.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Asam Nitrit (NO2)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Gas ini jauh lebih beracun daripada NO (Wisnu Arya Wardhana, 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), hlm.43).
Sumber Cemaran
Sumber utama NOx adalah dari lalu lintas jalan, NOx menguasai sekitar setengah dari total emisi yang ada di dunia. Kadar NOx di kota lebih besar daripada di desa, karena di kota lebih banyak terjadi pembakaran baik dari industri maupun transportasi. Hasil pembakaran adalah nitrogen monoksida yang selanjutnya teroksidasi menjadi nitrogen dioksida. Nitrogen dioksida merupakan unsur utama kabut asap (smog) pada kota-kota besar. Nitrogen oksida (NOx) bersama-sama dengan SOx merupakan penyebab terjadinya hujan asam ((Wiryono, Ph.D. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan, hlm. 83). Sumber utama lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses industri.
Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan.
Pengaruh bagi kesehatan
Nitrogen oksida dan nitrogen dioksida secara alami merupakan penyusun udara dan pada konsentrasi rendah tidak berbahaya. Namun pada konsentrasi tinggi NOx dapat mematikan. Orang yang terpapar udara tercemar dengan konsentrasi NO2 50-100 ppm selama beberapa menit dapat terkena radang paru-paru. Kosentrasi 150-200 ppm dapat menyebabkan pemampatan bronchioli dan orang dapat meninggal dalam waktu 3-5 minggu. Konsentrasi di atas 500 ppm dapat menyebabakan kematian dalam 2-10 hari (Slamet, 2004). Dampak nitrogen dioksida pada hewan hampir menyerupai dampak yang terjadi pada manusia. Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan syaraf pada hewan pada konsentrasi tinggi.
Pengendalian
·         Pencegahan
     a. Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
     b. Sumber Tidak Bergerak
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Memasang scruber pada cerobong asap.
c) Memodifikasi pada proses pembakaran.
     c. Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
Penanggulangan
Langkah-langkah penanggulangan dampak nitrogen dioksida adalah:
a. Mengatur pertukaran udara agar berjalan dengan baik, seperti dengan menggunakan LEV
b. Bila terjadi keracunan sebaiknya langsung diberikan pernapasan buatan atau dibawa ke rumah sakit terdekat
Analisis NO2
 Berdasarkan SNI Nomor 19-7119.2-2005 untuk analisisnya digunakan metode Griess Saltzman dimana NO2 yang ada di udara dijerap oleh asam sulfanilat sehinggga membentuk senyawa azo. NED berfungsi sebagai coupling agent karena pada reaksi azo coupling harus terbuat dari arildiazonium dan senyawa turunan benzene dan asam asetat berperan untuk membantu reaksi diazonium karena harus direaksikan dalam suasana asam.

Keputusan Meteri Negara Lingkungan Hidup No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Pengendalian Pencemaran Udara
No.
Parameter
Waktu
Baku Mutu
Metode
Peralatan

Pengukuran
Analisis

1.
SO2 (sulfur dioksida)
1 Jam
900 μg / Nm3
Pararosanalin
Spektrofotometer

24 Jam
365 μg / Nm3

1 Thn
60 μg / Nm3

2.
CO (carbon monoksida)
1 Jam
30.000 μg / Nm3
NDIR
NDIR Analyzer

24 Jam
10.000 μg / Nm3

1 Thn


3.
NO2 (nitrogen dioksida)
1 Jam
400 μg / Nm3
Saltzman
Spektrofotometer

24 Jam
150 μg / Nm3

1 Thn
100 μg / Nm3

4.
O3 (ozon)
1 Jam
235 μg / Nm3
Chemiluminescent
Spektrofotometer

1 Thn
50 μg / Nm3

5.
HC (Hidrokarbon)
3 Jam
160 μg / Nm3
Flamed Ionization
Gas

Chromatografi

6.
PM10 ( Partikel < 10 mm )
24 Jam
150 μg / Nm3
Gravimetric
Hi – Vol


7.
TSP (debu)
24 Jam
230 μg / Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

1   Thn
90 μg / Nm3

8.
Pb (timah hitam)
24 Jam
2 μg / Nm3
Gravimetric
Hi – Vol

1 Thn
1 μg / Nm3
Ekstraktif
AAS



Pengabuan


9.
Dustfall
30 hari
10 Ton/km2/Bulan
Gravimetric
Cannister

( Pemukiman )

10 Ton/km2/Bulan

( Industri )

10.
Total Fluorides (as F )
24 Jam
3 μg / Nm3
Spesific Ion
Impinger atau

90 hari
0,5 μg / Nm3
Electrode
Countinous Analyzer

11.
Impinger atau continous analiyzer
30 hari
40 μg / 100 cm2
Colourimetric
Limed Filter Paper

dari kertas limed

filter

12.
Khlorine & Khlorine Dioksida
24 Jam
150 μg / Nm3
Spesific Ion
Impinger atau

Electrode
Countinous Analyzer

13.
Sulphat Indeks
30 hari
1 mg SO3 / 100 cm3
Colourimetric
Lead

Dari Lead Peroksida
Peroxida Candle



Daftar Pustaka
Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Wiryono, Ph.D. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Pertelon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.