Supply listrik Indonesia sebagian besar didukung
oleh pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fossil. Situs Indonesia
Environment Consultan (IEC) (2013) dalam Hidayat danKholil (2018) melaporkan
bahwa Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di
dunia. Sehingga dibutuhkan lebih banyak lagi bahan bakar
fossil di masa depan. Bahan bakar fossil merupakan salah satu sumber energi
yang tidak dapat diperbaharui, sehingga suatu hari nanti keberadaannya tidak
dapat ditemukan lagi. Selan itu bahan bakar fossil menghasilkan polutan yang
mencemari lingkungan.
Dengan demikian, Indonesia butuh sumber energi terbarukan
yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan salah satunya penggunaan biomassa. Jika
sudah banyak yang mengetahui bahwa minyak sayur yang kita konsumsi pada masakan
terbuat dari olahan buah kelapa sawit, maka disini akan saya
jelaskan bahwa kelapa sawit selain menghasilkan minyak sayur, juga
dapat menghasilkan energi yang disebut dengan energi biomassa hanya dengan
menggunakan ampas atau limbahnya. Kelapa sawit memiliki nama latin Elaeis guineensis dan berasal dari Afrika.
Di Indonesia, taman ini banyak dibudidayakan di wilayah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
Tandan buah segar (TBS) diolah
menjadi minyak sayur yang disebut dengan produksi Crude Palm Oil (CPO).
Buah kelapa sawit selain menghasilkan CPO juga dapat menghasilkan KPO (Kernel
Palm Oil) yang mana KPO ini diolah dari inti buah kelapa sawit.
Kebutuhan akan minyak nabati untuk dikonsumsi ataupun untuk bahan dasar sabun
maupun kosmetik membuat berkembangnya industri pengolahan kelapa sawit.
Banyaknya industri pengolahan kelapa sawit yang berkembang berbanding lurus
dengan banyaknya limbah yang tidak ramah dengan lingkungan. Limbah yang tidak
diolah dengan baik dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar hingga mampu
membahayakan bumi tempat kita tinggal.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit,
akan didapatkan sampah atau limbah baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah
padat berasal dari tandan kosong, serat dan cangkang buah kelapa sawit,
sementara limbah cair berasal dari kondensat rebusan, air hidrosiklon dan sludge
separator kelapa sawit. Menurut Susanto
et al, (2017), proses produksi Crude Palm Oil (CPO)
menghasilkan limbah padat sebanyak 35-40% dari total tandan buah segar (TBS)
yang diolah. Jumlah limbah padat yang besar ini dapat digunakan untuk sumber
energi yang ramah lingkungan walau energi yang didapat tidak begitu besar
seperti energi yang diperoleh dari sumber energi fossil.
Menurut Zainuddin et, al 2017, Proses
transformasi limbah padat menjadi energi listrik melalui 3 fase yaitu fase
bahan baku, fase gasifikasi dan fase listrik. Fase gasifikasi yaitu proses konversi biomassa menjadi gas
umpan dengan kandungan utama gas H2 dan CO2 yang dibutuhkan untuk proses
sintesis Fischer Tropsch terjadi di dalam reaktor gasifikasi (Yulistiani 2008).
Secara keseluruhan bahwa untuk menghasilkan energi
listrik, limbah padat ini harus melalui proses sebagai berikut (Zainuddin, et
al 2017):
1. Bahan baku dicacah untuk mendapatkan ukuran yang sesuai
1. Bahan baku dicacah untuk mendapatkan ukuran yang sesuai
2. Bahan baku diangkut melalui konveyor ke silo
sebagai tempat penampungan sebelum ke reaktor
3. Dari reaktor inilah proses gasifikasi berlangsung
4. Syntetic gas yang dihasilkan dari
proses gasifikasi digunakan sebagai bahan bakar engine gas
5. Engine gas menggerakkan generator
sehingga menghasilkan listrik
Dengan demikian listrik yang dihasilkan biomassa ini adalah listrik yang ramah
lingkungan karena prosenya tidak menghasilkan polutan yang membahayakan
manusia. Listrik ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi minimal
untuk suppy energi rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Joko Prayitno
dkk 2017 Jurnal
Teknologi Lingkungan Vol. 18, No 2, Juli 2017, 165-172 165 Perhitungan Potensi Limbah Padat
Kelapa Sawit untuk Sumber Energi Terbaharukan dengan Metode LCA
Yulistiani, Fitria., 2008. Kajian Tekno Ekonomi Pabrik
Konversi Biomassa Menjadi Bahan Bakar Fischer-Tropsch Melalui Proses
Gasifikasi. Makalah Metodologi dan Usulan Penelitian Semester II-2008/2009. ITB:
Bandung. Tidak dipublikasikan.
Zainuddin, Muammar dkk, 2017 Analisis Efisiensi Gasifikasi Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) Tongkol Jagung Kapasitas 500 KW di
Kabupaten Gorontalo. Jurnal sains,
teknologi dan Industri, vol 14, No.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.