.

Kamis, 20 Februari 2020

PERMASALAHAN PENCEMARAN AIR DI JAKARTA



Oleh : Jessica Chresstella

ABSTRAK

Peningkatan jumlah mahkluk hidup di bumi menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan terjadi akibat dari adanya berbagai macam aktivitas manusia. Aktivitas manusia ini tentu memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negative yang ditimbulkan dari adanya aktivitas manusia ini memerlukan pengendalian dan pengelolaan yang baik. Apabila dilakukan pengendalian dan Pengelolaan yang baik maka dampak negative yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Peningkatan jumlah penduduk sangat mempengaruhi sumber daya alam. Sulitnya mendapatkan air bersih menjadi salah satu indicator telah terjadinya masalah dalam hal pengelolaan sumber daya alam yaitu air.

Kata Kunci: Polutan, limbah, dampak negatif, pencemaran air

PENDAHULUAN

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
-          Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
-          Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH
-          Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen. ( Warlina, Lina 2004)

DKI Jakarta dilintasi oleh 13 sungai besar dan beberapa sungai kecil serta 40 situ tersebar di 5 wilayah kota yang sangat potensial sebagai air permukaan untuk menunjang kehidupan manusia. Dengan pertumbuhan penduduk DKI yang pesat dan perkembangan pemanfaatannya, ada kecenderungan terjadinya perubahan pada kondisi dan kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta (Hendrawan, Diana 2015)

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa, ada beberapa pencemaran sungai yang diakibatkan oleh industri misalnya Sungai Cipinang, Kali Baru Barat, Kali Petukangan dan Cakung Drain serta Saluran Morkevart. Tetapi sebagian besar disebabkan karena limbah domestik yakni berasal dari rumah tangga, restoran, perkantoran, daerah perdagangan dan lainnya (Yudo, Satmoko , dkk. 2011)

PEMBAHASAN

Menurut Yudo, Satmoko .dkk (2011) berdasarkan pembagian wilayah kepadatan penduduk, dapat diambil kesimpulan alternatif penanggulangan pemecahan masalah air limbah sebagai berikut:
a. Wilayah dengan kepadatan Penduduk Rendah .Untuk wilayah ini hanya limbah dari toilet yang harus diolah dengan cara pengolahan ditempat (ON SITE TREATMENT) sedangkan limbah dari kamar mandi, dapur dan air cucian boleh dibuang tanpa pengolahan.
b. Wilayah Dengan Kepadatan Penduduk Sedang. Di wilayah ini air limbah dari toilet maupun air limbah rumah tangga yang lain harus diolah dengan cara pengolahan di tempat (on site treatment) sampai derajat pengolahan tertentu yakni sampai mencapai konsentrasi BOD 60 mg/liter.
c. Wilayah Dengan Kepadatan Penduduk Tinggi . Adalah wilayah dengan kepadatan penduduk lebih besar dari 300 orang per hektar. Di wilayah ini seluruh air limbah rumah tangga akan diolah dengan cara terpusat yakni dengan sistem riolisasi (sewerage system) sampai derajat pengolahan tertentu sehingga konsentrasi BOD yang keluar maksimum 30 mg/liter.

KESIMPULAN DAN SARAN

Menurut Hidayat, Atep Afia.dkk (2018), terdapat banyak definisi mengenai pencemaran air. Intinya ialah jika satu atau beberapa zat telah masuk ek dalam air atau perairan sedemikian rupa, sehingga menimbulkan gangguan terhadap organism yang ada. Sebenernya ekosistem perairan seperti lautan,danau, sungai dan yang lainnya memiliki kemampuan alami untuk membersihkan berbagai polutan yang masuk. Terjadinya pencemaran air akan memberikan dampak negative pada warga sekitar. Karena itu perlu penggelolaan yang bijak untuk meminimalisir dampak negative yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Linngkungan Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi

Hendrawan, D. (2005). Kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta. Makara Journal of Technology9(1). (http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/483.pdf . diakses pada 19 Februari 2020)

Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. (http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf, diakses tanggal 19 Februari 2020)




1 komentar:

  1. @Q04-ADESITA

    lantas apa solusi dari permasalahan pencemaran air di jakarta ?

    Untuk penulisan daftar pustaka sudah sesuai standar APA

    Artikel sangat bermanfaat

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.