@H17-DEDI
Oleh : Dedi Setiawan
ABSTRAK
Teknologi ramah
lingkungan adalah sebuah bentuk usaha pemeliharaan lingkungan terhadap akibat
pencemaran lingkungan. Dengan begitu, yang dimaksud dengan ramah
lingkungan di sini adalah bersifat meminimalisir segala macam pencemaran yang
telah ada di bumi kemudian mencegah terjadinya pencemaran yang terjadi pada
masa depan. Penggunaan dari teknologi yang ramah lingkungan ini diharapkan bisa
menjadi solusi paling baik untuk memecahkan permasalahan lingkungan. Secara
umum sendiri, teknologi yang ramah lingkungan merupakan teknologi yang sumber
daya alam lingkungannya lebih hemat, mencakup ruang, energi dan bahan baku.
Kata Kunci: Mesin Ramah Lingkungan
PENDAHULUAN
Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero
waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalamproses
industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya
limbah sebagai bahan pencemar lingkungan.
Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai daribahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM.
Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai daribahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM.
PEMBAHASAN
Industri yang menerapkan strategi ramah
lingkungan mempunyai tujuan:
1.
menciptakan produk
yang sehat, aman dan berkualitas;
2.
meminimalkan potensi
kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau berbahaya pada produk;
3.
melindungi kesehatan
dan keselamatan pekerja;
4.
meminimalkan
terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan toksisitasnya.
Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu
industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle,
Recovery dan Retrieve
Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut
dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner
production), produktivitas hijau (green productivity) atau
perusahaan hijau (greencompany).
Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan
produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara
kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
v Refine, adalah penggunaan bahan atau
proses yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat ini.
v Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah
atau kehilangan bahan dengan optimalisasi
proses atau operasional menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.
v Reuse, adalah pemakaian kembali
bahan-bahan atau limbah pada proses yang
berbeda.
v Recycle, adalah penggunaan kembali
bahan-bahan atau sumberdaya untuk proses
yang sama.
v Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagianmaterial penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.
v Retrieve Energy, adalah pemanfaatan
limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar
atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.
Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan
Beragam manfaat dapat diperoleh
perusahaan dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut
diantaranya:
a.
Sebagai pedoman bagi
perbaikan produk dan proses produksi;
b.
Efektif dan efisien
dalam penggunaan sumberdaya alam dan energi;
c.
Mengurangi atau
mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah;
d.
Mencegah berpindahnya
pencemar dari satu media lingkungan ke media lingkungan lain;
e.
Mengurangi resiko
terhadap kesehatan dan lingkungan;
f.
Mendorong
pengembangan teknologi pengurangan limbah pada sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan;
g.
Menghindari
biaya clean-up;
h.
Meningkatkan daya
saing produk di pasar internasional melalui penggunaan teknologi baru dan/atau
perbaikan teknologi;
i.
Kerjasama yang lebih
erat antara pemerintah, agro-industri dan masyarakat;
j.
Pengurangan biaya
yang tinggi karena penerapan sistem pengelolaan
limbah ujung pipa (end off pipe treatment).
Penerapan Teknik Ramah Lingkungan
Penerapan teknik ramah lingkungan pada industri dapat
dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi dan
secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis
besar, pilihan penerapan industri ramah lingkungan dapat dikelompokkan dalam 5
(lima) bagian yaitu:
1.
Perubahan bahan baku
Ø
Mengurangi atau
menghilangkan bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dan beracun seperti logam berat, zat pewarna, pelarut.
Ø
Menggunakan bahan
baku yang berkualitas dan murni untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksi.
Ø
Menggunakan
bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasar bagi bahan-bahan daur ulang.
2.
Tata cara operasi dan housekeeping
Ø
Tindakan pencegahan
kehilangan bahan baku, produk ataupun energi dari pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara memasang bendungan/dike untuk menampung tumpahan dari tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang
sesuai
dan mendeteksi kebocoran.
Ø
Penanganan bahan
untuk mengurangi kehilangan bahan akibat kesalahan penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.
Ø
Penjadwalan produksi
dapat membantu mencegah pemborosan energi, bahan
dan air.
Ø
Melakukan koordinasi
pengelolaan limbah.
Ø
Memisahkan atau
segregasi limbah menurut jenisnya untuk memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan dan mesin.
Ø
Mengembangkan tata
cara penanganan dan inventarisasi bahan baku, energi, air, produk dan peralatan.
3.
Penggunaan kembali
Ø
Menggunakan kembali
sisa air proses, air pendingin, dan bahan lainnya di dalam atau di luar sistem produksi.
Ø
Mengambil kembali bahan
buangan sebagai energi.
Ø
Menciptakan kegunaan
limbah sebagai produk lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.
4.
Perubahan teknologi
Ø
Merubah peralatan,
tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki aliran proses produksi dan meningkatkan efisiensi.
Ø
Memperbaiki kondisi
proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran, dan tekanan sehingga
meningkatkan kualitas produk dan mengurangi
jumlah limbah.
Ø
Menghindari
penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Ø
Menggunakan atau
mengatur peralatan seperti motor dan pompa yang lebih hemat energi.
Ø
Menerapkan sistem
otomatisasi dapat menghasilkan perbaikan monitoring dan pengaturan parameter operasi untuk menjamin tingkat efisiensi yang tinggi.
5.
Perubahan produk
Ø
Merubah formulasi
produk untuk mengurangi dampak kesehatan
bagi konsumen.
Ø
Merubah bahan
pengemasan untuk mengurangi dampak lingkungan.
Ø
Mengurangi kemasan
yang tidak perlu.
BEBERAPA TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DI INDONESIA
A.
Biogas
Gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat,
cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok
untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan
saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem Biogas. Di daerah
yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang
atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam system Biogas, sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini
memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik
yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi
produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti
temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara
menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas
adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut
rasio C/N.
B.
Biopori
Biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori merupakan metode
alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur
resapan. Pemanfaatan Biopori ini akan membuat keseimbangan alam terjaga, sampah
organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu
juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Selain itu kelebihan dari
Biopori ini adalah memperkaya kandungan air hujan, karena setelah diresapkan
kedalam tanah lewat Biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan
melarutkan dan mengandung mineral mineral yang diperlukan oleh kehidupan.
Adapun tujuan Lubang Resapan Biopori (LRB) ini adalah agar air masuk sebanyak
mungkin kedalam tanah.Kelebihan LRB lainnya adalah selain sederhana, alat ini
sangat mudah digunakan oleh kaum perempuan.
C.
Energi Biofuel
Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu,
etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan
bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses
fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti
ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar
bensin.Khusus untuk mesin diesel, bias mempergunakan bahan bakar jenis
biodiesel. Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa
diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama
dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya
dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan
dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi
mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran
biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodieselpun sudah terbukti ramah
lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi
solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7%.
D.
Biopulping
Salah satunya yang meniru proses mikroorganisme pada proses pelapukan untuk
digunakan dalam tingkat industri. Alam sering memberi ide cemerlang bagi hidup
manusia dari proses pelapukan kayu, ranting, daun atau lainnya. Saat
bahan-bahan itu melebur, terjadi pembusukan yang membuatnya hancur bersama
alam. Tak ada sampah atau limbah. Bila ditelaah lebih detail, proses tersebut
dimotori oleh mikroorganisme. Mikroorganisma yang terdiri atas sejumlah mikroba
membantu proses pelapukan sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi
tanah berupa humus. Hasil kerja mikroorganisma yang sempurna tak menghasilkan
polusi tersebut memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkannya
dalam sektor industri. Industri kertas dan pulp terkenal dengan limbahnya yang
sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia seperti soda api, sulfit dan
garam sulfida dalam proses penghilangan kandungan lignin. Bahan kimia inilah
yang dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan. Proses penggunaan sulfur mencemari udara dan sudah dilarang di sejumlah
negara maju seperti Jerman. Pengolahan pulp yang ideal adalah biopulping,
yakni mengolah pulp dengan menggunakan bantuan mikroba.
biopulping yang menonjol adalah penghematan energi dan pengurangan pemakaian bahan
kimia. Proses pembuatan bubur kayu alias pulp dan kertas biasa dilakukan dengan
memasak serpihan kayu, jerami atau ampas tebu. Semuanya menggunakan bahan
kimia. Tujuan proses ini untuk memisahkan komponen lignin. Dalam biopulping,
bahan-bahan kimia tadi digantikan oleh sejenis mikroba yang bias mengeluarkan
enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba ini adalah golongan jamur atau fungi
pelapuk kayu yang banyak dijumpai di alam bebas. Bahan pemutih kertas yang
selama ini menggunakan bahan kimia seperti klorit dan hidrogen peroksida dapat
digantikan dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa
enzim yang sangat dikenal untuk menguraikan lignin adalah manganese peroksidase,
laccase dan lignin peroksidase.
E.
Sepeda
Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang
ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work (B2W). Sepeda dapat digunakan
dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.
F.
Sepeda Listrik
Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping
lebih hemat biaya, sepeda ini juga tidak menimbulkan kebisingan dalam
penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis
sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.
G.
Kendaraan Hybrid
Kendaraan yang dikembangkan dari bahan yang ultra-ringan tapi sangat kuat seperti komposit. Sumber tenaga
kendaraan jenis ini umumnya merupakan campuran antara bahan bakar minyak dan
listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologi rechargeable
energy storage system (RESS). Kendaraan jenis ini diklaim sebagai
memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah.
H.
Kendaraan hypercar
Kendaraan jenis ini memiliki fitur konstruksi yang sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan baker hybrid dan
beban aksesoris yang minimal.
KESIMPULAN
Prinsip dasar penerapan teknologi ramah lingkungan adalah
strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai
bahan pencemar lingkungan. Beberapa model industry seperti; nir limbah (zero
waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas
hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (green
company) menerapkan 6 (enam) prinsip dasar teknologi ramah lingkungan
yaitu
Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy berupaya untuk meningkatkan
produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara
kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
Manfaat lain penerapan teknologi ramah lingkungan adalah
diperoleh keuntungan secara ekonomis, misal biaya mencegah terbentuk limbah
lebih ringan dibandingkan beban pengolahan limbah. Di Indonesia sebenarnya
banyak contoh penerapan teknologi ramah lingkungan tetapi belum luas, sehingga
pencemaran lingkungan masih lebih dominant beredar.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S.H., Zhang,
G. 2012. An Integrated Model for Closed Loop Supply Chain Configuration and
Supplier Selection: Multi Objective Approach. Expert system application. 39.
6782-6791.
Ferraro, Carla.
2009. The Green Consumer. Monash University.
Ghoddsypour, S.H.,
dan O’Brien C. 2001 The Total Cost of Logistic in Supplier Selection, under
Conditions of Multiple Sourching, Multiple Criteria and Capacity Constrains. International
Journal of Production Economics, 73, 15-27. Gilbert, S. (2000).
Kainuma, Y., &
Tawara, N. 2006. A Multiple Attribute Utility Theory Approach to Lean and Green
Supply Chain Management. International Journal of Production Economics
Kurniawati, Dewi.,
Yuliando, Henry., Widodo, Kuncoro. 2013. Kriteria Pemilihan Pemasok Menggunakan
Analytical Network Process. Jurnal Teknik Industri (ISSN) 15(1), 24-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.