rusaknya fungsi organ-organ tubuh tersebut.
2. Pencemaran Zn (Zinc)
Disamping Fe yang telah banyak
mencemari air sumur penduduk di daerah ini, pencemaran oleh logam Zn juga
penting unutk diperhatikan. Seperti halnya Fe,
pada level yang relative rendah zat ini akan sangat bermanfaat sebagai zat yang
penting untuk menjaga kesehatan. Akan tetapi, dalam jumlah yang lebih banyak
zat ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai gangguan kesehatan seperti kram
perut, anemia, dan meningkatkan kandungan kolesterol.
3. Pencemaran Pb (Lead/Timbal)
Dari keempat logam yang diamati
dalam penelitian, Pb merupakan salah
satu unusur yang sangat beracun sehingga dampak pencemaran logam ini terhadap
kesehatan merupakan hal yang paling membahayakan. Keracunan Pb dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti kerusakan otak permanen,
serangan mendadak, koma bahkan kematian apabila tidak dapat segera memperoleh
pertolongan.
4. Pencemaran Mn (Mangan) dan
Derajat Kesamaan (pH) air
Meskipun dari hasil
penelitian tersebut indikasi terjadinya pencemaran Mn belum tampak, namun dengan pertimbangan dampak kesehatan yang
kemungkinan dapat ditimbulkanm maka telah menjadi bahan pertimbangan sebagai
salah satu unsur logam yang diamati. Pencemaran Mn ini terutama berdampak pada gangguan sistem syaraf dan
mempengaruhi fungsi otak. Jenis penyakit yang paling parah sebagai akibat
keracunan Mn ini adalah berupa
kerusakan yang bersifat tetap dari sistem syaraf seperti penyakit perkinson
dimana penderitanya merasakan gugup, kesulitan berjalan dan otot muka yang
kaku.
Disamping itu, pengamatan terhadap
keasaman (pH) sampel air sumur juga masih menunjukkan dalam kisaran yang
ditentukan sehingga belum memerlukan perhatian khusus.
Oleh karena itu, masyarakat
bersama perusahaan terkait harus mulai memahami prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sehingga dapat melakukan pencegahan
sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran di lingkungannya.
Sedangkan pemerintahm baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat diharapkan
dapat memberikan peningkatan pengetahuan melalui berbagai bentuk pendidikan,
kursus, penyuluhan praktis sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
akan pentingnya pencegahan pencemaran bagi kelangsungan kehidupan kita semua.
Referensi :
Susanto, Joko Prayitno. 2011. ANALISIS DISKRIPSI PENCEMARAN AIR SUMUR PADA DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM, JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 2 (2005): JURNALTEKNOLOGI LINGKUNGAN.
Di akses pada tanggal 8/6/2016 jam 20:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.