Oleh : Kevin Reinier (@G19-kevin, @ProyekC08)
Abstrak
Definisi industri hijau, industri yang berkelanjutan atau definisi yang lebih luas
seperti Green Development atau Green Economy seringkali diangkat dari sudut
pandang yang beragam sehingga terminologi tersebut saat ini dapat memiliki
dimensi yang luas. Konsep industri hijau tidak hanya terkait dengan pembangunan
industri yang ramah lingkungan tetapi juga berhubungan dengan penerapan
sistem industri yang terintegrasi, holistik dan efisien. Pemikiran tentang konsep
industri hijau juga memunculkan berbagai kajian, termasuk dalam manufaktur
sehingga dikenal istilah sistem manufaktur yang berkelanjutan atau sustainable
manufacturing. NACFAM-USA mendefinisikan sustainable manufacturing sebagai
“penciptaan produk manufaktur yang bebas polusi, menghemat energi dan
sumberdaya alam, serta ekonomis dan aman bagi karyawan, masyarakat dan
pelanggan
Kata kunci: Industri Hijau, Kimia Hijau, implementasi Industri Hijau
ISI
Di dalam Konsep Hijau secara luas, infrastruktur, desain dan sistem dibuat sedekat
mungkin dengan karakteristik ekosistem, dimana energi dimanfaatkan secara efisien
dan materi, alat atau bahan baku dimanfaatkan dari satu
entitas ke entitas yang lain dalam sistem siklus yang terbarukan (renewable inputs)
serta ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat. Berikut adalah prinsip-prinsip
yang dikembangkan dalam penerapan Konsep Hijau secara luas:
1. Efisiensi energi dan energi terbarukan
Di dalam ekosistem dan metabolisme organisme, energi dimanfaatkan secara
fisik. Energi yang terlepas dalam bentuk kalor dimanfaatkan sebagai sumber
energi panas bagi subsistem lain di dalam sistem, atau diserap oleh sistem lain.
Panas yang diserap oleh sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Konsep Hijau dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan
yang tersedia di alam. Selanjutnya pemanfaatan energi terbarukan yang semakin
banyak akan mendorong pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Sumber
energi terbarukan yang ada di alam yang paling utama dan berlimpah adalah
energi yang disediakan oleh sinar matahari. Sumber energi terbarukan lainnya
meliputi angin, energi potensial air, panas bumi dan biomassa.
2. Efisiensi pemanfaatan sumber daya
Di dalam konsep hijau, sumber daya yang pada umumnya tersedia dalam jumlah
terbatas harus dimanfaatkan secara efisien. Teknologi Hijau adalah teknologi
yang dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya sehingga
mengurangi limbah yang dihasilkan atau yang dikenal sebagai zero-waste.
Konsep zero-waste production tidak hanya berhubungan dengan efisiensi
pemanfaatan sumber daya, tetapi juga dengan penerapan siklus materi di
dalam
sistem. Limbah yang dihasilkan oleh satu subsistem harus dapat dijadikan
sebagai sumber daya bagi subsistem lainnya. Konsep seperti Recycle dan
Reuse adalah penerapan dari siklus materi dan efisiensi pemanfaatan
sumber daya dalam Konsep Hijau.
3. Keterkaitan sistem alam – manusia
Green development tidak dapat dilepaskan dari pembangunan masyarakat.
Konsep Sistem Ekologi Sosial (SES) memperhatikan masyarakat sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem alam (ekosistem). Alam
memberikan sumberdaya bagi manusia, tetapi manusia juga memberikan
masukan bagi siklus materi di dalam ekosistem. Pembangunan
berwawasan lingkungan yang tidak mengindahkan masyarakat memiliki
tendensi untuk gagal dan berpotensi menimbulkan masalah atau bahkan
dapat berpotensi menimbulkan bencana. Masyarakat dapat merusak
lingkungan melalui pemanfaatan eksploitatif, tetapi juga dapat berperan
dalam memelihara lingkungan melalui sistem pengelolaan yang
berkelanjutan. Konsep Hijau harus turut serta dalam mengedepankan
pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai bagian dari pembangunan
yang ramah lingkungan.
4. Green Industrial Park
Daerah Kalundborg di Denmark merupakan salah satu daerah yang telah
menerapkan konsep Eco-Industrial Park yang terintegrasi dengan
pemukiman dan perkotaan. Di Kalundborg, berbagai industri seperti
farmasi, penyulingan minyak, pengolahan limbah pertanian, dan
permunian air saling terintegrasi dengan memanfaatkan energi dari Power
Station yang memanfaatkan bahan baku batubara disamping penggunaan
energi terbarukan lain. Di kota ini, masyarakat dapat berenang di danau
yang mengandung air luaran dari pabrik (yang tentunya telah diolah lebih
dahulu) dan minum dari air kran hasil pengolahan air dalam sistem ekoindustrinya. Innovista Industrial Park di kota Hinnon, Kanada juga
membangun pemukiman dan komplek industri berwawasan Hijau dengan
membangun bangunan hijau, mempertahankan jalur hijau dan taman kota di
sebagian besar kawasan, hingga mendesain tata letak pabrik agar asap
pabriknya dapat diserap oleh hutan kota di sekitarnya.
Definisi
Sebagaimana diuraikan di muka, cara pandang tentang permasalahan
perlestarian lingkungan hidup oleh industri sangat beragam, akibatnya definisi
industri hijau juga menjadi bervariasi. Untuk memperbaharui konsep-konsep
tentang industri, Kementerian Perindustrian mengajukan Rancangan UndangUndang (RUU) tentang Perindustrian dimana didalamnya didefinisikan “Industri
Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan
sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.”
Sebagai tindak lanjut operasional, Kementerian Perindustrian menyusun konsep
industri hijau dalam Permenperind No. 05/M-IND/PER/1/2011 dimana industri
hijau didefinisikan sebagai industri berwawasan lingkungan yang
menyelaraskan pertumbuhan dengan kelestarian lingkungan hidup,
mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya alam serta
http://kemenperin.go.id/artikel/12667/Menperin-Terbitkan-Pedoman-Standar-Industri-Hijau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.