.

Minggu, 16 Desember 2018

kimia hijau (Green Chemistry)


dibuat oleh ; Muhamad Fadilah (J20-Fadilah)

Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.

12 prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry” yaitu:
·         Mencegah timbul limbah
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi limbah
·         Desain produk bahan kimia aman
Mampu mendesain bahan kimia yang aman dengan target utama mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
·         Desain proses sintesis aman
Metode sintesis didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan kimia tersebut.
·         Bahan baku terbarukan
Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis
·         Katalis
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
·         Mengurangi proses derivitasi
Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
·         Efisiensi atom
Metode sintesis harus didesain untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk menjadi produk akhir
·         Pelarut dan zat tambahan aman
Penggunaan zat zat tambahan (pelarut, agen pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya bila digunakan
·         Efisiensi Energi
Energi untuk proses kimia harus aman dan dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan
·         Desain untuk mudah degradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga  bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya).
·         Analisis langsung untuk mengurangi pencemaran
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
·         Meminimalisasi potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.

Green chemistry sendiri didefinisikan sebagai suatu upaya untuk merancang proses kimia dan produk yang dihasilkan dengan tujuan mengeliminasi timbulnya substansi yang lebih berbahaya. Beberapa contoh pemanfaatan yang saat ini sedang dikembangkan adalah penggunaan protein dari bakteri yang termodifikasi secara genetik ke daun tanaman sebagai pengganti pestisida dan herbisida dalam memproteksi tanaman, pakaian yang saat ini digunakan dapat dibuat dari bahan spandek jenis terbaru, dimana 70 persen terbuat dari glukosa yang berasal dari jagung
Saat ini ada lebih dari 80 ribu senyawa kimia produk yang beredar di pasar-pasar tertentu, banyak diantaranya yang diketahui atau diduga memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Data ini diperoleh dari EPA (Environmental Protection Agency) yang merupakan institusi yang bertanggungjawab untuk meregulasi senyawa kimia komersil. Dari data tersebut, 20 ribu diantaranya bersifat toksik dan ditarik dari pasar.
Pabrik produksi seharusnya memberitahukan kepada (pemegang kebijakan dan pengawasan) ketika mengenalkan beberapa senyawa kimia baru yang siap untuk dipasarkan. Dan peran institusi tersebut adalah membuktikan bahwa senyawa kimia tersebut memiliki resiko buruk terhadap kesehatan publik. Selain itu, Pabrik produksi seharusnya memberikan suplai pada institusi tersebut yang berkaitan tentang volum produksi dan nilai toksisitas selama kurang lebih 90 hari sebelum diproduksi secara komersil. Dengan mengimplementasikan hal ini, maka beberapa senyawa-senyawa neurotoksin, karsinogen dan sekalipun yang belum diketahui dampak kesehatannya dapat diminimalisir.





Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.