Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan kit stoikiometri yang layak digunakan dan
mendeskripsikan efektivitas kit
stoikiometri yang dikembangkan dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi stoikiometri
secara keseluruhan. Metode penelitian yang digunakan
adalah Research and
Development.
I.
PENDAHULUAN
Stoikiometri ialah cabang kimia yang
berhubungan dengan suatu hubungan kuantitatif yang terdapat antara reaktan
dan juga produk dalam reaksi kimia. Reaktan ialah suatu zat yang berpartisipasi
didalam reaksi kimia, dan juga produk ialah suatu zat yang diperoleh
sebagai hasil dari reaksi kimia.
HUKUM HUKUM DASAR KIMIA
1. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)“Massa suatu produk sama dengan massa suatu reaktan”
Contoh :
S+O2→SO2
32 gr 32 gr 64 gr
32 gr 32 gr 64 gr
2.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Setiap
senyawa kimia ini memiliki komposisi unsur dengan perbandingan massa yang tetap
dimanapun dan bagaimanapun cara senyawa tersebut dibuat.
Contoh
:
H
2 O → massa H : massa O = 2 : 16 = 1 : 8
3.
Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Jika
suatu unsur bereaksi dengan unsur lainnya, maka pada perbandingan berat unsur
tersebut merupakan suatu bilangan bulat dan juga sederhana.
Contoh
:
- Pada unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO 2
- Dalam senyawa NO yaitu massa N = massa O = 14 : 16
- Dalam senyawa NO 2 yakni massa N = massa O = 14 : 32
- Perbandingan massa N pada NO dan NO 2 sama maka perbandingan massa O yaitu 16 : 32 = 1 : 2
4.
Hukum Perbandingan Timbal Balik ( Jeremias Benjamin Richter )
Jika dua unsur A dan B ini
masing-masing bereaksi dengan suatu unsur C yang massanya sama membentuk AC dan
BC, maka pada perbandingan massa A dan massa B dalam membentuk AB yakni sama
dengan pada perbandingan massa A dan massa B ketika itu juga dapat membentuk AC
dan BC atau kelipatan dari perbandingan ini.
5.
Hukum Perbandingan Setara
Hukum ini lahir dari perpaduan Hukum Perbandingan Berganda
dan Hukum Perbandingan Timbal-balik. Dari kedua hukum tersebut juga lahir
sebuah istilah atau pengertian dari massa ekivalen.
Bila suatu unsur yang bergabung
dengan unsur lain, maka pada perbandingan keduanya unsur tersebut ialah sebagai
sebuah perbandingan massa ekivalennya atau juga suatu kelipatan sederhana dari
padanya.
6.
Hukum Penyatuan Volume ( Joseph Louis Gay-Lussac )
Pada suatu kondisi temperatur dan
tekanan yang sama, perbandingan pada volume gas-gas pereaksi dan gas-gas
produk-reaksi merupakan sebuah bilangan yang bulat dan mudah.
7.
Hukum Avogadro ( Amedeo Avogadro )
“pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama”
Hukum
Avogadro berkaitan erat dengan Hukum Gay Lussac
Contoh
:
N2(g) +
3 H2(g) → 2 NH3(g)
PEMBAHASAN
DAN DISKUSI
ALAT
DAN BAHAN
a. Alat :
Ø Beaker glass/gelas kimia
Ø Gelas piala
Ø Spatula
Ø Termometer
|
b. Bahan :
Ø Larutan CuSO4 0,5 M
Ø Larutan NaOH 0,5 M
Ø Larutan HCl 0,5 M
Ø Larutan H2SO4 0,5
M
|
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada percobaan ini, kita akan mempelajari
tentang stoikiometri. Percobaan stoikiometri ini bertujuan untuk mempelajari
stoikiometri beberapa larutan (reaksi kimia). Dimana stoikiometri merupakan
ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia.
Percobaan pertama mempelajari stoikiometri
sistem NaOH dengan CuSO4. Pada percobaan ini NaOH dicampur dengan
larutan CuSO4. Sebelum kedua larutan tersebut dicampurkan, terlebih
dulu diamati suhu dari masing-masing larutan. Selain itu, mengamati dan
mengambil sampel warna dari masing-masing larutan. Pencampuran larutan-larutan
selalu menghasilkan volume yang sama, 25 ml.
Pada kegiatan pertama pada percobaan satu
adalah mencampurkan 20 ml NaOH 0,5 M dengan 5 ml CuSO4. 0,5 M.
setelah kedua larutan tersebut dicampurkan sambil diaduk, maka terjadi
perubahan warna. Warna larutan menjadi biru tua serta wujudnya menjadi lebih
kental dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena larutan yang terbentuk tidak
tepat jenuh.
Kegiatan yang kedua yaitu mencampurkan 10 ml
NaOH 0,5 M dengan 15 ml CuSO4 0,5 M. Setelah dicampurkan
ternyata larutan yang terbentuk berwarna biru telur asin serta menjadi
gumpalan-gumpalan. Gumpalan – gumpalan yang terbentuk tersebut menunjukkan
bahwa larutan yang terbentuk adalah tepat jenuh.
Kegiatan ketiga yaitu mencampurkan antara 20
ml CuSO4 0,5 M dengan 5 ml NaOH 0,5 M. Setelah dicampurkan
ternyata larutan yang terbentuk berwrna hijau toska dengan endapan dibagian
bawahnya.
Kegiatan yang terakhir yaitu dengan mencampurkan
antara 10 ml CuSO4 0,5 M dengan 15 ml NaOH 0,5 M, dan
pencampuran larutan tersebut menghasilkan larutan dengan warna biru tua dan
tanpa perubahan wujud. Hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut lewat jenuh.
Pada literatur seharusnya, semakin banyak
volume NaOH yang dicampurkan maka suhu/temperatur yang terbentuk juga semakin
tinggi. Tetapi, pada saat pengamatan dimana volume NaOH yang dicampurkan 20 ml
seharusnya suhunya lebih tinggi dibandingkan campuran antara 15 ml NaOH dengan
10 ml CuSO4. Hal ini disebabkan karena perbedaan ruangan, karena
ruangan tempat pengamatan bukan ruang hampa udara.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan suhu pada
setiap kegiatan/ perlakuan mulai dari yang pertama hingga yang terakhir
(kegiatan 4) semua perubahan suhunya sama yaitu 2˚C. Apabila dibuat grafik
hubungan antara ∆T dengan volume maka grafik yang terbentuk berupa garis lurus
horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa disetiap volume suhunya sama (suhu
konstan).
KESIMPULAN
a. Apabila terdapat 2 zat yang dicampurkan maka
akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu, warna dan endapan (wujud).
b. Perubahan suhu yang terjadi dipengaruhi oleh
jumlah/volume reaktan yang dicampurkan dan juga oleh konsentrasi masing-masing
reaktan.
d
DAFTAR PUSTAKA
https://luqmanm2k.wordpress.com/2013/10/20/hukum-hukum-dasar-stoikiometri-kimia/
Wulansari Yunita, Edy Cahyono, Nanik Wijayati Prodi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, UniversitasNegeri Semarang, Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.