Nitrogen
oksida sering disebut dengan NOx karena
oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan
gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam
menyengat hidung. Gas ini jauh lebih beracun daripada NO (Wisnu Arya Wardhana,
2001. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), hlm.43).
Sumber
Cemaran
Sumber
utama NOx
adalah dari lalu lintas
jalan, NOx menguasai sekitar setengah
dari total emisi yang ada di dunia. Kadar NOx di kota lebih besar daripada di desa,
karena di kota lebih banyak terjadi pembakaran baik dari industri maupun
transportasi. Hasil pembakaran adalah nitrogen monoksida yang selanjutnya
teroksidasi menjadi nitrogen dioksida. Nitrogen dioksida merupakan unsur utama
kabut asap (smog) pada kota-kota besar. Nitrogen oksida (NOx) bersama-sama dengan SOx merupakan penyebab terjadinya hujan asam
((Wiryono, Ph.D. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan, hlm. 83). Sumber utama
lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses
industri.
Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida
(NOx)
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas
nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam
gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi
kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati
karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2
bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan
warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal
relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi
tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system
saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan
dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas
itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak
hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi
kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam
keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat
terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak
dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah
dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya
Peroxy Acetil Nitrates yang
disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia
lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang
sangat menggangu lingkungan.
Pengaruh bagi kesehatan
Nitrogen
oksida dan nitrogen dioksida secara alami merupakan penyusun udara dan pada
konsentrasi rendah tidak berbahaya. Namun pada konsentrasi tinggi NOx dapat mematikan. Orang yang terpapar
udara tercemar dengan konsentrasi NO2 50-100 ppm selama beberapa menit dapat
terkena radang paru-paru. Kosentrasi 150-200 ppm dapat menyebabkan pemampatan
bronchioli dan orang dapat meninggal dalam waktu 3-5 minggu. Konsentrasi di
atas 500 ppm dapat menyebabakan kematian dalam 2-10 hari (Slamet, 2004). Dampak
nitrogen dioksida pada hewan hampir menyerupai dampak yang terjadi pada
manusia. Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan syaraf pada hewan pada
konsentrasi tinggi.
Pengendalian
·
Pencegahan
a. Sumber Bergerak
a) Merawat
mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan
pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang
filter pada knalpot.
b. Sumber Tidak Bergerak
a) Mengganti
peralatan yang rusak.
b) Memasang
scruber pada cerobong asap.
c)
Memodifikasi pada proses pembakaran.
c. Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi
baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak
kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a)
Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b)
Mengurangi aktifitas di luar rumah.
Penanggulangan
Langkah-langkah penanggulangan dampak nitrogen dioksida adalah:
a. Mengatur pertukaran udara agar berjalan
dengan baik, seperti dengan menggunakan LEV
b. Bila terjadi keracunan sebaiknya
langsung diberikan pernapasan buatan atau dibawa ke rumah sakit terdekat
Analisis
NO2
Berdasarkan
SNI Nomor 19-7119.2-2005 untuk analisisnya digunakan metode Griess Saltzman
dimana NO2 yang
ada di udara dijerap oleh asam sulfanilat sehinggga membentuk senyawa azo. NED
berfungsi sebagai coupling agent karena pada reaksi azo coupling harus terbuat
dari arildiazonium dan senyawa turunan benzene dan asam asetat berperan untuk
membantu reaksi diazonium karena harus direaksikan dalam suasana asam.
Keputusan Meteri Negara
Lingkungan Hidup No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Pengendalian Pencemaran
Udara
No.
|
Parameter
|
Waktu
|
Baku Mutu
|
Metode
|
Peralatan
|
|
Pengukuran
|
Analisis
|
|||||
1.
|
SO2 (sulfur dioksida)
|
1 Jam
|
900 μg / Nm3
|
Pararosanalin
|
Spektrofotometer
|
|
24 Jam
|
365 μg / Nm3
|
|||||
1 Thn
|
60 μg / Nm3
|
|||||
2.
|
CO (carbon monoksida)
|
1 Jam
|
30.000 μg / Nm3
|
NDIR
|
NDIR Analyzer
|
|
24 Jam
|
10.000 μg / Nm3
|
|||||
1 Thn
|
|
|||||
3.
|
NO2 (nitrogen dioksida)
|
1 Jam
|
400 μg / Nm3
|
Saltzman
|
Spektrofotometer
|
|
24 Jam
|
150 μg / Nm3
|
|||||
1 Thn
|
100 μg / Nm3
|
|||||
4.
|
O3 (ozon)
|
1 Jam
|
235 μg / Nm3
|
Chemiluminescent
|
Spektrofotometer
|
|
1 Thn
|
50 μg / Nm3
|
|||||
5.
|
HC (Hidrokarbon)
|
3 Jam
|
160 μg / Nm3
|
Flamed
Ionization
|
Gas
|
|
Chromatografi
|
||||||
6.
|
PM10 ( Partikel < 10 mm )
|
24 Jam
|
150 μg / Nm3
|
Gravimetric
|
Hi – Vol
|
|
7.
|
TSP (debu)
|
24 Jam
|
230 μg / Nm3
|
Gravimetric
|
Hi – Vol
|
|
1 Thn
|
90 μg / Nm3
|
|||||
8.
|
Pb (timah hitam)
|
24 Jam
|
2 μg / Nm3
|
Gravimetric
|
Hi – Vol
|
|
1 Thn
|
1 μg / Nm3
|
Ekstraktif
|
AAS
|
|||
|
|
Pengabuan
|
|
|||
9.
|
Dustfall
|
30 hari
|
10 Ton/km2/Bulan
|
Gravimetric
|
Cannister
|
|
( Pemukiman )
|
||||||
10 Ton/km2/Bulan
|
||||||
( Industri )
|
||||||
10.
|
Total Fluorides
(as F )
|
24 Jam
|
3 μg / Nm3
|
Spesific Ion
|
Impinger atau
|
|
90 hari
|
0,5 μg / Nm3
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
|||
11.
|
Impinger atau continous analiyzer
|
30 hari
|
40 μg / 100 cm2
|
Colourimetric
|
Limed Filter
Paper
|
|
dari kertas
limed
|
||||||
filter
|
||||||
12.
|
Khlorine & Khlorine Dioksida
|
24 Jam
|
150 μg / Nm3
|
Spesific Ion
|
Impinger atau
|
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
|||||
13.
|
Sulphat Indeks
|
30 hari
|
1 mg SO3
/ 100 cm3
|
Colourimetric
|
Lead
|
|
Dari Lead Peroksida
|
Peroxida Candle
|
Daftar
Pustaka
Wardhana, Wisnu Arya. 2001.
Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Wiryono, Ph.D. 2013.
Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Pertelon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.