STOIKIOMETRI
Oleh : Rahmatika (@P04-RAHMATIKA)
Auliyah Pertiwi (@P02-AULIYAH)
Wening Suciati (@P05-WENING)
STOIKIOMETRI
Abstrak
Stoikiometri (stoichiometry)
adalahilmu yang mempelajarikuantitasdarireaktandanprodukdalamreaksi.
PadapercobaaninimenggunakanNaOH 0,1 M dan CuSO4 0,1 M denganjumlah volume 6 Ml
dalammasing-masingtabungreaksi. Tujuandaripercobaaniniadalahmenentukankoefisenlajureaksiberdasarkanpembentukanendapan.
Koefisienreaksimenunjukanperbandinganjumlahpartikeldarizat-zat yang
terlibatdalamreaksi. Setiapsatumolzatmengandungjumlahpartikel yang sama,
dengandemikian, perbandinganjumlahpartikelsamadenganperbandinganjumlah mol.
Pengendapandapatterjadijikakonsentrasisenyawamelebihikelarutan. Dan
didapatkanhasilpengendapan yang berbeda-bedapadasetiaptabungreaksi,
haliniterjadikarenaperbedaankonsentrasipadamasing-masinglarutan yang
dicampurkan.
Kata kunci :stoikiometri
I.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Stoikiometri
Stokiometri adalah dasar perhitungan
kimia yang menyatakan relasi kuantitatif rumus kimia dan persamaan kimia. Berikut ini materi yang perlu kamu
ketahui untuk memahaminya, mulai dari konsep mol dan massa molar, rumus empiris
dan rumus molekular, dasar stoikiometri larutan dan gas ideal, dan penulisan
dan penyetaraan reaksinya, disertai contoh soal dan pembahasannya
2.
Konsep Mol dan Massa Molar
(})
Dalam sistem SI, satu mol didefinisikan
sebagai jumlah dari materi yang terdiri dari entitas-entitas (atom-atom,
molekul-molekul, atau partikel-partikel lainnya) sejumlah jumlah atom-atom yang
berada dalam 12 gram karbon-12. Nilai jumlah atom tersebut adalah
6,022×1023 yang disebut bilangan Avogadro, NA. Massa
molar, }, didefinisikan sebagai massa dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul,
unit formula) dari materi. Satuan dari massa molar (}) adalah gram/mol.
3.
Rumus Empiris dan Rumus
Molekuler
Rumus empiris merupakan rasio bilangan
bulat paling sederhana dari jumlah mol dari masing-masing unsur dalam suatu
senyawa. Rumus molekuler merupakan jumlah mol sebenarnya dari masing-masing
unsur dalam 1 mol senyawa. Rumus molekuler bisa saja identik dengan rumus
empiris ataupun merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Sebagai
contoh, asam fosfat (H3PO4) memiliki rumus molekuler dan
rumus empiris yang identik. Glukosa memiliki rumus molekuler C6H12O6 yang
merupakankelipatan 6 kali rumus empirisnya, CH2O.
rumus molekuler ≡ (rumus empiris)n
}rumus molekuler = n× }rumus empiris, n
= 1, 2, 3, …
4.
Dasar Stoikiometri Larutan
Istilah “konsentrasi” larutan menyatakan jumlah zat terlarut yang dilarutkan dalam
sejumlah tertentu pelarut atau sejumlah tertentu larutan. Konsentrasi larutan
dapat dinyatakan dalam molaritas. Molaritas (M) didefinisikan sebagai jumlah
mol zat terlarut per liter larutan.
5.
Dasar Stoikiometri Gas Ideal
Volum molar, Vm,
didefinisikan sebagai volum dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul, unit
formula) dari materi. Satuan dari volum molar (Vm) adalah L/mol.
Hukum
Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan temperatur tertentu dan tetap, volum
gas secara langsung berbanding lurus terhadap jumlah gas.
Pada keadaan STP (P = 1 atm, T =
273 K), Vm gas ideal = 22,414 L/mol
Pada keadaan RTP/ATP (P = 1 atm,
T = 298 K), Vm gas ideal = 24 L/mol
Pada keadaan tertentu, berlaku
hukum gas ideal:
di mana R adalah tetapan gas, R =
0,08206 L∙atm/mol∙K = 8,314 J/mol∙K
6.
Menulis
dan Menyetarakan Persamaan Reaksi Kimia
Persamaan
reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus molekuler yang
memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu
perubahan kimia ataupun fisika. Semua zat yang bereaksi, disebut
pereaksi/reaktan, ditempatkan di sebelah kiri tanda panah, yang arah panahnya
ke kanan menunjuk pada produk, yakni semua zat yang dihasilkan dari reaksi.
Dalam
persamaan reaksi, dikenal koefisien reaksi, yaitu bilangan yang berada di
sebelah kiri rumus molekuler untuk mengalikan semua atom dalam rumus molekuler
tersebut. Perbandingan koefisien-koefisien reaksi dapat diinterpretasi sebagai
perbandingan mol zat-zat dalam reaksi. Pada setiap reaktan dan produk,
dituliskan wujud zatnya (s (padat), l (cair), g (gas), atau aq (larutan dengan
pelarut air)) dalam tanda kurung di sebelah kanan rumus molekuler masing-masing.
Contoh persamaan reaksi kimia
setara:
Contoh langkah-langkah
menyetarakan persamaan reaksi:
1.
2.
3.
4.
Dalam
reaksi kimia, jumlah reaktan-reaktan yang bereaksi kadang tidak sesuai dengan
jumlah stoikiometrik reaksi (tidak sesuai dengan perbandingan koefisien pada
persamaan reaksi setara). Oleh karena itu, akan ada reaktan yang habis bereaksi
terlebih dahulu dibanding reaktan lainnya. Reaktan yang masih tersisa setelah
bereaksi disebut sebagai pereaksi berlebih. Reaktan yang habis duluan itu
disebut sebagai pereaksi pembatas. Setelah pereaksi pembatas habis, tidak ada
lagi produk reaksi yang terbentuk. Jadi, jumlah pereaksi pembatas menentukan
jumlah produk yang dihasilkan.Contoh Soal Stoikiometri :
Logam alkali (golongan 1) bereaksi dengan halogen
(golongan 17) membentuk senyawa ionik logam halida. Berapa gram kalium klorida
yang terbentuk dari reaksi 5,25 L gas klorin pada tekanan 0,950 atm dan
temperatur 293 K dengan 17,0 g kalium?
Jawab:
Daftar Pustaka
Maghfiroh,
Lailatul; Santosa; Suryadharma, Ida B.
2016. IDENTIFIKASI TINGKAT Pemahaman Konsep Stoikiometri Pada Pereaksi Pembatas
Dalam Jenis-Jenis Reaksi Kimia Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 4 Malang - Jurnal
Pembelajaran Kimia (J-PEK) ISSN: 2528-6536. Vol. 01, No. 2, Desember 2016.
Dalam file:///C:/Users/ai/Downloads/766-1676-1-SM.pdf(Diunduh
14 September 2019)
Unknow,
2003. Stoikiometri
– Erlangga. Dalam http://staffnew.uny.ac.id/upload/197905222008122003/pendidikan/Kimia+Dasar_Stoikiometri.pdf(Diunduh
14 September 2019)
Purba,
Michael. 2006. Kimia 1A untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Brown,
Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.