.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Penerapan Teknologi Hijau dalam Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara


Abstrak :
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia akan mengakibatkan semakin meningkatkan jumlah emisi dan limbah. Oleh karena itu masyarakat internasional menaruh perhatian terhadap jumlah emisi dan limbah yang dapat ditoleransi oleh sumber lingkungan hidup. Hubungan yang erat antara penggunaan teknologi dan kerusakan lingkungan telah menyadarkan masyarakat untuk melakukan modifikasi dan inovasi dari teknologi yang ada saat ini. Dalam hubungannya dengan penggunaan energi, terus dilakukan inovasi pada teknologi yang memproduksi, mengkonversi, menyalurkan, dan menggunakan energi sehingga diperoleh teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi inovasi tersebut di antaranya adalah : reaktor fusi nuklir, gasifikasi batubara, superkonduktivitas, dan lampu hemat energi. Teknologi ini sebagian masih dalam tahap riset dan sebagian sudah sampai pada tahap komersial. Salah satu teknologi konversi energi adalah pembangkit tenaga listrik .

Kata Kunci : teknologi bersih, ramah lingkungan, batu bara, teknologi hijau, pembangkit listrik

Isi :
Menurut Hidayat (2017) dalam Shidqi (2016) dan Soemarno (2011) bahwa Teknologi Hijau (Green Tech) dikenal juga sebagai teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech), merupakan integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.

Energi bersih adalah teknologi yang menghasilkan gas rumah kaca dalam level yang sangat rendah atau mendekati nol jika dibandingkan dengan teknologi lain. Energi bersih juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan lingkungan selama masa pakainya. (Hijauku, 2011)
Menurut Sugiyono (2000) bahwa  Indonesia mempunyai banyak sumber energi seperti : batubara, gas alam, minyak bumi, energi air, dan geothermal. Batubara merupakan sumber energi dengan cadangan terbesar, yaitu 36,34 x 106 ton. Sedangkan cadangan gas alam sebesar 137,79 TSCF (Tera Standard Cubic Feet) dan minyak bumi sebesar 9,09 x 109 SBM (Setara Barel Minyak). Energi listrik selama periode proyeksi diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 4,9 % per tahun. Batubara mempunyai pertumbuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 7,6 % per tahun.
Pada saat ini pangsa penggunaan batubara hanya sekitar 28,7 % dan akan meningkat pesat menjadi 74,1 % pada tahun 2025. Disamping batubara, gas alam dan energi air cukup berperan dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 2,7 %. Pangsa gas alam menurun dari 21,3 % pada saat ini menjadi sekitar 11,7 % pada tahun 2025. Tenaga air pangsanya juga mengalami sedikit penurunan dari 15,3 % pada saat ini menjadi 13 % pada akhir periode proyeksi. Bahan bakar minyak diperkirakan tidak akan berperan untuk masa depan. Berdasarkan proyeksi produksi listrik dapat dihitung emisi gas buang seperti partikel, SO2, NOx, serta CO2. Emisi untuk masing-masing gas meningkat sekitar antara 6-7 % per tahun. Penggunaan batubara yang meningkat pesat merupakan penyebab utama dari makin meningkatnya emisi gas buang.

Batubara sangat potensial digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di masa depan. Menurut Sugiyono (2000) bahwa banyak kendala yang dihadapi untuk memanfaatkan batubara secara besar-besaran. Kendala tersebut antara lain :
·                     Batubara berbentuk padat sehingga sulit dalam penanganannya.
·                     Batubara banyak mengandung unsur lain, misalnya sulfur dan nitrogen yang bisa menimbulkan emisi polutan.
·                     Batubara mengandung banyak unsur karbon yang secara alamiah bila dibakar akan menghasilkan gas CO2.

Untuk mengatasi kendala tersebut, teknologi bersih merupakan alternatif yang dapat diterapkan. Teknologi ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam kategori. Yang pertama diterapkan pada tahapan setelah pembakaran dan yang kedua diterapkan sebelum pembakaran.
1.                  Penerapan Teknologi Bersih Setelah Proses Pembakaran, Batubara yang dibakar di boiler akan menghasilkan tenaga listrik serta menghasilkan emisi seperti partikel, SO2, NOx, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu), dan separator CO2. Kecuali teknologi separator CO2 yang masih dalam tahap penelitian, teknologi lainnya merupakan teknologi konvensional yang saat ini sudah banyak diterapkan.
2.                  Penerapan Teknologi Bersih Sebelum Proses Pembakaran, Pengurangan emisi pada tahapan setelah pembakaran batu bara banyak memerlukan energi listrik sehingga kurang efisien dalam penggunaan energi. Cara yang lebih efisien adalah bila pengurangan emisi dilakukan pada tahap sebelum pembakaran dan sering disebut teknologi batubara bersih. Teknologi batubara bersih yang dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah teknologi fluidized bed combustion (FBC), gasifikasi batubara, magneto hydrodynamic (MHD) dan kombinasi IGCC dengan fuel cell. 
Berdasarkan uraian tersebut, batubara diperkirakan paling dominan digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik di Indonesia di masa datang. Penggunaan batubara dalam jumlah yang besar akan meningkatkan emisi seperti emisi partikel, SO2, NOx, dan CO2. Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah dengan menggunakan teknologi bersih. Di Indonesia teknologi denitrifikasi, desulfurisasi dan electrostatic precipitator yang sudah komersial dapat diterapkan untuk jangka pendek dan menengah. Sedangkan teknologi yang masih dalam pengembangan seperti teknologi fluidized bed combustion, gasifikasi batubara, dan MHD masih perlu dikaji penerapannya untuk jangka panjang. 
Ini berarti negara dapat merasakan keuntungan dari listrik bertenaga batu bara yang terjangkau, dapat diandalkan dan mudah diakses untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sembari mengurangi emisi secara signifikan sesuai dengan komitmen iklim. (Jati, 2016)

Daftar Pustaka :
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media


Sugiyono, Agus. 2000. Prospek Penggunaan Teknologi Bersih Untuk Pembangkit Listrik Dengan Bahan Bakar Batu Bara Di Indonesia (Diunduh pada tanggal 15/02/2018)

Hijauku. 2011. Mencari Definisi Energi Bersih
Dalam http://www.hijauku.com/2011/08/22/mencari-definisi-energi-bersih/  (Diunduh pada tanggal 16/02/2018)

Jati, Yusuf Waluyo. 2016. Pemanfaatan Teknologi Bersih PLTU Batu Bara Didorong
Dalam http://industri.bisnis.com/read/20160906/44/581711/pemanfaatan-teknologi-bersih-pltu-batu-bara-didorong  (Diunduh pada tanggal 16/02/2018)

BPPT. 2009. Penerapan Teknologi Produksi Bersih Solusi Hemat Energi

https://www.bppt.go.id/teknologi-informasi-energi-dan-material/278-penerapan-teknologi-produksi-bersih-solusi-hema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.