.

Minggu, 15 September 2019

Penerapan nanoteknologi di dalam industri pangan



PENERAPAN NANOTEKNOLOGI DI DALAM INDUSTRI PANGAN




 Oleh : Wida Ayu Amidah, @N17-WIDA



ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji prospek penerapan nanoteknologi, khususnya di bidang pengolahan pangan. Kajian ini dilakukan melalui studi pustaka yang relevan dengan penelitian, pengembangan, dan penerapan nanoteknologi, khususnya pada bidang pengolahan pangan di Indonesia. Hasil pengkajian menunjukkan nanoteknologi mempunyai prospek yang cerah untuk diterapkan di Indonesia, namun penelitian, pengembangan, dan penerapannya di Indonesia berkembang lambat dan lebih terfokus pada bidang selain pengolahan pangan, seperti elektronik, energi, kedokteran, dan farmasi. Hambatan yang menjadi perkembangan nanoteknologi di Indonesia antara lain, yaitu fasilitas (seperti sarana dan prasarana) nanoteknologi yang kurang memadai dan tersebar di sejumlah institusi, kurangnya sinergisme antar lembaga riset nanoteknologi, sumber daya manusia (SDM) yang kurang mendukung, dan anggaran yang kurang memadai. Sejumlah studi mengungkapkan penerapan nanoteknologi pada bidang  pengolahan pangan di Indonesia, seperti antioksidan, dan pengawet makanan. Peranan pengemasan pangan terus berkembang pesat serta menyumbangkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat yang modern. Makanan merupakan komoditas yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari .Oleh karena itu proses pengolahan yang baik sangat penting sebagai upaya peningkatan kualitas dari bahan makanan tersebut. Industri pengolahan bahan makanan berkompetisi untuk dapat mencapai kualitas yang sesuai, dengan cara penerapan berbagai teknologi baru. Salah satu teknologi yang masih terus dikembangkan sampai dengan saat ini adalah nanoteknologi. Teknologi ini menitikberatkan pada rekayasa bahan pada tingkat ukuran nano. Khusus pada industri makanan dapat diterapkan pada proses , peningkatan cita rasa , pengawetan , keamanan dan pengemasan .

Kata kunci: pengolahan pangan, nanoteknologi, makanan

PENDAHULUAN
Penelitian dan penerapan di bidang nanoteknologi telah berkembang pesat. Teknologi terbaru tersebut sudah merambah ke berbagai sektor kehidupan, seperti tekstil, pangan, komestik, kesehatan, kemasan pangan, dan berbagai produk konsumen lainnya. Menurut Hoerudin dan Irawan (tahun 2015),  perkembangan nanoteknologi yang pesat merupakan tantangan dan peluang bagi suatu negara untuk ikut berperan dalam pasar dunia atau hanya akan menjadi tujuan pasar. Saat ini di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, penelitian dan pengembangan penerapan nanoteknologi di bidang  pengolahan pangan semakin berkembang pesat. Selain pengembangan penelitian di tingkat nasional, jaringan penelitian teknologi nano antarnegara dan kawasan juga berkembang pesat. Tidak hanya di negara-negara maju, di beberapa negara berkembang seperti Korea, Cina, Thailand, Malaysia, dan Vietnam, nanoteknologi sudah berkembang dengan pesat. Makanan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kebutuhan manusia. Dengan berbagai upaya telah dicoba dan dilakukan agar kebutuhan akan pangan dapat terpenuhi dengan baik. Pada awalnya jumlah atau kuantitas menjadi tujuan utama, dari berbagai usaha untuk memaksimalkan hasil yang dilakukan, misalnya dengan intensifikasi dan ekstansifikasi pertanian. Upaya dengan orientasi jumlah ini masih dilakukan oleh negara yang berkembang, dimana kekurangan bahan pangan masih sering terjadi akibat kondisi lingkugan. Sedangkan di negara maju, sudah mampu menerapkan cara memaksimalkan hasil untuk mencapai tujuan kuantitatif di dalam produksi. Sehingga jumlah produk bahan pangan sudah dapat memenuhi permintaan sendiri dan bahkan berlebih. Karena hal tersebut mereka lebih menekankan upaya peningkatan kualitas produk bahan pangan yang dihasilkan.

PEMBAHASAN
Penerapan nanoteknologi pada industri pengolahan pangan dan suplemen dari gizi umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu ingredien pangan berstruktur nano dengan sifat pengantar zat gizi yang merupakan pembawa suplemen berukuran sangat kecil dan bermanfaat untuk memperbaiki tekstur, rasa, dan mempercepat penyerapan zat gizi; ingredien pangan dan aditif pangan nano yang dienkapsulasi dengan manfaat untuk sulih rasa Penambahan bahan komposit nano atau partikel nano (misal, titanium oksida, perak oksida, silikon oksida, dan tanah liat ke dalam bahan pengemas pangan dapat menjamin perlindungan pangan yang lebih baik dengan cara memperbaiki sifat penetrasi gas dari kertas perak, dan peningkatan sifat-sifat penghambatan. Sebagai contoh penerapan nanoteknologi,yaitu beberapa perusahaan industri pangan besar telah secara aktif mengeksplorasi potensi nanoteknologi untuk digunakan dalam pengembangan produk pangan baru dan pengemasan pangan. Penerapan nanoteknologi dalam industri pangan telah dicoba untuk memperbaiki rasa, warna,  tekstur, dan konsistensi bahan pangan, meningkatkan daya serap, dan memperbaiki sifat-sifat mekanis.
Penerapan nanoteknologi di dalam proses pengolahan pangan yang cukup menarik adalah penambahan kapsul nano pada bahan pangan yang dapat pecah dan larut dengan bantuan alat microwave pada frekunsi yang berbeda-beda. Contoh lainnya, penerapan nanotekologi dalam pengolahan dan pemurnian air yang di fokuskan pada proses membran, dan disenfeksi.  Secara umum penerapan teknologi dalam industri pangan makanan dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu proses (processing), pengawetan (preservation), peningkatan cita rasa dan warna, keamanan, dan pengemasan (packaging).
1.      Proses (processing)
Nanoteknologi memberikan alternatif dalam pemprosesan makanan sehingga akan di hasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik. Penerapan teknologi di dalam pemprosesan makanan meliputi dua hal, yaitu sintesis bahan, dan proses pemecahan (fraksinasi).
2.      Peningkatan cita rasa
Cita rasa merupakan salah satu indikator kualitas dari suatu produk makanan. Dalam hal ini konsumen dapat memegang peranan penting. Nanoteknologi memberikan pengembangan makanan interaktif yang memberikan kebebasan konsumen untu memilih rasa dan warna dari makanan yang dimakan.
3.      Pengawetan
Makanan merupakan komoditas yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk dapat mempertahankan kualitas agar sama pada saat di produksi, maka produk makanan harus mengalami proses pengawetan, baik secara fiisik maupun kimia. Nanoteknologi yang digunakan dalam proses tersebut, diantaranya yaitu pemberian nanopartikel silver dalam plastik pada saat produksi kaleng untuk menyimpan makanan, penggunanan nanopartikel silikat dalam plastik film yang digunkan untuk pengemasan makanan.
4.      Keamanan
Keamanan merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan oleh konsumen, sebelum mereka membeli suatu produk makanan. Produsen harus mampu memmberikan keyakinan kepada konsumen mengenai keamanan makanan yang diproduksinya. Penerapan nanosensor pada plastik yang digunakan untuk pengemasan, memungkinkan untuk mendeteksi gas yang keluar dari makanan yang sudah rusak.
5.      Pengemasan
Pengembangan teknologi pengemasan ditujukan untuk memperpanjang umur dan mempermudah distribusi produk kepada konsumen. Sistem pengemasan untuk masa yang akan datang diharapkan mampu menutup lubang-lubang kecil pada kemasan dan memiliki respon baik terhadap lingkungan (contoh, perubahan suhu dan kelembaban).

KESIMPULAN
Nanoteknologi merupakan salah satu teknologi yang penerapannya relatif baru dibandingkan pada industri-industri lainnya, akan tetapi diprediksi penerapannya akan berkembang cepat pada beberapa tahun mendatang. Nanoteknologi telah diyakini akan dapat menyelesaikan seluruh permasalahan teknologi di masa mendatang. Produksi pangan hasil teknologi dan ilmu nano hingga sekarang  masih menyisakan isu keamanan dan resiko yang masih diteliti secara lebih mendalam. Nanoteknologi dalam industri pengolahan bahan pangan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu produk makanan yang dihasilkan. Penggunaan nanoteknologi di dalm industri makanan masih harus dikembangkan sampai saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
I Riwayati - JURNAL ILMIAH MOMENTUM, 2007 - publikasiilmiah.unwahas.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.