.

Selasa, 18 Desember 2018

Nanotechnology

Oleh:
Farah Dita Salsabila
@J04-Farah

Kata kunci: Nanotechnology, teknologi nano

Perkembangan teknologi dan pemanfaatannya tidak bisa dipungkiri terkait erat dengan peningkatan daya saing industri suatu negara. Peningkatan pengetahuan dan penguasaan terhadap teknologi baru sangat dibutuhkan untuk memenangkan persaingan di era perdagangan global baik oleh pemerintah maupun industri. Salah satu contoh teknologi yang sedang hangat diperbincangkan adalah nanoteknologi. Pemanfaatan nano teknologi sudah dikenal baik diantaranya di bidang kesehatan, industri kosmetik dan pertanian. Pada dasarnya prinsip penemuan nanoteknologi adalah untuk memaksimalkan hasil atau produksi tanaman dengan meminimalkan penggunaan pupuk, pestisida dan kebutuhan lainnya dengan melakukan monitoring kondisi tanah seperti perakaran dan mengaplikasikannya langsung ke target sehingga tidak ada yang terbuang.

Menurut Sudibyo (2008), nanoteknologi dan ilmu nano dalam industri pangan merupakan salah satu teknologi yang penerapannya relatif baru dibandingkan pada industri lainnya. Tetapi diprediksi penerapannya akan berkembang dengan cepat terutama pada industri yang menghasilkan pangan. Produk pangan hasil teknologi dan ilmu nano hingga sekarang masih menyisakan isu keamanan dan resiko yang perlu diteliti dan digali secara lebih mendalam dan komprehensif guna mengetahui karakteristik sifat produk pangan nano yang sudah mulai diperdagangkan di pasar internasional dan di Indonesia.

Penggunaan teknologi nano diharapkan dapat mengatasi masalah dalam obat herbal serta meningkatkan efek terapi dan mengurangi toksisitas. Contoh teknologi nano yang dapat digunakan yaitu polimer nanopartikel, solid lipid nanopartikel, magnetik nanopartikel dan lain-lain. Teknologi nano dibuat dengan meggunakan metode preparasi yang cocok untuk setiap jenis obat herbal. (Hanutami, 2017)

Manfaat Nanoteknologi di Bidang Pertanian: (Yanuar, 2014):

1. Memaksimalkan hasil atau produksi tanaman dengan meminimalkan penggunaan pupuk, pestisida dan kebutuhan lainnya dengan melakukan monitoring kondisi tanah seperti perakaran dan mengaplikasikannya langsung ke target sehingga tidak ada yang terbuang
2. Meminimalisir penggunaan pestisida pada tanaman karena hanya serangga target saja yang terkena dampaknya
3. Meminimalisir berkembangnya mekanisme resistensi pada hama dan mengurangi kematian 
serangga non target

Dalam konteks yang lebih luas, menurut Ariningsih (2016) pemanfaatan teknologi nano di sektor pertanian  berpotensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, penanganan limbah pertanian, mengurangi polusi lingkungan akibat penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Daftar Pustaka

Yanuar, Firda dan Mutiara Widawati. 2014. Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Pengembangan Pupuk dan Pestisida Organik. Dalam https://www.researchgate.net/publication/264048884
Hanutami, Berlian dan Arif Budiman. 2017. Penggunaan Teknologi Nano pada Formulasi Obat Herbal. Suplemen Volume 15 Nomor 2. Dalam 12947-28182-1-PB.pdf
Ariningsih, Ening. 2016. Prospek Penerapan Teknologi Nano dalam Pertanian dan Pengolahan Pangan di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 34 No. 1, Juli 2016: 1-20. Dalam 63029-none-8cffd419.pdf
Sudibyo, Agus dan Djumarman. 2008. Penerapan Nanoteknologi dalam Industri Pangan dan Pengembangan Regulasinya. Jurnal Riset Industri Vol. 2, No. 3, Desember 2008: 171-183. Dalam 35-104-1-PB.pdf
Harahap, Sefty Aryani dan Sumadhi Sastrodihardjo. Teknologi Nano di Bidang Kedokteran Gigi. dentika Dental Journal, Vol 18, No. 2, 2014: 194-198. Dalam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.