Oleh : CHANDRA EKA PRASETYA (@G04-CHANDRA)
Abstrak :
Akibat aktifitas perubahan manusia
udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa
perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi,
dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Pencemaran
udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi dan atau
komponen lain ke udara dan atau berubahanya tatanan udara oleh kegiatan manusia
atau proses alam sehingga kualitas udara turun hingga ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Pencemaran udara terjadi
karena adanya satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi pada
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan bagi kesehatan setiap makhluk hidup
termasuk manusia. Tak hanya itu pencemaran juga sangat mengganggu estetika dan
kenyamanan lingkungan. Polutan yang mencemari udara ini paling banyak berupa
asap - asap yang di dalamnya mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal
merugikan lainnya. Asap- asap yang menyebabkan pencemaran udara ini adalah
karena semakin modern dan semakin banyaknya
aktivitas- aktivitas industri manusia. Selain aktivitas industri dari pabrik-
pabrik, aktivitas merokok di kalan manusia juga menyumbang dampak yang cukup
siginifikan terhadap tingkat polusi udara dan juga asap- asap kendaraan
bermotor pun demikian.
Kata kunci : Pencemaran, Pencemaran Udara
Isi :
Menurut Hidayat dan Kholil (2017) dalam
Woodford (2014) menyatakan bahwa pencemaran udara adalah polusi udara gas (atau
cairan dan padatan yang tersebar di udara) yang dilepaskan dalam jumlah cukup
banyak sehingga membahayakan kesehatan manusia dan hewan, menghentikan atau menghambat
pertumbuhan tanaman, serta merusak atau mengganggu beberapa aspek lain dari
lingkungan ( termasuk menimbulkan kerusakan bangunan, menimbulkan bau yang
tidak menyenangkan, dan sebagainya).
Udara bersih
yang dihirup hewan dan manusia merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,
tidak berwarna maupun berasa. Meskipun demikian, udara yang benar-benar bersih
sulit didapatkan terutama di kota besar yang banyak terdapat industri dan lalu
lintas yang padat. Udara yang mengandung zat pencemar dalam hal ini disebut
udara tercemar. Udara yang tercemar tersebut dapat merusak lingkungan dan
kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam
terhadap kehidupan yang pada gilirannya akan mengurangi kualitas hidup manusia
secara keseluruhan. (Siregar, 2005)
Menurut
Siregar (2005) dalam (Fardiaz,1992), sumber pencemaran udara yang utama adalah
berasal dari transportasi terutama kendaraan bermotor yang menggunakan bahan
bakar yang mengandung zat pencemar, 60% dari pencemar yang dihasilkan terdiri
dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber
pencemar lainnya adalah pembakaran, proses industri, pembuangan limbah dan
lain-lain.
Sedangkan
Siregar (2005) dalam (Kozlowski, 1991) pencemaran udara dan respon tanaman Pada
kebanyakan pencemaran udara, secara sendiri-sendiri atau kombinasi menyebabkan
kerusakan dan perubahan fisiologi tanaman yang kemudian diekspresikan dalam gangguan
pertumbuhan. Pencemaran menyebabkan perubahan pada tingkatan biokimia sel
kemudian diikuti oleh peubahan fisiologi pada tingkat individu hingga tingkat
komunitas tanaman. Dijelaskan pula bahwa pencemaran udara terhadap tanaman
dapat mempengaruhi:
1.Pertumbuhan,
Sangat banyak literatur yang menunjukkan bahwa berbagai pencemar udara dan
air secara sendiri-sendiri
dan dalam bentuk kombinasi mengurangi pertumbuhan kambium, akar dan bagian
reproduktif.
2.Pertumbuhan
akar, Baik pencemar gas maupun partikel mengurangi bibit, jumlah pengurangan
bervariasi tergantung kepada konsentrasi dan waktu pemaparan. Beberapa studi
menunjukkan bahwa pertumbuhan inggi dari pohon tua dapat berkurang. Sebagai
contoh, terjadinya penurunan pertumbuhan tinggi pada beberapa tumbuhan yang
disebabkan oleh pencemar SO2, NO2 dan partikel.
3.Pertumbuhan
daun, Luasan daun dari suatu pohon dan tegakkan pohon yang terekspose ke
pencemar udara dapat berkurang karena pembentukan dan kecepatan absisi daun.
Sebagai contoh SO2 mengurangi berat dan luas daun.
Akibat-akibat
yang timbul pada tubuh manusia karena bahan pencemar udara dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti jenis bahan pencemar, toksisi-tasnya, dan ukuran
partikelnya. Bahan oksidan seperti ozon dan PAN(Peroxyacetylnitrate) dapat
mengiritasi mukosa saluran pernafasan, yang berakibat pada peningkatan insiden
penyakit saluran pernafasan kronik yang non spesifik (CNSRD ="Chronic non
Spesific respiratory diseases"),seperti asma dan bronkitis. Beberapa bahan
organik berupa partikel debu dapat menyebabkan pneumokoniosis, bahan biologis seperti
virus, bakteri dan jamur dapat menimbulkan infeksi dan reaksi alergi.
(Budiyono, 2001)
Jamhari (2009) dalam penelitinnya,
Untuk memantau pencemaran udara diperlukan alat, baik berupa alat elektronik
ataupun berupa organisme. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan
sebagai alat pemantau pecemaran udara adalah lichen. Lichen secara integral
mencerminkan lingkungan yang mempengaruhi makhluk hidup dan dapat
dipahami serta digunakan oleh semua orang dengan melalui latihan sederhana.
Respon lichen terhadap perubahan lingkungan akibat adanya pencemaran udara
dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran udara dimana lichen tumbuh.
Lichen mampu memberikan respon secara cepat dan lambat. Respon cepat
ditunjukkan secara fisiologis. Sementara itu respon lambat ditunjukkan secara
ekologis.
Daftar pustaka :
- Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta :
Pantona Media.
- Siregar .2005 . Pencemaran
Udara, Respon Tanaman Dan Pengaruhnya Pada Manusia.
2005 . Dalam : https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32746058/hutan-edi_batara13.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1518090314&Signature=rWpBbFobDYfiDfyRD3GxkFdU06U%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DHutan-edi_batara13.pdf (Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)
- Jamhari
. 2009 . Lichen sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di Kota Malang dan Upaya
Pengembangan Produk Pembelajarannya . 2009 . Dalam : http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/4221 (Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)
- Budiyono . 2001 .
Berita Dirgantara Vol. 2, No. 1 Maret 2001. Dalam : www.jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/.../605
(Diunduh pada tanggal 10 Februari 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.